Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Entertainment

'Vina: Sebelum 7 Hari' Tuai Kontroversi, Sutradara Bingung Film Mau Diboikot: Lo di Pihak Siapa?

'Vina: Sebelum 7 Hari' tuai kontroversi, sutradara bingung filmnya kini mau diboikot.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/Revi C Rantung - Instagram
Vina: Sebelum 7 Hari tuai kontroversi, sang sutradara Anggy Umbara bingung filmnya mau diboikot 

TRIBUNJATIM.COM - Film 'Vina: Sebelum 7 Hari' kini menuai kontroversi di tengah penayangannya.

Film yang diadaptasi dari kisah nyata ini dinilai mengeksploitasi kasus Vina untuk keuntungan semata.

Sang sutradara Vina: Sebelum 7 Hari pun mengaku bingung saat film besutannya kini ramai mau diboikot.

Adapun Vina merupakan perempuan asal Cirebon, Jawa Barat, yang meninggal dunia akibat kekerasan geng motor.

Vina juga diperkosa oleh sekelompok pria tersebut.

Kala itu kemudian viral di media sosial saat sahabat, Linda, mengalami kerasukan arwah Vina.

Dalam rekaman yang beredar, disebutkan arwah Vina melalui Linda menceritakan kejadian tragis tersebut.

Namun film Vina: Sebelum 7 Hari yang sedang tayang di bioskop tersebut kini menuai kontroversi.

Anggy Umbara selaku sutradara pun menjawab soal kontroversi film Vina: Sebelum 7 Hari.

Menurut Anggy Umbara, dia hanya ingin mengangkat sebuah kisah tragis yang belum selesai kasusnya sejak tahun 2016 silam.

"Ya kita kan kisah nyatanya seperti itu, kita dari true story dan menurut saya film ini penting untuk diangkat lagi," kata Anggy Umbara.

"Kasusnya diusut lagi, karena memang belum selesai," imbuhnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/5/2024).

Anggy Umbara juga mempertanyakan alasan orang-orang yang menganggap film ini kontroversial.

Padahal kisah ini seharusnya bisa disaksikan lebih jelas dan berharap kasusnya bisa selesai.

Baca juga: 4 Fakta Film Vina Sebelum 7 Hari, Kisah Nyata Sejoli di Cirebon Tewas Dianiaya 11 Anggota Geng Motor

"Ada usaha untuk menghentikan film ini buat kita jadi mempertanyakan, lo di pihak siapa? Pihak keluarga apa pembunuh? Jadi bias kan," ucap Anggy Umbara.

Anggy Umbara yakin bahwa apa yang dilakukannya dengan Vina: Sebelum 7 Hari tak melanggar aturan hukum.

Apalagi pihak produksi sudah mengantongi izin dari keluarga Vina untuk mengangkat kisah ini ke layar lebar.

"Tapi apapun itu, saya menghargai opini mereka, sudut pandang mereka, walaupun saya tidak setuju dan mereka tidak setuju terhadap saya, enggak apa-apa."

"Itu kan perbedaan, diversity, saling menghormati," ujar Anggy Umbara.

Dapat izin keluarga Vina, Anggy Umbara mengatakan, sebelum film ini dibuat, pihaknya juga telah meminta izin keluarga Vina dan mendapatkan izin.

Keluarga Vina pun pernah dihadirkan dalam jumpa pers, beberapa waktu lalu.

Pihak keluarga berharap banyak doa untuk Vina dan pelaku utama bisa ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

'Vina Sebelum 7 Hari' ditayangkan perdana di bioskop Indonesia sejak 8 Mei 2024.  Kisah nyata sejoli di Cirebon, tewas karena aksi brutal 11 anggota geng motor.
'Vina Sebelum 7 Hari' ditayangkan perdana di bioskop Indonesia sejak 8 Mei 2024, kisah nyata sejoli di Cirebon tewas karena aksi brutal 11 anggota geng motor (Istimewa)

Lebih lanjut, Anggy Umbara mengungkapkan alasannya mau menyutradarai film Vina: Sebelum 7 Hari.

Anggy Umbara rupanya sudah pernah mendengar kabar tentang kasus Vina di Cirebon sejak tahun 2016.

Sutradara berusia 43 tahun ini merasa geram dengan apa yang menimpa Vina serta bagaimana kasusnya berjalan.

"Karena saya juga punya kedekatan dengan Cirebon, bapak saya lahir di Cirebon, jadi ketika ditawari, saya secara personal juga memang geram banget sama kasus ini," ucap Anggy Umbara.

Anggy Umbara mengaku sudah sering ditawari untuk menyutradarai film yang mengangkat kisah atau kasus viral.

Namun semuanya ditolak, kecuali kasus Vina.

"Sebelum Vina saya banyak ditawarin kasus ini, kasus itu, kasus viral, tapi menurut saya enggak menarik karena kadang agak berlebihan, enggak sesuai."

"Tapi pas ini saya ditawarin, saya itu langsung ada kegelisahan tersendiri yang harus diselesaikan," kata Anggy Umbara.

Lewat film ini, Anggy Umbara dan timnya mengaku menyisipkan misi agar kasus Vina benar-benar diusut kembali.

Keadilan masih belum ditegakkan dan keluarga juga masih belum sepenuhnya merelakan kepergian Vina.

"Ini kan tragedi yang difilmkan untuk bisa mendapatkan pelajarannya, poinnya kan di situ."

"Kenapa harus diboikot segala macam? Itu sama kayak menyebarkan kebencian enggak sih?" kata Anggy Umbara.

Baca juga: Film dari Kisah Nyata ‘Vina: Sebelum 7 Hari’ Angkat Isu Bullying, Produser: Ambil Pelajarannya

Diketahui, Vina: Sebelum 7 Hari merupakan film horor terbaru dari Anggy Umbara yang mengadaptasi kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Vina di Cirebon oleh geng motor.

Film ini dibintangi oleh Nayla Purnama, Lydia Kandou, Gisellma, Yusuf Mahardika, dan masih banyak lagi.

Menariknya, film Vina: Sebelum 7 Hari masuk ke dalam lima besar film Indonesia dengan opening days tertinggi.

Film besutan Anggy Umbara ini duduk di posisi kelima dengan perolehan 335.812 penonton.

Vina: Sebelum 7 Hari menggeser 'KKN di Desa Penari' yang sebelumnya duduk di posisi kelima dengan 315.486 penonton.

Sedangkan Posisi pertama daftar opening days tertinggi masih dipegang oleh 'Dilan 1991'.

Film adaptasi dari novel Pidi Baiq itu meraup 800.255 penonton pada hari pertama penayangannya di bioskop.

Angka tersebut mengantarnya berada di puncak.

Disusul oleh 'Pengabdi Setan 2: Communion' yang mendapatkan 701.891 penonton.

Berikut daftar 10 besar film Indonesia dengan opening days tertinggi sepanjang masa:

1. Dilan 1991 - 800.255

2. Pengabdi Setan 2: Communion - 701.891

3. Milea: Suara dari Dilan - 404.762

4. Badarawuhi di Desa Penari - 344.507

5. Vina: Sebelum 7 Hari - 335.812

6. KKN di Desa Penari - 315.486

7. Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 - 313.623

8. Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 - 270.123

9. Siksa Kubur - 257.871

10. Petualangan Sherina 2 - 256.286

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved