Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Cari Tahu Arti Kata Ordal Bahasa Gaul dan Kaitannya dengan Nepotisme, Orang Berkuasa Melakukannya

Simak arti kata ordal dalam bahasa gaul di internet beserta hubungan kata ordal dengan Nepotisme di artikel ini.

TribunJatim.com
Ilustrasi pengertian kata ordal dan kaitannya dengan Nepotisme. 

TRIBUNJATIM.COM - Tribunners kali ini kita akan mengulas arti kata ordal dalam bahasa gaul dan kaitannya dengan Nepotisme.

Ketahui arti kata Ordal dalam bahasa gaul di internet. Istilah tersebut menjadi salah satu slang dalam bahasa Indonesia yang dipakai dalam berbagai fenomena masyarakat hingga dunia kerja terjadi.

Kata "Ordal" muncul dalam berbagai peristiwa yang terjadi di sebuah korporasi hingga pemerintahan. Ordal merupakan akronim dari "Orang dalam" menjadi istilah yang digunakan untuk merujuk pada individu atau pihak yang memiliki akses di dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu.

Orang dalam dapat memiliki posisi atau peran yang memberikan keuntungan untuk mendapatkan posisi, informasi, atau kebijakan yang tidak diketahui oleh pihak lain di luar kelompok tersebut.

Dalam konteks keamanan dan kerahasiaan, istilah ordal atau "orang dalam" seringkali digunakan untuk merujuk pada seseorang yang dengan sengaja atau tidak.

Baca juga: Ternyata Ini Arti Kata TFT yang Viral di TikTok, Ada 2 Makna, Satunya Berkaitan dengan Game

Hubungan Kata Ordal dengan Nepotisme

Kata Ordal atau orang dalam sering digunakan untuk mengganti kata lain dalam fenomena praktik Nepotisme. Apa itu Nepotisme? Ini merupakan praktik memberikan perlakuan istimewa atau keuntungan kepada anggota keluarga, terutama dalam hal pemberian pekerjaan atau promosi di tempat kerja.

Nepotisme menjadi tindakan melibatkan teman atau keluarga dalam urusan bekerja atau masuk ke dalam sebuah organisasi. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk di tempat kerja yang berbeda.

Melansir dari People Spheres, praktik ini mencakup hubungan pribadi apa pun yang mungkin dimiliki oleh seseorang yang memiliki kekuasaan atau pengaruh perusahaan, termasuk hubungan keluarga seperti hubungan orang tua-anak, persahabatan, dan hubungan yang lebih intim.

Biasanya, nepotisme terjadi ketika seseorang yang memiliki kekuasaan atau pengaruh di suatu organisasi memilih atau mempromosikan anggota keluarganya tanpa mempertimbangkan kualifikasi atau kompetensi yang sebenarnya.

Praktik orang dalam atau Nepotisme dapat menciptakan ketidaksetaraan dan ketidakadilan di tempat kerja, karena keputusan yang diambil lebih didasarkan pada hubungan keluarga daripada pada merit atau kinerja seorang individu. Selain itu, hal ini dapat merugikan moral di antara karyawan yang merasa bahwa kesempatan untuk kemajuan profesional dipengaruhi oleh faktor non-kinerja.

Baca juga: Belum Tentukan Pilihan di Pilgub 2024, PDIP Jatim: Sudah Duduk Bareng Khofifah

Saat seseorang merujuk seorang kandidat untuk bekerja di suatu organisasi, yang tidak sepenuhnya memenuhi syarat untuk peran tersebut, namun seseorang ditawari posisi tersebut karena hubungan pribadi dengan staf, ini merupakan contoh nepotisme.

Nepotisme atau ordal juga bisa terjadi dalam suatu organisasi sebagai promosi dan kenaikan gaji. Terkadang, seseorang yang berkuasa atau berpengaruh di sebuah perusahaan mungkin lebih menyukai individu karena hubungan pribadinya dan memastikan bahwa diberi promosi dan kenaikan gaji khusus.

Meskipun seseorang tersebut memanfaatkan jaringan untuk memajukan karier, hal ini tidak adil bagi karyawan lain dalam organisasi yang tidak mendapatkan manfaat dari hak istimewa ini.

Banyak organisasi dan perusahaan memiliki kebijakan anti-nepotisme untuk mencegah konflik kepentingan dan memastikan proses rekrutmen dan promosi berlangsung secara adil dan objektif.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved