Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilgub Jabar 2024

Eks Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti Dilirik Maju Jadi Calon Gubernur Jawa Barat di Pilkada 2024

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kini masuk dalam bursa Pilgub Jabar 2024. Susi Pudjiastuti disebut merupakan sosok menarik

Editor: Torik Aqua
Instagram
Eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dilirik PDIP untuk maju di Pilgub Jabar 2024 

TRIBUNJATIM.COM - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kini masuk dalam bursa Pilgub Jabar 2024.

Susi Pudjiastuti disebut merupakan sosok yang menarik.

Wanita yang kerap disapa Bu Susi ini dilirik oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk maju di Pilgub Jabar.

Meski begitu, PDIP juga masih melihat kesiapan dari Bu Susi tersebut.

Baca juga: Sosok Susi Pudjiastuti Eks Menteri Perikanan Bantah Masuk Gerindra, Tegas Tak Masuk Tim Pemenangan

Ketua DPD PDI-P Jawa Barat (Jabar), Ono Surono mengatakan, Susi mengaku siap maju sebagai calon Gubernur Jabar bila mendapat dukungan masyarakat.

"Ada pernyataan Bu Susi, beliau bila diminta masyarakat (maju di Pilkada Jabar 2024), beliau akan siap," kata Ono, Rabu (19/6/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

Kini, Ono menyampaikan, pihaknya akan mendalami kemungkinan ini terlebih dahulu sekaligus berkomunikasi dengan partai lain.

"PDI-P akan dalami itu, apakah Bu Susi siap untuk kami usung. Kami bisa dorong partai lain eksplor lebih jauh kesiapan Bu Susi," ujar Ono.

Alasan PDI-P lirik Susi untuk Pilkada Jabar

Ono mengakui bahwa dia belum pernah bertemu secara langsung dengan Susi.

Namun menurutnya, Susi merupakan figur yang menarik.

"Saya jujur belum (berkomunikasi dengan Susi). Baca dari media online soal kesiapan Bu Susi," ucap Ono.

"Insya Allah saya akan berkunjung langsung, bertemu Bu Susi sekalian liburan ke Pangandaran," sambungnya.

Bursa calon Gubernur Jabar dari PDI-P

Selain Susi Pudjiastuti, Ono mengungkapkan, ada sosok lain yang masuk dalam bursa calon Gubernur Jabar dari PDI-P, yakni mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, dan putra Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie.

Dari ketiga nama tersebut, dia menyampaikan, partainya telah berkomunikasi dengan Gerindra membahas kemungkinan mengusung Dedi Mulyadi pada Pilkada mendatang.

"Kami sudah ketemu Gerindra, saya pun sudah ketemu Kang Dedi Mulyadi. Jadi sangat bisa, tapi tentunya saat ini kami melakukan analisis terhadap figur lain di Jabar yang punya potensi untuk kami majukan," tandasnya.

Dukungan KIM untuk Dedi Mulyadi

Sementara itu, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM) mempertimbangkan untuk mengusung Dedi Mulyadi-Bima Arya pada Pilkada Jabar 2024.

"Ya pembicaraan dengan teman-teman koalisi, untuk di Jabar memang lebih mengarah kepada Dedi Mulyadi, dan cawagubnya Pak Bima Arya," ungkap Dasco, Selasa (11/6/2024).

"Kami juga sedang melakukan survei sambil menunggu pendaftaran (Pilkada) bulan Agustus. Tentunya survei ini akan terus dilakukan, dan penguatan di bawah juga akan terus dilakukan," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, dia pun membantah kabar mengenai perbedaan pendapat antara Gerindra dan Golkar terkait sosok yang bakal diusung KIM pada Pilkada Jabar.

"Sebenarnya bukan perbedaan pendapat, tapi ini kan hitung-hitungan mengenai mana yang lebih prioritas, maju di mana, supaya meraih kemenangan," tutur Dasco.

"Jadi hitung-hitungannya itu begitu dan sudah dirembuk sebenarnya dengan teman-teman Koalisi Indonesia Maju," pungkasnya.

Profil Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti lahir tanggal 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat. Ia merupakan putri dari Hajjah Suwuh Lasminah dan Ahmad Karlan.

Susi Pudjiastuti pernah bersekolah di SMA Negeri 1 Yogyakarta, meskipun pada akhirnya putus di tengah jalan.

Putus sekolah tak membuatnya menyerah, ia pun memilih jalan untuk berbisnis dengan modal Rp 750.000 hasil dari menjual perhiasan.

Ia mengawali bisnis sebagai pengepul ikan atau tengkulak ikan. Ia memulai bisnis pada tahun 1983 di Pangandaran.

Berkat kepiawannya berbisnis, Susi Pudjiastuti berhasil mendirikan pabrik di tahun 1996. Pabrik tersebut ia beri nama PT ASI Pudjiastuti Marine Product yang berfokus pada pengolahan ikan.

Pada tahun 2004, Susi Pudjiastuti mendirikan PT. ASI Pudjiastuti Aviation setelah mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 47 miliar. Uang tersebut ia gunakan untuk membangun sebuah landasan dan membeli pesawat Cessna Grand Caravan.

Perusahaan penerbangan tersebut semakin berkembang hingga memiliki puluhan pesawat terbang dengan berbagai jenis.

Pada 2008, Susi Pudjiatuti juga mendirikan sekolah pilot yang bernama Susi Flying School, melalui PT. ASI Pudjiastuti Flying School.

Nama Susi Pudjiastuti kian melambung ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan susunan kabinet menteri untuk periode pemerintahan 2014-2019.

Ia dilantik sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Sharif Cicip Sutarjo, tepatnya pada tanggal 26 Oktober 2014.

Penampilan dan latar belakang Susi menarik perhatian publik untuk memonitor kinerjanya. Seorang wanita memimpin kementerian, bertato, merokok dan bicara ceplas-ceplos.

Perhatian publik atas Susi mencapai puncaknya ketika ia menjadi salah satu garda terdepan menjaga perairan Indonesia dari aktivitas pencurian ikan.

Dalam rentang waktu November 2014 hingga Agustus 2018, 488 kapal pencuri ikan berhasil ditenggelamkan. Kapal asal Vietnam dan Filipina adalah yang paling banyak diledakkan dan akhirnya menjadi rumah bagi biota dasar laut.

Selain itu, kebijakan lain yang mendapat perhatian publik adalah pelarangan penggunaan alat tangkap yang merusak lingkungan serta kebijakan melarang ekspor benih lobster.

Gebrakan lain yang pernah dilakukan Susi saat menjabat menteri adalah menelurkan program yang dikenal dengan istilah ‘Susinisasi’.

Istilah itu disematkan oleh Presiden Jokowi dan wakil presiden saat itu, Jusuf Kalla.

Program ini menitikberatkan pada pembuatan anggaran yang tepat guna, efisien, tidak untuk dihambur-hamburkan, serta mengutamakan penggunaan nomenklatur yang tidak bersayap.

Terlepas dari anggapan Susi tersebut, ia merasa selama menjadi menteri banyak hal yang membuatnya merasa kecewa karena ia tidak sepenuhnya bisa mengontrol sistem.

Berbeda halnya setelah tak menjadi pejabat negara, Susi merasa dirinya bisa punya kuasa penuh atas sistem yang dibangunnya sendiri.

"Waktu jadi menteri, saya banyak kecewa karena sistemnya orang lain, style-nya orang yang punya," ucap Susi.

Kiprah Susi di pemerintahan berhenti ketika periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi.

Susi tidak lagi menjabat Menteri KKP.

Kompas.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved