Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Alif, Yatim Piatu Lari 5 KM Ke Sekolah Setiap Hari Tak Pernah Telat, Cita-citanya Jadi TNI

Sosok M Alif Fathurrohman (17), yang lari setiap hari sejauh 5 kilometer demi bisa pergi ke sekolah. Diketahui Alif warga Jember, Jawa Timur

Editor: Torik Aqua
Kompas.com/Bagus Supriadi dan smakartikajember.my.id
Sosok Alif yang berlari sejauh 5 km demi ke sekolah, bercita-cita jadi TNI 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok M Alif Fathurrohman (17), yang lari setiap hari sejauh 5 kilometer demi bisa pergi ke sekolah.

Diketahui Alif tinggal di Lingkungan Cupu, Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Ia harus berlari sejauh 5 kilometer menuju lokasi mobil jemputan dari SMA Kartika IV-2 Jember.

Ternyata, hal itu sudah dilakukan Alif sejak sekolah di MTs As-Syukriah.

Baca juga: Semangat Yoga Bocah SD Jual Tahu Bulat Pakai Gerobak, Terpaksa Putus Sekolah karena Tak Punya Biaya

Alasannya, selain karena tidak memiliki kendaraan, rumahnya juga tidak terjangkau oleh angkutan umum.

“Setiap pagi saya berangkat pukul 05.10 WIB menuju titik penjemputan di Patrang,” kata dia kepada Kompas.com via telepon, Jumat (2/8/2024).

Alif harus berangkat sangat pagi karena mengejar mobil jemputan dari sekolah yang ada di daerah Kecamatan Patrang.

Dari rumah ke titik mobil penjemputan itu, Alif harus menempuh jarak sejauh 5 kilometer.

Sebelum berangkat, ia selalu mempersiapkan buku pelajaran untuk dibawa.

Ia juga mengenakan kaus dan celana pendek untuk lari.

Ketika tiba di sekolah, Alif mandi terlebih dahulu dan mengganti pakaiannya dengan seragam.

Setelah itu, ia masuk kelas untuk mengikuti pelajaran.

“Sebenarnya dulu saya punya sepeda angin pemberian sekolah, tapi sudah rusak,” jelas siswa kelas XI ini.

Sejak itulah, ia memilih untuk lari menuju sekolah sejauh 5 kilometer.

Sebab, ia tak mampu untuk membeli sepeda lagi.

Tekad menuntaskan sekolah

Selama ini, Alif mengaku hanya tinggal dengan neneknya.

Sejak SMP, ia sudah menjadi yatim piatu.

Sang ayah meninggal ketika ia masih kecil, dan ibunya meninggal saat ia dibangku SMP.

Tak hanya ketika berangkat sekolah Alif lari, namun saat pulang dari sekolah sekitar pukul 14.00 WIB, ia juga harus lari.

Bahkan, tantangan untuk pulang ke rumah lebih besar.

Sebab, ia harus melewati tanjakan untuk menuju rumahnya di kawasan Rembangan.

“Kalau perginya enak larinya turun, tapi kalau pulang agak nanjak,” jelas dia.

Alif mengaku memiliki semangat yang kuat untuk menuntaskan sekolahnya.

Sebab, ketika ia lulus, ingin menjadi anggota TNI.

Sementara itu, Kepala SMK Kartika IV-2 Jember Pelda Iwan Abdillah menambahan, ketika lulus MTs, sebenarnya Alif ingin bekerja daripada melanjutkan sekolah.

“Karena ia memang berasal dari keluarga kurang mampu,” tutur dia.

Menurut Iwan, Alif merupakan sosok yang bertanggung jawab dalam menjalani hidupnya.

Bahkan, ia tetap semangat dan tidak pernah terlambat ke sekolah.

“Ia tidak pernah terlambat ke tempat penjemputan mobil yang disediakan sekolah,” terang dia.

Sementara itu, sosok anak yang viral di sekolah juga terdapat di Mamuju, Sulawesi Barat.

Inilah sosok Firdaus siswa SD pakai sandal jepit saat pertama sekolah.

Terungkap pekerjaan ayah dan ibunya.

Siswa bernama Muhammad Firdaus itu merupakan siswa SD di Mamuju Sulawesi Barat.

Ternyata pekerjaan ayahnya adalah buruh harian dan ibu tukang sayur.

Diketahui Firdaus tak punya biaya untuk membeli sepatu baru.

Ia hanya menggunakan sandal jepit lusuh saat sekolah.

Selain itu, orangtua Firdaus juga masih mencicil seragam sekolah yang dikenakan anaknya pada hari pertama sekolah tersebut.

Baca juga: Pj Wali Kota Kediri Zanariah Mewisuda Ratusan Peserta Sekolah Orang Tua Hebat dan Lansia Tangguh

Sehari-hari, ayah Firdaus bekerja sebagai buruh harian lepas dan menggarap sawah milik orang lain.

Sementara, ibunda Firdaus berkeliling menjual sayur menggunakan sepeda.

Penghasilan kedua orangtua Firdaus itu hanya cukup untuk menyambung hidup sehari-hari.

"Hari pertama masuk sekolah Firdaus tidak pakai sepatu karena belum ada uang untuk beli," kata kakak Firdaus, Rudi, dikutip dari Tribun-Sulbar ( grup TribunJatim.com ), Senin.

"Itu pun seragam sekolah dan pramuka masih dicicil," tambahnya.

Rudi menuturkan, keluarganya jarang sekali mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik kabupaten maupun provinsi.

Termasuk, bantuan pendidikan atau pun bantuan sosial lainnya.

"Itu pun kalau ada ya ditunggu informasi dari desa biasa, tapi sudah lama sekali kami tidak dapat bantuan," ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari, lanjut dia, Rudi hanya menunggu panggilan dari orang lain agar dia bekerja sebagai buruh harian bersama ayahnya.

Rudi mengatakan, dirinya kini sedang berusaha agar Firdaus bisa membeli sepatu agar tetap semangat belajar.

"Semoga ada rezeki supaya bisa saya belikan sepatu untuk adik saya, agar dia semakin semangat belajarnya," bebernya.

Rudi menambahkan, dari empat bersaudara hanya Firdaus yang sekolah sementara saudara lainya sudah berhenti sekolah karena faktor ekonomi yang menghimpit mereka.

Firdaus satu-satunya harapan untuk mengubah nasib keluarganya dikemudian hari lewat pendidikan.

"Saya berharap ada bantuan beasiswa untuk adik saya," pungkasnya.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah, Bupati Ikfina Takankan MPLS di Mojokerto Harus Menyenangkan Bagi Siswa

Pemprov Beri Bantuan

Sosok Firdaus siswa SD yang menggunakan sandal jepit lusuh saat sekolah.
Sosok Firdaus siswa SD yang menggunakan sandal jepit lusuh saat sekolah. (Tribun Sulbar)

Melansir pemberitaan TribunJabar.id ( grup TribunJatim.com ), kini Firdaus pun bisa tersenyum lebar karena tidak perlu lagi datang ke sekolah memakai sandal jepit lusuh.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar memberikan bantuan kepada Firdaus yang tidak memiliki sepatu saat hari pertama sekolah itu.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar Mithhar Thala Ali langsung menemui Firdaus di SD Inpres Kuo setelah mendengar kabar tersebut.

"Pagi ini kami di SD Inpres Kuo Desa Kuo Kecamatan Pangale Kabupaten Mateng menyerahkan seragam dan perlengkapan sekolah lainnya pada anak yang kemarin masuk sekolah pakai sandal jepit," ujar Mithhar dikutip dari Tribun-Sulbar.com ( grup TribunJatim.com ), Selasa (16/7/2024).

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Mithhar kepada Firdaus di halaman sekolah Inpres Kuo.

Pada kesempatan tersebut, Firdaus diantar oleh guru sekolah.

Nasib SD Negeri di Pinggiran Kota Blitar

Ada dua sekolah dasar negeri (SDN) di Kota Blitar yang siswa barunya tak sampai 10 anak pada tahun ajaran baru 2024/2024.

Dua SD Negeri di Kota Blitar yang mendapatkan siswa baru tak sampai 10 anak itu berada di Kelurahan Gedog dan Kelurahan Sukorejo.

"Ada dua SDN, di Gedog dan Sukorejo yang siswa barunya di bawah 10 anak pada tahun ajaran baru ini. Jumlah SDN di Kota Blitar ada 48 sekolah," kata Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Blitar, Jais Alwi Mashuri, Senin (15/7/2024).

Jais mengatakan, satu SDN di Gedog hanya mendapatkan delapan siswa baru, dan satu SDN di Sukorejo mendapatkan tujuh siswa baru pada tahun ajaran baru ini.

Menurutnya, dua SDN itu lokasinya memang di pinggiran berbatasan dengan wilayah Kabupaten Blitar.

"Lokasi dua SDN itu memang di pinggiran. Malah, SDN yang di Sukorejo, lokasinya masuk gang, populasi penduduk usia SD-nya kurang," ujarnya.

Dikatakannya, meski jumlah siswa baru di bawah 10 anak, dua SDN itu tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru.

Kedua SDN itu juga mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang.

"Meski kekurangan siswa, kedua SDN itu tetap memiliki satu rombel (rombongan belajar) di kelas 1. Biasanya, jumlah siswa dalam satu rombel sebanyak 28 anak," katanya.

Secara umum, kata Jais, pelaksanaan PPDB tahun ajaran 2024/2025 di Kota Blitar berjalan lancar.

Untuk PPDB tingkat SMP, semua sekolah sudah memenuhi pagu. Ada sembilan SMP negeri di Kota Blitar. 

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved