Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Anak SD Sebrangi Sungai Demi Bisa Sekolah, Orangtua Sebut Tak Ada Jalan Lain, Kades: Sudah Terbiasa

Tengah viral di media sosial video dua anak SD sebrangi sungai naik perahu demi bisa sekolah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TikTok
Anak SD Sebrangi Sungai Demi Bisa Sekolah, Orangtua Sebut Tak Ada Jalan Lain, Kades: Sudah Terbiasa 

TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial video dua anak SD sebrangi sungai naik perahu demi bisa sekolah.

Peristiwa anak SD mendayung sampan menyebrangi sungai, itu terjadi di Bone, Sulaswesi Selatan.

Orangtua anak SD itu pun angkat bicara soal video tersebut.

Begitu pula dengan kepala desa atau kades setempat.

Dalam video yang diunggah akun TikTok @muhyusnandark, dua anak laki-laki berseragam SD terlihat bekerja sama mendayung sampan demi sampai ke sekolahnya.

Satu orang mendayung di depan, dan satunya lagi di bagian belakang.

Keduanya tampak mengenakan baju seragam SD lengkap dengan topi di kepala dan tas yang digendong.

Namun, keduanya terlihat tidak memakai pelampung.

Pengunggah mengatakan bahwa bocah SD itu tinggal di pinggiran Bone, Sulaswesi Selatan, sedangkan sekolahnya berada di Sinjai.

"Dia Tinggal di Pinggiran Bone demi masa depan memilih Jalan satu-satunya Untuk sekolah di Sinjai," tulis pengunggah saat membalas komentar netizen, Selasa (6/8/2024), melansir dari TribunJabar.

Baca juga: Pergi dari Yayasan, Anak SD Difabel Naik Sepeda 36 Km Cari Ibu yang Nikah Lagi, Ayahnya Tukang Becak

Selain itu, pengunggah juga mengatakan jalur yang dilewati bocah SD itu pun terbilang rawan.

"Jalur yg dia Lewati Juga Agak Lumayan Rawan kasian," tulisnya.

Setelah ditelusuri, nama dua bocah SD itu adalah Muhammad Ammar Ramadhan dan Muhammad Rifki.

Aksi keduanya begitu menyita perhatian setelah viral di media sosial.

Diketahui, Keduanya berdomisili di Borong Kalukue.

Ammar dan Rifki setiap harinya harus menyebrangi Sungai Tangka demi menuntut ilmu.

Baca juga: Anak SD Punya Rp 1,4 M dari Kumpulkan Angpao, Orangtua Girang Langsung Atur, akan Diberi di Umur 18

Ammar dan sepupunya itu bersekolah di SD 139 Lare-rea, Kabupaten Sinjai.

Kini, keduanya duduk dibangku kelas 2 SD.

Jarak yang cukup jauh dan terbatasnya akses jalan darat membuat dua bocah SD ini memilih bersekolah di Sinjai, Kabupaten tetangga.

Orang tua Ammar, Faidah mengungkap alasan menyekolahkan anaknya di Sinjai.

"Saya lebih memilih anak saya sekolah di Sinjai karena aksesnya lebih dekat, naik perahu sampan," kata Faidah (39), orang tua Ammar, dikutip dari Tribun-Timur.com.

Sedangkan apabila disekolahkan di wilayah Massangkae Bone, jarak dari kediamannya pun cukup jauh.

Belum lagi anak-anak harus melewati empang.

"Tidak ada jalanan karena empang semua. Dan anakku takut lewat empang, takut jatuh. Kalau di Sinjai dekat, naik sampan saja, dan tidak jauh jalan kaki,” katanya.

Namun apabila anaknya sekolah di Desa Massangkae maka setiap hari mereka harus berjalan kaki sekira 5 km.

“Saya tinggal di pesisir pantai paling ujung di Bone. Sebenarnya bukan anakku saja karena semua yang tinggal di sini lebih memilih menyekolahkan anaknya di Sinjai," ungkapnya.

Faidah memiliki empat anak dan semuanya bersekolah di Sinjai.

"Anak pertama sudah selesai, anak kedua sementara kuliah, dua lainnya masih duduk di SD dan sekolah semua di Sinjai tidak ada sekolah di Bone,” jelasnya.

Menurut Faidah, anak-anak di pesisir Bone terutama warga Desa Massangkae sudah terbiasa menggunakan sampan sebagai alat tranportasi.

Mereka tidak takut menyebrangi sungai, meski cuaca buruk.

"Anak saya tidak pernah takut, meski angin kencang atau air naik," ujarnya.

Faidah berharap pemerintah setempat bisa lebih memperhatikan pendidikan utamanya di daerah pesisir dan terpencil.

Baca juga: Pantas Anak SD Tiap Hari ke Sekolah Sambil Gendong Adik, Hanya Hidup Berdua, Kades: Tidak Mau Pisah

Di sisi lain, Kepala Desa Massangkae Muhammad Asri Arsyad membenarkan bahwa banyak warganya, terutama yang tinggal di daerah pesisir memilih menyekolahkan anak-anak mereka di Sinjai.

Ia mengatakan akses ke Sinjai terhitung lebih muda.

"Akses ke sana lebih mudah. Mereka sudah terbiasa dengan kehidupan di pesisir dan menggunakan perahu," ungkapnya.

“16 KK semua di sini, tapi cuman 11 KK yang ber-KTP Bone yang lainnya Sinjai. Dan mereka memilih menyekolahkan anaknya di Sinjai karena dekat," jelasnya.

Daerah Borong Kalukue memang pesisir pantai paling di ujung di Kabupaten Bone sehingga anak di sana sudah terbiasa menggunakan sampan

"Kalau untuk jumlah keselurahan anak yang sekolah di desa saya itu ada 11 anak. Tujuh SD, dua SMP dan satu SMA. Semua di Sinjai sekolah," tandasnya.

Baca juga: Ingat Sagil Anak SD Tingginya 2 Meter? Kini Dilatih Jadi Atlet Basket, Biaya Hidup Keluarga Dibayari

Sementara itu dalam kasus lainnya, seorang anak SD di Kemang, Jakarta Selatan justru bikin ulah.

Mobil warna silver yang dikendarai bocah SD tersebut menabrak tiang lampu merah dan dikerumuni massa.

Di dalam mobil itu pun hanya terdapat seorang bocah yang ternyata mengendarai kendaraan tersebut.

Dalam video yang beredar, dinarasikan bahwa kecelakaan bocah kelas 1 SD membawa kabur mobil tersebut sampai menabrak sejumlah kendaraan.

"Tabrak lari, tabrak lari," kata perekam video seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Bahkan bocah tersebut hampir diamuk masyarakat yang berada di sekitar lokasi kejadian lantaran berkendara ugal-ugalan.

Namun hal itu untungnya batal saat melihat mobil dikendarai bocah sembilan tahun.

Bocah tersebut terlihat kebingungan setelah mobil yang dikemudikannya mengalami kecelakaan. 
 
Beberapa orang yang mengerumuni mobil tersebut kemudian mencoba membujuk sang anak untuk turun dari mobil.

"Duh, bocah. Anak kecil, anak kecil. Kalau bukan bocah udah gue matiin lu," kata seseorang dalam video tersebut.

Terkait itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi membenarkan adanya kecelakaan tunggal tersebut.

Ade Ary mengatakan, peristiwa terjadi pada Sabtu (3/8/2024), pukul 17.20 WIB.

"Mendapatkan laporan dari warga," kata Ade Ary kepada wartawan, Senin (5/8/2024).

"Adanya seorang anak kecil yang membawa mobil menabrak tiang lampu merah TL restoran cepat saji Kemang," imbuhnya.

Baca juga: Sosok Ammar dan Rifki, Bocah SD Naik Sampan ke Sekolah Tiap Hari, Tak Takut Meski Angin Kencang

Ade Ary mengatakan, bocah tersebut mengambil kunci mobil saat tengah bermain di perumahan di kawasan Bangka, Jakarta Selatan.

Setelahnya, mobil tersebut dibawa kabur.

"Anak kecil tersebut mengambil kunci mobil dari rumah pemilik mobil yang sebelumnya memarkirkan mobilnya di pinggir jalan setelah mengantar pemilik pulang."

"Selanjutnya mobil dibawa dari Perumahan Destap Jalan Bangka VIII A, Kelurahan Pela, Mampang, mengarah ke TL, restoran cepat saji Kemang," jelasnya.

Ade Ary mengatakan, bocah tersebut menabrak beberapa kendaraan saat mengemudikan mobil silver. 

Mobil akhirnya terhenti usai menabrak tiang lampu merah di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Baca juga: Aksi Bocah SD Kelas 1 Bawa Kabur Mobil yang Dipanaskan, Nyaris Dipukuli Warga setelah Tabrak Tiang

"Selama perjalanan mobil menabrak beberapa kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat."

"Mobil tersebut berhenti karena menabrak tiang lampu merah," tuturnya.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Saat ini kasus sudah ditangani oleh Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan. 

"Selanjutnya saksi memberitahu kepada orang tua korban dan selanjutnya menghubungi anggota Polsek Mampang."

"Mobil yang dikendarai oleh korban dibawa oleh pihak Laka Lantas Polres Jakarta Selatan," tuturnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved