Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Winarni Menang Juara Pertama Lomba Nangis sampai Keluar Air Mata di Tegal, 1 Trik Andalannya

Media sosial dihebohkan dengan lomba menangis yang diikuti ibu-ibu di Tegal, Jawa Tengah.

via Sripoku
Tangkapan layar video viral lomba nangis di Tegal. 

TRIBUNJATIM.COM - Media sosial dihebohkan dengan lomba menangis yang diikuti ibu-ibu di Tegal, Jawa Tengah.

Para peserta tak tanggung-tanggung mengeluarkan kemampuannya demi menjadi juara terbaik.

Bahkan peserta juga ada yang menangis histeris untuk menjadi pemenang.

Pasalnya, panitia penyelenggara tak tanggung-tanggung dalam menggelar lomba tersebut.

Panitia menyediakan hadiah uang tunai bagi pemenang lomba menangis.

Lomba nangis ini lebih tepatnya digelar di Taman Wisata Purbawahana, Desa Purbayasa, Pangkah, Kabupaten Tegal, Sabtu (20/7/2024).

Baca juga: Seharian Keliling Asep Nangis Jualan Celana Baru Untung Rp20 Ribu, Bingung Bayar Uang Sekolah Anak

Salah satu videonya dibagikan oleh akun Instagram @mood.jakarta.

"Ibu-ibu di Tegal ini lomba nangis dan pemenangnya itu yang paling natural," tertulis dalam unggahan tersebut, dikutip dari Tribun Medan.

Kemudian, ketika pembawa acara menghitung mundur, ibu-ibu pun mulai mengeluarkan tangisan terbaik mereka.

Ada yang menangis histeris, ada yang menggunakan hijab untuk menghapus air matanya, hingga yang mengerutkan bibirnya.

Peserta yang terlihat tertawa dan ketahuan panitia akan gugur.

Sejumlah warganet pun memberikan komentar di unggahan tersebut.

"Berusaha memikirkan beban hidup biar menangis," tulis seorang warganet.

"Yang menang bakal nangis apa ketawa nih?" timpal warganet lainnya.

Tangkapan layar video viral lomba nangis di Tegal
Tangkapan layar video viral lomba nangis di Tegal (via Sripoku)

Pemenangnya yang Paling "Natural"

Dilansir dari Kompas.com, lomba nangis di Desa Purbayasa ini diikuti oleh ratusan ibu-ibu.

Sejak Sabtu pagi, ratusan ibu-ibu berkumpul di Taman Bermain Wisata Purbawahana.

Dari awalnya datang dengan penuh senyum dan kegembiraan, kemudian berubah menjadi tangisan ketika peluit berbunyi.

Untuk bisa masuk babak penyisihan hingga final, peserta harus benar-benar natural keluar air matanya dan mata tidak boleh diusap-usap.

Peserta juga tetap menangis dan tidak boleh berhenti, hingga lomba dinyatakan selesai.

Dari lomba menangis itu terpilih untuk juara satu, dua, dan tiga dengan mendapat piala serta hadiah hiburan berupa uang tunai.

Manager Taman Bermain Wisata Purbawahana Desa Purbayasa, Dwi Kurniawan menyebutkan, lomba menangis ibu-ibu ini memang baru pertama kali dilakukan dan pendaftaran peserta pun gratis.

"Sehingga peserta sampai membeludak melebihi dari target 200 orang," kata Dwi.

Selain juara satu, dua, dan tiga, panitia lomba menangis juga menyediakan hadiah hiburan berupa uang tunai untuk dua puluh peserta lain yang bisa menangis.

Kata Sang Juara

Juara pertama lomba nangis di Tegal ini adalah Winarni.

Winarni mengaku, memiliki trik tersendiri agar bias menangis hingga mengeluarkan air mata.

"Saya memikirkan kesedihan yang sedang dialami," kata Winarni kepada wartawan.

Baca juga: Senyum Penjual Ikat Pinggang Diberi Driver Ojol Rp 50 Ribu, Sempat Nangis Kelaparan usai Uang Dicuri

Sementara itu kisah viral lainnya, bak kena prank, siswi SMK pemenang lomba dapat hadiah Rp10 juta tapi mengaku tak diberi.

Siswi SMK tersebut menang lomba tapi disebut hanya mendapatkan simbolis tulisan Rp10 juta.

Padahal panitia dikabarkan sudah mengirimkan uang tersebut ke bendahara sekolah.

Siswi SMKN 2 Majene Sulawesi Barat tersebut kebingungan kemana uang hadiah tersebut bisa dicairkan, hingga viral di media sosial.

Diketahui siswi SMKN 2 Majene tersebut ikut lomba sayyang patudu.

Lomba ini digelar saat Celebes Heritage Festival, beberapa minggu yang lalu, di Stadion Prasamya Majene.

Juara satu dijanjikan dapat hadiah Rp10 juta, namun ternyata tak kunjung menerima haknya. 

Cerita ini viral di media sosial Facebook setelah akun Nhurul Mutmainnah mengaku jika juara satu belum mendapatkan haknya.

"Masih tentang juara 1 lomba Sayyang pattudu dan uang 10 juta," kata Nhurul Mutmainnah di akun Facebook-nya, Jumat (12/1/2024) sore.

Dalam posting-annya, disebutkan adik Nhurul Mutmainah yang mewakili sekolahnya tak kunjung menerima hadiah tersebut.

Baca juga: Mbah Engkos si Penjual Tahu Nangis Kehilangan Rp 3 Juta, Tak Sadar Nurut Disuruh Penipu Cabut Rumput

Melainkan adiknya hanya mendapat tulisan Rp10 juta secara simbolis saja. 

"Tidak tau ka bagaimana sistem pembagiannya hadiah, apakah memang 100 persen masuk sekolah atau ada apresiasi untuk siswa yang dipilih untuk ikut lomba."

Kasus ini pun ramai di media sosial Facebook dan menuai sorotan warga setempat.

Hingga akhirnya pihak yang berwenang buka suara menjelaskan duduk permasalahan.

Dikonfirmasi, Kepala UPTD Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, Ika Lisrayani mengatakan, pihaknya sudah transfer hadiah ke bendahara sekolah SMKN 2 Majene.

"Sesuai arahan kepala sekolahnya," kata Ika kepada Tribun Sulbar, Jumat malam.

Ika menyebut sudah transfer uang Rp10 juta dan potong pajak lima persen.

Ika Lisrayani menegaskan bahwa lomba sayyang pattudu tanpa rekayasa, real pendaftaran dan hadiahnya.

Ditemui terpisah, Kepala SMKN 2 Majene, Nurdin Sanuddin merespons viralnya polemik hadiah lomba sayyang pattudu pada event Celebes Heritage Festival di Stadion Prasamya Majene, Sulawesi Barat.

Diketahui SMKN 2 Majene menjadi juara satu pada event budaya tersebut.

Nurdin mengatakan, hadiah lomba sayyang pattudu sebesar Rp10 juta dan dipotong pajak lima persen.

"Sisa Rp9,5 juta di Pembina Kesenian, Iqdar," kata Nurdin kepada Tribun Sulbar saat ditemui di ruangan kerjanya, Sabtu (13/1/2024).

Nurdin membeberkan apa saja biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan lomba sayyang pattudu pada waktu itu.

Mulai dari sewa kuda Rp350 ribu, sewa rebana Rp150 ribu, makeup dua orang Rp400 ribu, sewa baju parrawana 10 orang kali Rp50 ribu maka total Rp500 ribu.

Lalu sewa pembawa payung Rp50 ribu, sewa pakkalindadaq Rp50 ribu, dan sewa pawang kuda sebesar Rp50 ribu.

Kemudian sewa boko pessawe depan Rp350 ribu, sewa totamma belakang Rp150 ribu, konsumsi latihan Rp300 ribu, konsumsi hari-H Rp500 ribu, dan kaos tangan enam lembar Rp100 ribu.

Maka biaya total perlengkapan untuk lomba sayyang pattudu adalah Rp3.150.000.

"Sisa Rp6.350.000 dari hadiah," jelas Nurdin.

Oleh karena itu, untuk masing-masing yang ikut dari 18 orang akan diberikan amplop Rp350 ribu.

Sebanyak 18 orang dikali 350 ribu, maka total Rp6.300.000.

"Sisa Rp50 ribu untuk pembeli minuman saat selesai upacara pemberian hadiah pada Senin, 15 Januari 2024, nanti," kata Nurdin.

"Upacara nanti akan diberikan uang pembinaan Rp350 ribu bersama piagam," sambung Nurdin.

Nurdin pun akan melakukan pemanggilan orang tua murid bersama siswa yang ikut dalam perlombaan.

Hal itu untuk klarifikasi polemik hadiah lomba sayyang pattudu.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved