Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Umur 7 Tahun Tak Bisa Jalan, Nadila Anak Pungut Pemulung Tinggali Gubuk Reyot, Ibu Nangis Tiap Hari

Inilah kisah Nadila, anak seorang pemulung atau pencari rongsokan dan pembantu rumah tangga. Nadila kini berusia 7 tahun.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN
Umur 7 Tahun Tak Bisa Jalan, Nadila Anak Pungut Pemulung Tinggali Gubuk Reyot, Ibu Nangis Tiap Hari 

Kayu-kayu penyanggah genting dan dinding banyak yang lapuk. Bahkan ada yang sudah patah.

"Yang paling menakutkan, saat hujan dan angin. Rumah ini seperti mau roboh karena sambil goyang-goyang," ujar Umi.

Baca juga: Mbah Jumadi Tinggal di Gubuk Rapuh, Tak Bisa Kerja Tapi Anak Ingin Jadi Tentara, Makan dari Tetangga

Pada bagian atap yang bolong, saat panas, cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.

Saat hujan, air masuk membasahi ruangan.

"Kalau hujan, airnya saya tadahi pakai ember agar tidak membanjiri kamar," terang Umi.

Sehari-hari, Umi selalu dirundung kesedihan dan tangisan melihat kondisi rumahnya. Kondisi ekonomi yang minus, belum mampu memperbaiki rumahnya.

"Sudah berkali-kali pemerintah desa mengajukan bantuan ke pemerintah kabupaten, tapi mungkin karena belum rejeki saya sehingga belum ada sampai sekarang," ungkapnya.

Selain bertahan di gubuk reyot, Umi dan suaminya masih punya beban merawat anak angkat.

Mereka mengangkat anak dari saudaranya yang punya anak kembar.

Namun setelah anak angkatnya berusia 3 tahun, mulai ada kelainan fisik.

Setiap hari kalau menangis, sulit untuk dihentikan.

"Anak angkat saya Nadila ini, dulu kalau nangis berjam-jam karena sulit untuk dihentikan," kenang Umi.

Berdasarkan petunjuk tetangganya, Nadila dibawa ke tukang pijat.

Namun tidak mampu menyembuhkan kebiasaan menangisnya.

Bahkan berpindah-pindah tukang pijat, juga tidak sembuh.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved