Pengusaha Terpandang Gelar Pesta Mewah di Desa Malah Tak Ada yang Datang, Meja Kosong & Tamu Dongkol
Kisah pengusaha gelar pesta tak ada yang datang menjadi pelajaran bagi netizen di media sosial.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kisah pengusaha gelar pesta tak ada yang datang menjadi buah bibir netizen di media sosial.
Kini terkuak fakta mengejutkan di balik kejadian pengusaha gelar pesta tapi tak ada yang datang.
Lalu apa yang terjadi sebenarnya?
Sosok pengusaha gelar pesta tak ada yang datang tersebut adalah Tuan Liu yang tinggal di China.
Tuan Liu dilahirkan dalam kondisi sulit di sebuah desa yang jauh dari kota.
Sebagai seorang anak, ia mencoba belajar untuk meningkatkan kehidupannya.
Berkat kerja kerasnya, kehidupannya memasuki lembaran baru setelah kuliah dan kemudian tinggal di kota untuk bekerja.
Dibandingkan dengan banyak orang di desa, Tuan Liu dinilai sukses sehingga membuat bangga orang tuanya.
Berkat kegigihannya, Tuan Liu menjadi pengusaha.
Ia mempunyai aset besar, kaya raya, bahkan membelikan rumah dan mobil untuk anak-anaknya bersekolah di sekolah internasional.
Banyak masyarakat desa yang kagum melihat kegigihan Tuan Liu.
Mereka sampai mengajari anak-anak mereka untuk terus berusaha belajar, berharap perekonomian keluarga mereka akan lebih baik di masa depan.
Kesuksesan Tuan Liu diketahui banyak orang, siapapun yang melihat pengusaha ini pasti terkesan.
Setiap kali namanya disebut, warga desa sontak membanggakannya, seperti dilansir dari eva.vn via Tribun Medan, Kamis (25/4/2024).
Baca juga: Keluhan Pedagang Baju di Pasar Lapak Sepi Pembeli Padahal Jelang Lebaran, Tak Balik Modal: Kacau
Namun karena sibuk dengan pekerjaan, Tuan Liu jarang punya waktu untuk pulang dan lama meninggalkan kampung halaman.
Setiap pulang pun ia hanya mengunjungi orang tua dan saudara laki-lakinya.
Ia jadi jarang ke rumah tetangga, sehingga lama kelamaan perasaan kagum mereka memudar.
Melihat Tuan Liu mengendarai mobil mahal saat kembali ke kampung halamannya, anak-anak bersemangat melihatnya.
Namun penduduk desa yang lain tidak terlalu peduli.
Tuan Liu bahkan tidak ingin anak-anaknya berinteraksi dengan anak-anak di desa karena takut mereka terlalu asyik bermain dan tidak memperhatikan pelajaran.
Melihat sikap dan cara hidup Tuan Liu yang berubah, banyak warga yang tidak lagi bangga atau bahagia saat bertemu dengannya.
Semua orang acuh jadi tak acuh saat melihatnya.
Mereka hanya menyapanya dengan sopan untuk menghargainya, tapi mereka tidak lagi memiliki rasa kagum seperti sebelumnya.
Selama Hari Raya Tet, Tuan Liu mampir ke desanya untuk membakar dupa untuk leluhurnya.
Saat itu ia makan dengan cepat bersama orang tuanya dan kemudian kembali ke kota.
Ketika ada peringatan pernikahan atau kematian, para tetangga mengirimkan undangan, tetapi Tuan Liu mengabaikannya.
Ia berpikir setelah lama tinggal jauh dari rumah, ia sudah tidak punya perasaan lagi, sehingga ia tidak mau pergi.
Penduduk desa sampai dibuat frustasi karena tidak menyangka sikap dan perilaku pria tersebut akan berubah secepat itu.

Baru-baru ini, putra Tuan Li mengadakan pernikahan, dan keluarganya berencana mengadakan acara berskala besar dengan ratusan makanan.
Tuan Liu berharap ini akan menjadi pernikahan terbesar di desanya, dengan semua orang menyantap makanan lezat, bernyanyi dan menari tanpa henti sepanjang malam.
Untuk mendapatkan kesan terbaik, Tuan Liu memesan 100 meja perjamuan dan memindahkannya dari kota.
Seluruh meja, kursi, piring, dan tenda diangkut dengan mobil langsung ke kampung halaman.
Namun, seluruh keluarga Tuan Liu justru merasa malu di hari-H.
Pasalnya menjelang jam pembukaan pesta, tidak ada seorang pun yang datang.
Dilihat dari aula pernikahan, hanya ada sanak saudara dan kerabat yang duduk di sekitar 10 meja, selebihnya kosong.
Putra dan menantu Tuan Liu pun bingung, mengira penduduk desa salah mengira tanggalnya.
Ayah Tuan Liu memahami alasannya dan berkata kepada putranya, "Jangan salahkan penduduk desa, kamu harus memikirkan hasil hari ini."
"Penduduk desa di sini hidup dengan penuh kasih sayang, tetapi kamu tidak membalas perasaan mereka, bagaimana mereka bisa datang ke pesta pernikahan?"
"Jangan berpikir bahwa mempersiapkan pesta pernikahan yang mewah itu segalanya. Ingatlah asal-usulmu dan hubunganmu dengan semua orang."
Agar pesta pernikahan dapat berlangsung sesuai rencana, ayah Tuan Liu akhirnya menjelaskan kepada penduduk desa dan pergi ke setiap rumah untuk mengundang semua orang.
Setelah kejadian tersebut, meja perjamuan berangsur-angsur dipenuhi tamu.
Tuan Liu pun mendapat pelajaran berharga dalam hidup.
Baca juga: 19 Tahun Nikah, Firasat Istri Tak Enak saat Suami Buat Tato, Fakta Pedih Terungkap di Pesta Kantor
Sebelumnya, viral aksi loyal pengusaha kepada karyawannya.
Pengusaha sekaligus influencer bernama Kieda Crepe menuai pujian karena perbuatannya jelang Lebaran 2024.
Wanita asal Malaysia tersebut berusaha menyenangkan karyawannya meski usahanya sedang sepi.
Ia membagikan momen dirinya memberikan bonus liburan dan sembako kepada karyawannya di TikTok.
Dikutip dari ohbulan.com pada Minggu (7/4/2024), pemilik nama Siti Nur Khalieda Yusra Mohd Jais ini memaparkan, awalnya tidak ada bonus yang diberikan kepada karyawan.
Bukan tanpa alasan, rupanya penjualan selama Ramadhan hasilnya tak memuaskan.
Namun Kieda Crepe sudah melihat kerja keras para karyawan.
Alhasil ia pun berubah pikiran, hingga Kieda Crepe nekat rogoh kocek pribadi dan membongkar tabungannya.
Bagaimana pun, ia ingin mengapresiasi usaha dan kerja karyawannya.
Kieda Crepe pun tak keberatan dibilang ikut-ikutan pengusaha lain yang bernama pengusaha Khairul Aming.
Sebelumnya Khairul Aming juga sempat viral karena memberikan bonus kepada karyawannya.
"Orang bilang saya meniru Khairul Aming, tapi memang benar saya meniru.
Saya suka cara dia membawa kebaikan dan kebahagiaan kepada orang lain.
Bulan ini sebenarnya jualan sedang sepi, tidak semua orang akan dapat bonus saat lebaran.
Tapi mereka (karyawan) masih bekerja keras, jadi saya buat kejutan untuk mereka.
Saya memberikan bonus dengan menggunakan 'tabungan' saya sendiri.
Saya ingin mereka merayakannya dalam keadaan 'bahagia', 'menikmati' dan bisa mengeluarkan uang lebih banyak untuk keluarga.
Meskipun saya dan suami sedang tidak hoki, kami tetap menunaikan tanggung jawab kami sebagai pemimpin anak-anak kami," katanya.
Sementara itu, pengusaha berusia 27 tahun ini juga meminta maaf kepada karyawannya karena tidak bisa membelikan mereka baju Lebaran seperti yang dilakukannya tahun lalu.
"Jika tahun lalu saya membeli baju lebaran, tahun ini mohon maaf kami tidak bisa memberikan kenikmatan yang sama seperti tahun lalu.
Tapi kami ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari. Kalau mau ngomongin baju Lebaran, kami pun tidak beli baju raya.
Yang kami pikirkan hanyalah kebahagiaan dan senyuman para karyawan," tukasnya.
Di kolom komentar, banyak yang memuji aksi sang pengusaha.
"Kalau aku bosnya, sudah bilang tidak dapat bonus ya berarti tidak ada.
Tapi kalau ini Kieda, tetap dapat bonus dan bisa belanja kebutuhan sehari-hari," ujar seorang netizen.
"Kieda dan Khairul Aming bisa jadi inspirasi untuk bos-bos swasta yang bonys hari rayanya berlimpah daripada kita yang cuma bawahan," ujar netizen lain.
Drama Murid di Madiun yang Dikeluarkan Sekolah Ternyata Belum Input Dokumen Persyaratan |
![]() |
---|
Aturan Penggunaan Sound System di Karnaval Kediri, Tingkat Kebisingan Maksimal 70 Desibel |
![]() |
---|
PAN Tak Mau Buru-buru Sikapi Wacana Perubahan Sistem Pilkada |
![]() |
---|
Warga Hajar 2 Maling yang Ketahuan Hendak Curi Motor di Jalan Gembong Surabaya |
![]() |
---|
Tinjau Persiapan, Gubernur Jatim Dibuat Kagum dengan Sekolah Rakyat Ponorogo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.