Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Banyuwangi

Desa di Banyuwangi Berdayakan Mantan Pekerja Migran, Dilatih Membuat Tas hingga Olah Makanan

Tidak semua pekerja migran yang kembali ke tanah air dalam keadaan bergelimang harta. Banyak pula yang pulang tidak tahu harus berbuat apa.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Aflahul Abidin
Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) di Desa/Kecamatan Tegaldlimo yang bergotong royong memberdayakan para mantan pekerja migran, Senin (15/7/2024) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Tidak semua pekerja migran yang kembali ke tanah air dalam keadaan bergelimang harta. Banyak pula yang pulang tidak tahu harus berbuat apa.

Di Banyuwangi terdapat Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi), di Desa/Kecamatan Tegaldlimo yang bergotong royong memberdayakan para mantan pekerja migran.

Desbumi merupakan program keroyokan menggabungkan peran lintas instansi dan organisasi mulai dari Migrant Care, pemerintah desa, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan komunitas keluarga pekerja migran untuk menyediakan berbagai layanan dan dukungan.

Desbumi menjadi wadah pemberdayaan mereka yang tidak ingin lagi mengadu nasib ke luar negeri. Selain itu juga befungsi memberikan perlindungan para pekerja migran. Mulai layanan informasi, pengurusan dokumen, layanan pengaduan kasus, sosialisasi migrasi aman, dan pendataan migran secara reguler.

Di Tegaldlimo terdapat banyak UMKM yang mempekerjakan dan melatih para mantan pekerja migran, mulai industri tas anyaman, makanan olahan seperti kripik tempe, krupuk puli, rengginang, jajanan jipang beras jawa, kacang, sambal, jamu tradisional, minuman dari jamur kombucha, dan lainnya. 

Baca juga: Kelanjutan JLS ke Jember, Pemkab Banyuwangi Mantapkan Koordinasi Bersama Pihak Terkait

Total terdapat 52 mantan pekerja migran yang bergabung. Mereka terbagi dalam kelompok-kelompok. Antara lain kelompok Sinar Migran di Desa Tegaldlimo, Barokah Migran di Desa Wringinpitu, Sukses Migran di Desa Kedung Gebang, Asri Migran di Desa Kedung Asri, dan Pelangi Migran di Desa Kendalrejo. 

"Saya sangat terbantu dengan adanya teman-teman kelompok migran ini. Jika kelompok saya tidak mampu memenuhi permintaan pasar, maka saya akan mengambil dari kelompok-kelompok yang lain,” ujar Siti Khotimah mentor dan pelatih tas anyaman kelompok Sinar Migran.

Khotim sendiri merupakan pengusaha tas anyaman bambu. Dia melatih para mantan pekerja migran cara membuat tas anyaman. 

"Setelah bisa membuat tas anyaman, mereka mengerjakan di rumah masing-masing agar bisa dekat dengan keluarga. Setelah jadi baru disetorkan pada kami," kata Khotim.

Satu mantan pekerja migran bisa membuat sekitar 10 tas tergantung kemampuan mereka. Satu orang bisa mendapat Rp 2 hingga 3 juta perbulan dari pembuatan tas tersebut. Khotim mengatakan tas buatan mantan pekerja migran tersebut dikirim hingga Yogyakarta, Bali dan Lampung. 

Menurut relawan Desbumi, Uut Rohimatin, Kecamatan Tegaldlimo merupakan salah satu kantong pengirim pekerja migran di Jawa Timur, dengan sebaran negara yang bermacam-macam. Seperti Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Arab Saudi. 

"Anggapan orang selama ini kalau pulang dari luar negeri pasti banyak uang atau mampu secara ekonomi. Tapi ternyata tidak selalu seperti itu. Kadang rumah memang terlihat mewah, tapi ternyata untuk makan sehari-hari saja mereka susah,” beber Uut.

Biasanya, imbuh Uut, mereka yang pulang kembali ke daerahnya itu bingung mau apa.

“Mereka kami ajak bergabung, sehingga mereka bisa berdaya dengan yang lain," kata Uut yang juga merupakan anggota Migrant Care.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved