Nasib 68 Warga Keracunan Usai Menyantap Hidangan Hajatan Tetangga, Ambulans Lalu Lalang
Kepala Desa Cikahuripan, Oman Haryanto mengatakan, jumlah korban yang merasakan gejala keracunan semakin bertambah sejak semalam mencapai 68 orang
TRIBUNJATIM.COM - Puluhan warga mengalami keracunan setelah menyantap hidangan hajatan.
Warga di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat akhirnya dilarikan untuk mendapatkan perawatan, Rabu (19/6/2024) siang.
Keracunan itu diduga bersumber dari hidangan hajatan yang disajikan di kampung tersebut.
Kepala Desa Cikahuripan, Oman Haryanto mengatakan, jumlah korban yang merasakan gejala keracunan semakin bertambah sejak semalam, hingga pagi ini tercatat korban keracunan sebanyak 68 orang.
Baca juga: Nasib Tukang Masak Keracunan Masakan Sendiri di Bogor, Jarang Masak Buat Acara Besar, Baru Pertama
"Total jumlah warga yang mengalami dugaan keracunan itu ada 68 orang. Sampai pagi ini mayoritas sudah pulang," ujar Oman saat dikonfirmasi, Kamis (20/6/2024).
Masyarakat kampung seketika disibukan dengan lalu lalang ambulans untuk mengevakuasi warga yang mengalami gejala keracunan ke puskesmas setemlat maupun rumah sakit.
Oman menjelaskan, kejadian keracunan massal ini bermula dari sejumlah masyarakat yang mengalami gejala keracunan yang bersamaan.
Gejala seragam seperti mual, muntah-muntah, pusing, hingga gangguan pencernaan dialami oleh sebagian warga pada Rabu (19/6/2024) sore.
“Awalnya ada warga yang mual terus, tapi jumlahnya semakin bertambah. Ada yang dibawa ke Puskesmas, klinik sama rumah sakit," paparnya.
Setelah diselidiki, masyarakat yang mengalami gejala seragam itu merupakan warga yang membantu kelangsungan hajatan tetangganya sendiri.
Mereka mengaku menyantap hidangan hajatan pada siang hari sebelum mengeluh gejala keracunan pada sore harinya.
“Hajatannya hari ini, gak terlalu besar juga jadi hanya keluarga besar. Acaranya jam 12.00 WIB, jam 18.00 WIB baru ada keluhan mual," sebut Oman.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa keracunan massal ini, tapi masyarakat mengalami dehidrasi akibat gangguan pencernaan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif.
“Memang beredar kabar ada yang meninggal. Tapi jangan dikaitkan yang meninggal itu karena keracunan. Memang hari ini ada yang meninggal, tapi beliau itu sudah tua dan sakitnya sudah lama. Gak datang ke hajatannya juga," tandasnya.
Sementara itu kasus keracunan lainnya juga pernah terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat.
Kasus keracunan massal di Bogor ini menjadi sorotan.
Seorang pria bernama Ahmad Salim (34) meninggal dunia akibat keracunan makanan yang dibagikan dari acara tasyakuran seorang warga.
Tak hanya itu, si tukang masak juga ikut keracunan masakannya sendiri.
Nasib si tukang masak pun terungkap.
Adapun insiden ini terjadi di Kampung Babakan Baru RT 001 RW 012, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Kematian Ahmad Salim pun masih menyisakan duka bagi keluarga.
Baca juga: Nasib Pelawak Terlilit Utang Rentenir Rp2 M, Keluarga Almarhum Kini Terpaksa Jual Rumah Mewah
Salim meninggal dunia usai dirawat di RS Juliana.
“Meninggalnya kemarin. Setelah ashar lah sekitar pukul 04.00 WIB,” kata sepupu Salim, Komarudin (49) saat dijumpai Tribun Bogor di kediamannya, Selasa (4/6/2024).
Salim mengalami kondisi mual sampai tubuhnya lemas pasca mengonsumsi makanan.
“Waktu mau saya bawa, malam Seninnya kan saya bawa ke 24 jam ya, lemas, mau muntah tapi ga muntah. Itu diinfus terus pulang,” jelasnya.
Malamnya sekitar pukul 23.00 WIB, Salim kembali lagi dibawa ke puskesmas dan langsung dirujuk ke RS Juliana.
“Terus sesudah itu malamnya, sekitar pukul 23.00 WIB, kerasa lagi, lemas lagi. Terus dibawa ke rumah sakit terdekat,” ujarnya.

Komarudin pun berharap, kasus keracunan ini diusut tuntas.
“Saya pengen sampai tuntas urusan ini, jangan sampai cukup cuman kekeluargaan, tapi ini sampai selayaknya lah, diusut tuntas. Ini kan pasti ada sebab penyebabnya, makanannya, bahan bahannya. Saya pengen tuntas lah urusan ini, jangan setengah-setengah, ngegantung maksudnya,” jelasnya.
Di sisi lain, Salim sendiri ternyata masih bujangan.
Ia di keluarganya merupakan anak bungsu yang memiliki satu orang kakak.
Dia juga dikenal sebagai sosok tulang punggung keluarga.
“Dia kerja di tempat cucian motor. Iya jadi apa-apa kebutuhan keluarga teh selalu ke dia (Salim). Bisa disebut tulang punggung keluarga lah,” ujar Komarudin.
Baca juga: Tragedi Bocah SD Tewas Keracunan usai Makan Kue Ultah Pesan Online, Nama Toko Janggal, Korban Mual
Sebelum kejadian pun Komarudin merasakan hal yang tidak biasa dari Salim.
Salim mendadak ceria.
“Dia orangnya ga ceria. Tapi dia ngedadan ceria dan posting status juga. Bibinya juga suruh posting dan dikirim ke teman-temannya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua RT 001 Arif mengatakan, keluarga Salim awalnya tidak menerima kejadian ini.
“Awalnya memang ga nerima. Ya siapa sih yang nerima kejadian kaya gini. Sampai meninggal dunia malah,” kata Arif dijumpai Tribun Bogor.
Arif pun menasihati keluarga Salim agar mengikhlaskan kejadian ini.
“Saya nasihatin kan supaya ikhlas nerima. Sekarang memang lagi diusut kan. Sampel makanan sudah dibawa,” tandasnya.
Baca juga: Detik-detik Satu Keluarga dari Lahat Keracunan AC Mobil, Cium Bau Seperti Petasan, 1 Meninggal Dunia
Pemkot Tetapkan KLB
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tetapkan status keracunan massal di Kampung Babakan Baru RT 001 RW 012, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, kejadian luar biasa (KLB).
“Statusnya KLB, penanganan harus intensif. Jadi ambulan tidak boleh susah kemudian petugas harus sedia, obat-obatan harus ada,” kata Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah di UPTD Puskesmas Cipaku, Selasa (4/6/2024).
Syarifah melajutkan, Dinas Kesehatan Kota Bogor berkoordinasi dengan petugas puskesmas di Kota Bogor.
“Jadi tadi Kadinkes mengecek, berkoordinasi, bed-nya kurang atau tidak. Kalau kurang, tambahkan dari puskesmas lain, petugasnya kurang di tambahkan juga dari puskesmas yang lain, ambulansnya dan sebagainya. Jadi kalau KLB sudah tidak skala puskesmas tetapi skala kota,” jelasnya.
Puskesmas yang menjadi tempat penanganan sementara korban keracunan massal ini di UPTD Puskesmas Cipaku.
“Yang paling dekat dengan warga di puskesmas di sini (Cipaku) untuk rujukan. Semua yang datang nanti dilihat tadi kalau misalkan urgent harus perawatan makannya dari sini terus di rujuk ke RS,” ujarnya.
Pemkot Bogor tak ingin kecolongan lagi dengan langsung melakukan perawatan intensif korban keracunan massal ini.
“Tetapi dari yang tadi periksa pun mereka sudah ada yang kesini tetapi masih terasa dan diobati lagi. Yang kita rujuk ke rumah sakit itu yang dalam kondisi dehidrasi berat kemudian juga EKG. Kita tidak ingin kecolongan seperti yang kemarin meninggal, mungkin dia juga ada penyakit,” tandasnya.
Baca juga: Cerita Keluarga Keracunan saat Menyantap Nasi Berkat usai Hadiri Hajatan Selapan Bayi di Magetan
Sosok Tukang Masak
Sosok tukang masak makanan haul yang diduga membuat 93 orang warga di Babakan Baru RT 001 RW 012, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor terungkap.
Sosok tukang masak ini berusia 46 tahun dan baru tinggal selama tiga tahun di kampung ini.
“Jadi warga sini. Tapi ya baru. Adalah tiga tahunan mah. Jadi dia nikah sama warga sini dan tinggal di sini akhirnya,” kata Ketua RT 001 Arif kepada Tribun Bogor, Selasa (4/6/2024).
Selama ini tukang masak yang tidak disebutkan namanya ini jarang sekali masak untuk acara besar seperti tasyakuran Haul.
“Baru kali ini masaknya. Kalau sering masak atau enggaknya saya kurang hapal. Tapi yang masak buat Haulnya ini ya dia gitu,” tambahnya.
Untuk menunya, perempuan berusia 46 tahun ini memasak makanan nasi uduk, tempe orek, serta telur balado.
Di sisi lain, ia juga megalami keracunan usai memakan hasil masakannya sendiri.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Wakil Ketua DPRD Jatim Deni Wicaksono: Peningkatan PAD Tak Boleh Bebani Rakyat |
![]() |
---|
Universitas Jember Selidiki Kasus Asusila di Ruang UKM, Dua Mahasiswa Diperiksa |
![]() |
---|
Petani di Trenggalek Semringah Alokasi Pupuk Subsidi Tahun 2025 Bertambah |
![]() |
---|
Viral di Medsos, Mahasiswa Universitas Jember Diduga Berbuat Asusila di UKM, Petugas Temukan Kondom |
![]() |
---|
Cuaca Jatim Selasa 23 September 2025 Tak Ada Hujan, Surabaya Panas hingga 35 Derajat Celcius |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.