Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

47 Tahun Menanti Kekasih hingga Ajalnya, Kisah Kakek Arifin Viral, Terpisah Imbas Peristiwa Soeharto

Kisah Kakek Arifin 47 tahun menanti kekasih hingga ajalnya, kini kembali viral.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/aanmansyur
Kisah Kakek Arifin yang setia menunggu sang kekasih sejak tahun 1970 hingga akhir hayatnya 

Beberapa tulisan yang terinspirasi dari hal itu, juga ditulis di lokasi yang menjadi saksi bisu kisah Kakek Arifin.

Tangkapan layar mural Kakek Arifin atau Mbah Gombloh (Instagram)
Tangkapan layar mural Kakek Arifin atau Mbah Gombloh (Instagram)

Di sisi lain, kisah seorang kakek bernama Mbah Nyoto (80) pilih tinggal di lubang tanah yang menyerupai terowongan di dekat kuburan selama tujuh tahun, juga jadi sorotan.

Ia tepatnya tinggal di lubang tanah di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Diketahui, lubang dengan kedalaman dua meter dan berdiameter sekitar satu meter yang ditinggali Mbah Nyoto berada dekat kuburan desa.

Untuk melindungi tempat tinggalnya dari panas dan hujan, Mbah Suyoto menutupnya dengan seng dan spanduk bekas.

Salah satu warga setempat, Sri Mulyani mengatakan, sudah lebih dari tujuh tahun Mbah Nyoto tinggal di lubang tanah yang berada di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Sidomulyo.

Mbah Nyoto membuat sendiri lubang tanah tersebut.

"Mbah Nyoto jarang keluar setelah tinggal di lubang tanah. Dia hanya keluar kalau pas mandi atau buang air kecil," kata Sri Mulyani saat ditemui, Kamis (20/6/2024), mengutip Kompas.com.

Sehari-hari, Mbah Nyoto makan dari belas kasihan warga sekitar.

Sementara untuk mandi dan mencuci, Mbah Nyoto mengandalkan sungai yang tidak jauh dari tempat tinggalnya tersebut.

Sri Mulyani menyebut, warga sekitar juga seringkali memberikan makanan untuk Mbah Nyoto.

"Mandi, dan buang air di sungai. Saya setiap hari mengirim makanan. Fisiknya sehat, cuma kurang komunikasi," ujar Sri Mulyani

Tak hanya itu, ada kiriman uang makan dari keluarganya yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Mbah Nyoto (80),  dievakuasi petugas gabungan Dinas Sosial Kabupaten Madiun usai keluar dari lubang sebagai tempat tinggal, Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kamis siang (20/6/2024)
Mbah Nyoto (80), dievakuasi petugas gabungan Dinas Sosial Kabupaten Madiun usai keluar dari lubang sebagai tempat tinggal, Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kamis siang (20/6/2024). (TribunJatim.com/Febrianto Ramadani)

Warga sendiri telah berulang kali membujuk Mbah Nyoto untuk pindah ke rumah keluarganya.

Akan tetapi, Mbah Nyoto tetap ingin tinggal di lubang tanah tersebut.

Menurutnya, lubang yang ditempati Mbah Nyoto dibuat secara mandiri, tanpa meminta bantuan kepada masyarakat sekitar.

Kondisi yang memprihatinkan itu pun membuat petugas gabungan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Madiun, bersama masyarakat, dan pemerintah desa, memindahkan Mbah Nyoto, Kamis.

Mbah Nyoto berhasil keluar dari lubang tanah yang dia tinggali setelah dibujuk petugas selama dua jam lebih.

Ketika keluar dari lubang tanah, fisik Mbah Nyoto terlihat lemah.

Mbah Nyoto tidak terlihat banyak berbicara, ia sesekali hanya meminta berhenti istirahat saat hendak dibawa ke mobil ambulans.

Kini Sri Mulyani dan warga lain merasa lega setelah Dinas Sosial Kabupaten Madiun berhasil membujuk pria berusia 80 tahun tersebut untuk tinggal di tempat yang layak.

Warga khawatir kondisi usia Mbah Nyoto yang semakin tua akan menjadikan rentan terkena penyakit.

"Tentu kami merasa senang sekali akhirnya Mbah Nyoto kini bisa pindah."

"Dan sekarang Mbah Nyoto mendapatkan jaminan kehidupan lebih layak," ungkap Sri Mulyani.

"Kalau sudah dibawa dan ada yang merawat, rasanya lega, plong, terima kasih banyak atas perhatiannya," pungkasnya.

Baca juga: Meski Kena Kanker sampai Wajah Membusuk, Mbah Asnawi Rela Jadi Pemulung, Cuma Dapat Upah Rp10 Ribu

Pelaksana Tugas (Plt) Kadinsos Kabupaten Madiun, Agung Budiarta menyatakan, Mbah Nyoto akan dibawa ke Kabupaten Blitar untuk mendapatkan perawatan intensif.

Mbah Nyoto terpaksa dibawa ke Blitar lantaran daya tampung UPT Lansia di Kabupaten Madiun sudah penuh.

Agung menuturkan, Mbah Nyoto akan dibawa ke Blitar guna mendapat perawatan lebih lanjut.

"Tadi kami melakukan asesmen dan dari keluarga tidak mampu merawat," tuturnya.

Meski begitu, petugas Dinas Sosial akan tetap memantau perkembangan kesehatan fisik dan mentalnya Mbah Nyoto.

"Semoga kondisinya menjadi lebih baik, sehat. Kemudian juga diperiksa karena ada dugaan depresi, perawatan dari sisi kejiwaan juga pasti dilaksanakan," bebernya.

"Harapan kami, Mbah Nyoto disana kondisinya menjadi lebih baik dan sehat," ujar Agung.

Ia menambahkan, penanganan dijamin BPJS kesehatan agar layak hidup seperti manusia pada umumnya.

Selama ini hanya diberikan makan sama orang sekitar setiap hari.

Seorang kakek di Madiun, Mbah Nyoto sudah 7 tahun hidup di lubang dekat kuburan
Seorang kakek di Madiun, Mbah Nyoto sudah 7 tahun hidup di lubang dekat kuburan (KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI dan TribunJatim.com/Febrianto Ramadani)

Selain pemeriksaan kesehatan, Mbah Nyoto juga dilakukan pemeriksaan dan perawatan dari aspek kejiwaan.

Pasalnya, diduga Mbah Nyoto mengalami depresi karena kehilangan harta benda sehingga memilih tinggal di lubang tanah.

Adapun pihak keluarga dan pemerintah desa telah menyetujui perawatan yang dilakukan kepada Mbah Nyoto tersebut.

"Sudah ada persetujuan keluarga dan pemerintah desa. Ada depresi masa lalu kehilangan harta benda. Namun dari sisi itu belum bisa memastikan apakah ODGJ," imbuhnya.

"Kalau dari ahli jiwa menyatakan demikian, tentunya ada pengobatan agar depresinya bisa berkurang," tuntas Agung.

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved