Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rawat Majikan Berusia 100 Tahun, TKW Syok Alami Kejadian di Kamar Mandi sampai Nangis: Sudah Lemas

Sang TKW mengaku syok saat mengalami kejadian menegangkan di kamar mandi bersama majikan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
YouTube
TKW Dian rawat majikan berusia satu abad 

TRIBUNJATIM.COM - Rawat majikan yang berusia 100 tahun, kisah TKW bernama Aristya Dian menjadi sorotan.

Pasalnya ia mengaku syok saat mengalami kejadian menegangkan di kamar mandi.

Ia sampai nangis memanggil anak majikannya tersebut.

Majikan Dian yang sudah berusia 100 tahun lebih tersebut dipanggilnya Mbah.

Dian sudah lama bekerja menjaga Mbah, bahkan saat usia sang majikan belum sampai 100 tahun.

Tentu saja keakraban dan kedekatan antar keduanya sudah tidak ada pembatas.

Dian menganggap Mbah sebagai keluarganya sendiri, begitupun keluarga Mbah kepada Dian.

Saking akrabnya, Dian bahkan sering mengkhawatirkan majikan lansia tersebut saat melakukan sesuatu.

Bahkan beberapa waktu lalu, TKI perempuan ini dibuat gemetar dan menangis histeris melihat kondisi majikannya tersebut.

Termasuk satu pengalaman menegangkan diceritakan Dian, yang mana majikannya tersebut saat berada di kamar mandi.

Dian tak bisa melupakan bagaimana dirinya panik, tegang, ketakutan, dan menangis saat melihat majikannya yang sudah lansia berada di kamar mandi.

Pasalnya saat tengah berada di kamar mandi, majikan Dian ini tiba-tiba saja tidak sadarkan diri.

Seluruh tubuh Mbah lemas tak bertenaga, hingga membuat Dian langsung panik bukan kepalang.

Melihat kondisi Mbah, Dian langsung berteriak histeris meminta bantuan anak Mbah yang ia panggil Pak Bos.

Baca juga: Baru 3 Bulan Kerja, TKW Kapok Diimingi-imingi Uang Banyak Jadi ART sampai 3 Kali Ganti Majikan

"Waktu saya menghampiri si Mbah, si Mbah itu posisinya jidat sudah menempel di lutut, sudah meringkung tapi masih duduk," kata Dian bercerita.

"Si Mbah itu bilang kalau Beliau itu sudah lemes enggak punya tenaga," sambung Dian.

TKW ini lantas langsung sigap untuk membuat posisi Mbah kembali normal.

Ia berusaha untuk mendudukkan Mbah dengan baik agar bisa melihat dengan jelas kondisi majikannya tersebut.

Saat memegang tangan si Mbah, Dian merasa dingin yang sangat luar biasa.

Selain itu wajah majikannya juga terlihat sangat pucat.

Ketika diperiksa napasnya, Dian mengatakan bahwa Mbah sudah tidak bernapas.

"Aku pegang tangannya itu dingin sedingin es, anyep, dingin banget. Kemudian aku memperhatikan wajah si Mbah, wajahnya sudah pucat ," ujar Dian.

"Matanya yang hitam ini (bola mata) sudah sampai atas, sudah sampir kelihatan putih semua."

"Terus kemudian lidahnya si mbah itu sudah ke belakang dan ngorok, mendengkur," sambungnya.

Sosok TKW yang mendapati majikan lansia dalam kondisi menegangkan di WC, pengalaman itu diceritakan TKW Dian dalam kanal YouTube-nya.
Sosok TKW yang mendapati majikan lansia dalam kondisi menegangkan di WC, pengalaman itu diceritakan TKW Dian dalam kanal YouTube-nya. (YouTube - Tribunnews.com)

Melihat kondisi majikannya tersebut, TKW ini langsung teringat dengan mendiang ayahnya.

Dian mengatakan bahwa saat ayahnya meninggal dunia dulu, dirinya menjadi saksi mata detik-detik sang ayah menghembuskan napas terakhirnya.

Dengan begitu, Dian lantas berteriak dan memanggil anak Mbah yang kebetulan ada di rumah.

"Melihat si Mbah kondisinya seperti itu saya langsung teringat almarhum bapak saya, seketika saya langsung menjerit, nangis histeris manggil Pak Bos," tutur Dian.

"Tangan saya megang si Mbah, bahunya, tapi air mata nyucur terus, saya teriak manggil Pak Bos," tambahnya.

TKI perempuan ini berteriak bukan tanpa alasan, pasalnya ia merasa bahwa napas Mbah saat itu sudah tidak ada.

Oleh karenanya ia kemudian berteriak histeris.

"Waktu saya teriak itu, tadinya itu, mohon maaf, napasnya si Mbah sudah enggak ada, jadi selama beberapa detik napasnya si Mbah sudah enggak ada,"

"Pas saya denger Mbahnya ngorok, itu saya langsung berteriak, itu napasnya sudah enggak ada."

"Tapi begitu saya selesai teriak itu si Mbah kesadarannya balik lagi, jadi beliau bernapas lagi," jelas Dian.

Baca juga: Pulangkan TKW ke Indonesia, Anak Majikan Nangis Sudah Anggap Keluarganya Sendiri: Love You Bibik

Singkat cerita, Dian dan Pak Bos kemudian mengeluarkan si Mbah dari dalam kamar mandi.

Pengalaman yang menegangkan ini dibagikan Dian lewat kanal YouTube pribadinya, Aristyaa Diian, pada awal April 2023 kemarin, seperti dilansir dari Pos Belitung, Rabu (24/7/2024).

Di akhir video, ia diberi pesan oleh Pas Bos agar tidak mudah panik saat melihat kondisi Mbah seperti itu.

Ia diminta untuk lebih tenang dan mengikhlaskan apapun yang terjadi dengan Mbah ke depannya, mengingat usia si Mbah sudah lebih dari 100 tahun.

"Pak Bos bilang kepada saya, 'Lain kali misal si Mbahnya seperti itu, diam, jangan berteriak, biarkan Mbahnya pergi dengan tenang, Mbahnya itu usianya sudah 100 tahun lebih'," kata Dian.

"Saya dilarang, 'Jangan menangis, jangan takut, si Mbah itu memang sudah waktunya'."

"'Cepat atau lambat memang sudah waktunya berpulang, jadi kita harus mengikhlaskan kepergian si Mbah, biarkan si Mbah pergi dengan tenang', kata Pak Bos seperti itu," urai Dian.

Meski begitu, TKI perempuan ini mengaku tak kuasa menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi nantinya.

TKW Dian saat bercerita tentang pengalamannya merawat majikan berusia 100 abad (YouTube)
TKW Dian saat bercerita tentang pengalamannya merawat majikan berusia 100 abad (YouTube) ()

Sosok TKW Dian memang kerap mencuri perhatian karena pengalamannya.

Tak sedikit publik yang penasaran dengan sosok aslinya dan kisahnya sebelum menjadi seorang TKW.

Lewat kanal YouTube pribadinya, Dian mencoba menjawab rasa penasaran netizen yang bertanya mengapa ia bisa menjadi Tenaga Kerja Indonesia.

Dijelaskan bahwa dulunya kehidupan TKI bernama Dian ini baik-baik saja.

Ia tinggal bersama kedua orang tuanya dan satu orang adik laki-laki.

Ayahnya bekerja di swasta, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga.

Saat kecil, Dian hidup berkecukupan, semua yang ia inginkan selalu bisa dipenuhi oleh orang tuanya.

"Waktu itu bisa dibilang kehidupan masa kecil saya serba ada ya, karena kebetulan bapak saya itu kerjanya bergelimangan uang, bayarannya gede," kata Dian bercerita.

"Jadi kehidupan saya dulu itu berkecukupan, mau apa aja itu ada, pengin apa aja, pokoknya enak lah," sambungnya.

Namun seiring berjalannya waktu, ketika TKI bernama Dian ini duduk di bangku SMP, ayahnya tiba-tiba sakit.

Ayahnya yang menjadi tulang punggung keluarga saat itu tiba-tiba saja tidak bisa lagi bekerja.

Kondisi inilah yang kemudian membuat kehidupan Dian dan keluarganya seakan berubah 180 derajat.

"Tiba-tiba bapak saya itu sakit, jadi kehidupan saya itu langsung berbalik, dari yang serba ada jadi tidak ada. Kejadiannya itu sangat tiba-tiba," ujai Dian.

"Tadinya bapak saya itu sehat-sehat saja, kemudian tiba-tiba sakit. Beliau itu menderita kanker hati," kata Dian.

Baca juga: Perjuangan TKW Dapat Gaji Rp 18 Juta Per Bulan, Seminggu Hanya Libur 1 Hari, Lembur Jadi Hal Wajib

TKI berjenis kelamin perempuan ini mengatakan, semua upaya pengobatan dilakukan untuk membuat sang ayah sembuh.

Hanya saja waktu itu di daerah tempat tinggalnya tidak memiliki alat medis yang cukup memadai, kecuali di kota-kota besar.

Singkat cerita, ayah Dian kemudian harus kembali kepada Sang Pencipta.

"Pokoknya segala upaya penyembuhan itu dilakukan oleh ibu saya, tapi Gusti Allah lebih sayang sama beliau, kurang lebih sakit berapa bulan beliau pergi," ujar Dian.

Diungkapkan Dian, dirinya sampai sekarang belum bisa menerima kepergian sang ayah.

Pasalnya TKI perempuan ini melihat sendiri bagaimana ketika ayahnya harus berpulang ke Rahmatullah.

"Dan saya itu tahu dengan mata kepala saya sendiri waktu beliau menghembuskan napas terakhirnya, sampai sekarang itu saya kayak belum ikhlas gitu lho," beber Dian.

Sepeninggalan sang ayah, Dian yang merupakan anak pertama harus menggantikan peran untuk mencari nafkah.

Ibunda Dian yang merupakan IRT hanya lulusan SD, sehingga sulit untuk mencari pekerjaan, terlebih selama hidup tidak pernah bekerja.

Dengan begitu, Dian mau tidak mau harus mengisi kekosongan yang selama ini dijalankan oleh ayahnya.

"Lulus SMA, karena kehidupan kami yang seperti itu, jadi saya ngalah."

"Sampailah saya bilang ke ibu saya kalau, 'Bu saya pengin kerja ke luar negeri'," tutur Dian.

Ibunya lantas menyarankan Dian untuk bekerja ke Taiwan.

Pasalnya negara Taiwan masih menjadi negara dengan bayaran tertinggi untuk para TKI.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved