Dosen FK UNAIR Beri Pelatihan untuk Pendamping ODHIV, Optimalisasi Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Pengmas FK UNAIR mengadakan pelatihan atau ToT (Training of Trainer) bagi pendamping ODHIV (Orang dengan HIV)
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Torik Aqua
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Tim pengabdian Masyarakat (pengmas) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) mengadakan pelatihan atau ToT (Training of Trainer) bagi pendamping ODHIV (Orang dengan HIV), selasa (16/7/2024).
Pelatihan tersebut bekerjasama dengan Yayasan Mahameru, sebuah yayasan yang peduli pada ODHIV.
Yayasan tersebut selama ini sudah menyediakan kelompok dukungan sebaya atau pendampingan bagi ODHIV.
Tim pengmas yang beranggotakan dosen FK UNAIR ini diketuai oleh dr Linda Dewanti, MKes, MHSc., Ph.D. Beranggotakan Dr. Sulistiawati,dr., M. Kes., Dr. Dewi Ratna Sulistina, S.ST., M.Keb, Darmika Caroline AMd.Keb, dan Maria Camelia, AMd.Keb.
Baca juga: Ratusan Remaja di Tulungagung Terpapar HIV, Bermula dari Masalah Pengasuhan di Keluarga
dr Linda Dewanti menyebut, upaya pelatihan bagi pendamping ODHIV ini sejalan dengan program nasional dari pemerintah Indonesia yaitu tercapainya “three zero”.
Antara lain menurunkan atau meniadakan infeksi baru HIV, menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh AIDS, dan tidak ada lagi stigma Masyarakat terhadap ODHIV.
Linda menyebut, orang yang baru dinyatakan terinfeksi HIV biasanya akan sedih luar biasa, putus asa, marah, depresi bahkan banyak diantaranya yang ingin bunuh diri.
Pada saat seperti inilah peran pendamping sangat dibutuhkan. Pendamping akan bertindak sebagai teman, menguatkan mental, mendampingi terapi dan minum obat serta memberi saran yang tepat saat dibutuhkan.
“Untuk itu seorang pendamping seyogyanya memiliki cukup pengetahuan tentang HIV terkini sehingga mereka dapat menjadi teman yang dapat memberi nasihat dengan tepat,” terangnya.
Tujuan dari ToT kali ini disebutnya adalah untuk membekali pendamping ODHIV dengan pengetahuan terkini serta tips Upaya apa saja yang dapat dilakukan agar ODHIV dapat mencapai target pengobatan antara lain CD4 nya tinggi dan viral load nya rendah.
“Jika target terapi tersebut tercapai, maka risiko penularan HIV ke orang lain menjadi kecil,” tambah dosen IKM-KP ini.
Pelatihan juga mencakup materi tentang skrining apa saja yang direkomendasikan untuk dilakukan ODHIV untuk mewaspadai timbulnya penyakit penyerta.
Dengan saling mendukung dan memberi dukungan sosial, diharapkan beban stigma dari masyarakat yang ditanggung ODHIV akan berkurang.
Pengobatan HIV bukan sekedar memberikan obat ARV kepada pasien, tetapi dukungan pendamping akan langsung berdampak pada kesehatan mental ODHIV, yang selanjutnya akan berdampak langsung dengan keteraturan berobat dan minum obat.
“Diharapkan ODHIV dapat hidup sehat dan sejahtera seperti yang dicita-citakan dalam SDG,s no 3 yaitu Hidup yang sehat dan Sejahtera bagi ODHIV,” tutupnya.
Dapat Promo Hotel Rp 130 Ribu, Rama Malah Diusir dari Kamar setelah Ogah Bayar Biaya Tambahan |
![]() |
---|
Cicipi Sambal Gami khas Kalimantan di Sambal Bakar Sultan Kediri, Pembakaran Buat lebih Nikmat |
![]() |
---|
Puluhan Sopir Ambulans Jember Tidak Gajian, Dinkes Berikan Solusi Sementara |
![]() |
---|
NOAH Pilih Ponorogo Jadi Lokasi Syuting Program SIDE B, Kang Giri: Simbiosis Mutualisme |
![]() |
---|
Wahyu Hidayat Tegaskan Pembayaran PBB 2026 di Malang Tak Naik, Tarif Rp 30 Ribu Digratiskan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.