Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Maladewa Larang Warga dan Pemegang Paspor Israel Masuk Negaranya, Tanda Protes Serangan di Palestina

Warga dan pemegang paspor Israel dilarang masuk ke negara Maladewa. Hal ini sebagai tanda proten Pemerintah Maladewa terhadap serangan di Gaza.

Dok. Pixabay/David Mark
Ilustrasi Maladewa. 

TRIBUNJATIM.COM - Warga dan pemegang paspor Israel dilarang masuk ke negara Maladewa.

Kebijakan tersebut diambil oleh Presiden Maladewa Mohamed Muizzu setelah mendengar rekomendasi dari kabinetnya, dilansir dari The Guardian, Senin (3/6/2024).

Dikutip dari Al Jazeera, Minggu (2/6/2024), partai-partai oposisi dan sekutu pemerintah Maladewa telah memberikan tekanan pada Muizzu.

Partai dari dua kubu berseberangan tersebut kompak menyarankan Muizzu melarang warga Israel datang ke Maladewa sebagai tanda protes terhadap perang di Gaza, Palestina.

Dinukil dari CNN, Minggu (2/6/2024), juru bicara kepresidenan menyatakan, Undang-Undang (UU) di negara tersebut bakal diubah untuk menyikapi wacana kebijakan baru itu.

Selain itu, subkomite kabinet bakal dibentuk untuk mengawasi pelaksanaannya.

Meskipun demikian, juru bicara kepresidenan belum memberikan kepastian kapan undang-undang tersebut akan berlaku.

Sebelum ada larangan masuk Maladewa, warga dan pemegang paspor Israel juga dilarang memasuki beberapa negara lain, seperti Aljazair, Bangladesh, Brunei Darussalam, Iran, Irak, Kuwait, Lebanon, Libya, Pakistan, Arab Saudi, Suriah, dan Yaman.

Baca juga: Israel Tegaskan Akan Terus Serang Gaza Meski Hamas Sudah Lepaskan Para Sandera

Tanggapan Israel

Menanggapi larangan tersebut, juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel mengeluarkan anjuran bagi warganya yang berada di Maladewa untuk meninggalkan negara tersebut.

Tak hanya itu, jubir Kemenlu Israel juga merekomendasikan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Maladewa.

Rekomendasi tersebut juga berlaku untuk masyarakat yang memiliki kewarganegaraan ganda di Israel.

“Bagi warga negara Israel yang tinggal di Maladewa, disarankan untuk keluar dari situ. Karena, kalau ada kesulitan karena alasan apa pun, kami sulit untuk membantu,” ungkap juru bicara Kemenlu Israel.

Ilustrasi penginapan di Maladewa atau Maldives.
Ilustrasi penginapan di Maladewa atau Maldives. (Dok. Unsplash/Mike Swigunski)

Kunjungan turis Israel ke Maladewa menurun

Sebagai informasi, Maladewa atau dikenal dengan Maldives terkenal karena memiliki wisata pantai pasir putih dan resor mewah kelas dunia.

Pada 2023, hampir 11.000 warga Israel mengunjungi Maladewa atau setara dengan 0,6 persen dari total kunjungan wisatawan.

Pada 2024, kunjungan warga Israel ke Maladewa turun menjadi 528 dalam kuartal satu 2024.

Jumlah tersebut turun 88 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.

Negara tersebut pernah melakukan penerapan larangan terhadap wisatawan Israel.

Namun, larangan tersebut dicabut pada awal 1990-an.

Maladewa juga pernah berupaya untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel pada 2010.

Namun, upaya normalisasi tersebut dibatalkan setelah tergulingnya Presiden Maladewa Mohamed Nasheed pada Februari 2012.

Baca juga: Irlandia, Norwegia dan Spanyol Akui Negara Palestina, Israel Ngamuk Peringatkan Konsekuensi Parah

Solidaritas Maladewa untuk korban perang di Palestina

Sebagai informasi, Maladewa memiliki penduduk mayoritas muslim dan publik marah atas perang yang terjadi di Gaza sampai Raffah, Palestina.

Saat ini Muizzu juga sedang menyiapkan penggalangan dana untuk membantu warga Palestina.

Presiden Maladewa berencana mengadakan rapat umum nasional dengan slogan Falastheenaa Eku Dhivehin, yang memiliki arti Warga Maladewa Bersolidaritas untuk Palestina.

Keputusan tersebut muncul beberapa hari setelah Muizzu mengutuk serangan Israel di kamp pengungsian Rafah, Palestina.

Serangan Israel ke Rafah menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina dan melukai lebih dari 200 orang.

Artikel telah tayang di Kompas.com

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved