Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Ikan Red Devil Muncul di Banyak Perairan Tulungagung, Diduga Ulah Penghobi yang Bosan

Ikan red devil yang merupakan spesies asing invasif telah ditemukan di aliran Sungai Brantas Kabupaten Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
istimewa
Ikan red devil tangkapan warga di Sungai Brantas Kecamatan Rejotangan Tulungagung 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Ikan red devil yang merupakan spesies asing invasif telah ditemukan di aliran Sungai Brantas Kabupaten Tulungagung.

Ikan yang biasanya berwarna merah dan kuning terang ini adalah jenis spesies asing invasif (SAI).

Keberadaannya di alam liar akan mengancam ikan-ikan asli perairan Tulungagung.

Salah satu relawan Wild Water Indonesia (WWI), Region Tulungagung, Alimi, mengaku mendapatkan ikan ini di aliran Sungai Brantas Kecamatan Rejotangan.

"Temuan ini bahaya, karena beberapa tahun ke depan Sungai Brantas bisa menjadi tempat perkembangbiakan red devil," keluh Salim, panggilan akrabnya.

Ikan red devil salah satu ikan top predator,  yang tidak ada lagi predator di atasnya

Ikan ini secara fisik lebih kuat dan bisa bertahan di lingkungan yang buruk, seperti lumpur.

Baca juga: Sensasi Ngabuburit Naik Sepeda Air Bebek Sambil Mancing Ikan di Tambak Perbatasan Gresik-Lamongan

Selain itu perkembangbiakannya juga sangat cepat di alam liar.

"Ikan-ikan lokal bisa habis karena red devil. Ini yang kami khawatirkan," ujar Salim.

Selain di Sungai Brantas, Salim juga menemukan red devil di aliran irigasi Lodoyo Tulungagung (Lodagung).

Lodagung adalah saluran irigasi primer, yang mengalirkan air ke desa-desa di Kabupaten Tulungagung.

Jika red devil masuk ke Lodagung, maka penyebarannya bisa mencapai perairan kawasan persawahan dan pedesaan.

"Waktu itu ada pemancing yang dapat besarnya sekitar 2 jari. Langsung saya minta terus dieliminasi (dimatikan)," ungkap Salim.

Baca juga: Lagi Mencangkul, Pria Tulungagung ini Lihat Anak Buaya di Sawahnya, Ending Dibawa ke Rumah

Salim menduga, keberadaan ikan red devil ini dari penghobi yang sudah bosan lalu melepaskannya ke perairan.

Kemungkinan lain, ikan itu terbawa dari Bendungan Sutami Malang, karena sudah ada laporan perkembangan ikan ini di sana.

Karena itu Salim meminta, penghobi ikan predator tidak melepas peliharaannya ke perairan lokal jika sudah bosan.

"Kalau sudah bosan goreng saja atau dieliminasi. Kalau dilepas di perairan, sama saja merusak keanekaragaman hayati perairan Indonesia," pungkasnya.

Baca juga: Momen Biawak Jumbo Pemangsa 9 Ayam Warga Bangkalan Tertangkap di Dalam Musala, Sempat Kejar Kucing

Menyebar Luas

Ternyata ikan red devil juga berkembang di perairan bagian barat Kabupaten Tulungagung.

Ikan ini sudah berkembang biak di Waduk Wonorejo Kecamatan Pagerwojo.

Red devil juga sudah ditemukan di Dam Kleben di Desa Tiudan, Kecamatan Gondang yang ada di aliran Waduk Wonorejo.

Menurut salah satu pemancing, Mugi Widodo, keberadaan ikan ini di Dam Kleben sudah jadi ancaman.
Sebab ikan ini tergolong ganas, memakan apa saja termasuk udang.

Baca juga: Jemaah Haji Tertua di Gresik Berusia 91 Tahun, Beri Tips Kesehatan, Suka Makan Ikan

"Di mana ikan itu ditemukan, pasti hewan seperti udang sudah sulit dijumpai," ujarnya.

Selain itu keberadaannya di Dam Kleben juga wajib diwaspadai, karena bisa menyebar lebih luas.

ikan akan ikut aliran masuk ke Sungai Song, kemudian masuk ke Sungai Ngrowo.

Dari Ngrowo ikan bisa masuk ke Sungai Brantas di utara, atau ke Parit Agung di selatan Tulungagung.

"Sudah banyak perairan yang kemasukan ikan ini. Ikan lokal bisa punah," pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved