Berita Bisnis
Bank Jago Beri Motivasi dan Strategi Hadapi Tantangan Finansial dan Dunia Kerja Kepada Mahasiswa ITS
PT Bank Jago Tbk memotivasi ratusan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya agar sigap dalam menghadapi tantangan finansial dan d
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - PT Bank Jago Tbk memotivasi ratusan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya agar sigap dalam menghadapi tantangan finansial dan dunia kerja yang semakin kompleks di era digital.
Dalam talkshow bertajuk “The Future is Yours” yang berlangsung di Auditorium ITS, Kamis (5/9/24), sejumlah praktisi Bank Jago mengajak mahasiswa menyelami dan mencari solusi dari berbagai permasalahan mendasar anak muda, mulai dari persoalan finansial hingga tantangan berkarir di industri digital.
Diskusi dibuka dengan pemutaran film berjudul “Hidup Selalu Diatur" garapan sineas lokal Ef Loygara. Film tersebut berkisah tentang seorang pemuda yang sejak kecil selalu diatur oleh ibunya, mulai dari gaya rambut, uang jajan, hingga cita-cita.
“Mungkin tidak sedikit dari kita yang related dengan cerita di film ini (Hidup Selalu Diatur). Termasuk dalam urusan karir dan keuangan,” ujar Nanang Harianto, Head of General Services Bank Jago.
Nanang berkisah soal pengalamannya berkarir di industri perbankan yang tidak terkait langsung dengan latar belakang pendidikannya sebagai alumni Fakultas Teknik Sipil ITS. Namun, kemauan belajar dan mencoba berbagai hal baru membuatnya lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif.
“Bicara karir dan pekerjaan juga related dengan masalah keuangan. Sejak bekerja di bank, khususnya Bank Jago, saya jadi lebih concern dengan kesehatan finansial," tuturnya.
Bicara soal kesehatan finansial, menurut Nanang, erat kaitannya dengan empat level kedewasaan keuangan manusia. Level pertama adalah financial security, yakni aman secara finansial dalam hal membiayai kebutuhan dasar pribadi. “Seperti aman untuk makan, bayar sewa hunian, atau bayar listrik dan telepon.”
Level kedua adalah financial resilience, yakni memiliki ketahanan keuangan yang lebih baik. Dalam hal ini penghasilan yang didapat tak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari tetapi juga tersedia dana siaga ketika menghadapi kejadian tak terduga.
“Level berikutnya adalah financial control atau memiliki kendali finansial. Punya penghasilan sendiri sehingga tidak lagi bergantung pada orang lain. Biasanya, mulai punya tabungan jangka panjang,” jelas Nanang.
Level terakhir adalah financial freedom atau memiliki kebebasan secara finansial. “Pada level ini umumnya masalah finansial sudah teratasi, punya dana pensiun dan dapat membahagiakan orang sekitar,” paparnya.
Kepedulian terhadap persoalan keuangan masyarakat, lanjut nanang, juga menjadi dasar lahirnya Bank Jago sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem digital Indonesia. Melalui fitur fitur unik di Aplikasi Jago dan Jago Syariah, layanan dan produk Bank Jago dirancang khusus untuk menjadi solusi keuangan yang berfokus pada kehidupan masyarakat digital.
“Setiap orang punya masalah dan kebutuhan hidup masing-masing, serta punya caranya sendiri untuk mengatur keuangan. Itulah kenapa Aplikasi Jago dengan fitur kantongnya dirancang agar nasabah bisa fleksibel mendesain solusi keuangannya sendiri secara mudah dan seamless. Apa lagi Aplikasi Jago terhubung dengan kekuatan ekosistem digital, seperti Gopay, Gojek, Tokopedia, serta Bibit dan Stockbit,” papar Nanang.
Jago Digital Academy
Menyambung soal karir, Dwi Gelegar Gilang Ramadhan, Employee Branding Engagement Specialist Bank Jago mengatakan hampir semua pelaku Industn, khususnya perbankan, melakukan inovasi produk dan layanan guna memenuhi kebutuhan konsumen di era yang serba digital. Namun, transformasi bisnis berbasis digital dr Indonesia dihadapkan pada tantangan yang tak mudah, terutama menyangkut kesenjangan antara kebutuhan dan pasokan talenta digital.
“Kalau kita lihat trennya, bukan lagi soal kamu sarjana apa atau tulusan mana. Tapi yang lebih dibutuhkan industri saat ini adalah SDM-SDM yang punya kemampuan berpikir analitis, kreatif, punya daya tahan, serta fleksibilitas dan agie atau mampu beradaptasi terhadap perubahan yang serba cepat,” ungkap Gilang.
Menurut Gilang, Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam menyiapkan lulusan baru untuk memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif. Untuk itu, Bank Jago terpanggil untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam membangun bank berbasis teknologi, dengan membuat program pembelajaran mandiri Jago Digital Academy.
“Melalui Jago Digital Academy, kami ingin meningkatkan relevansi dari apa yang diajarkan kampus dengan apa yang dibutuhkan industri. Tidak hanya perbankan dan kami di Bank Jago, tetapi lebih luas lagi untuk memenuhi kebutuhan industri berbasis teknologi," jelas Gilang.
Jago Digital Academy merupakan wadah kolaboratif bagi para talenta di bidang teknologi (tech talents) dalam mengakselerasi pengetahuan dan kompetensi digitalnya secara mandiri. Melalui program ini diharapkan muncul talenta-talenta unggul di bidang teknologi dan perbankan digital yang siap terjun di dunia kerja yang semakin kompetitif.
“Saat ini ada lebih dari 50 bidang studi, yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembetararan, yang berfokus pada tiga jalur kemampuan teknis: Product Management, Engineering, dan Data Scsence,” tuturnya.
Dukung Program Pemerintah Atasi Kebutaan, Paiton Energy dan Jawa Power Beri Operasi Katarak Gratis |
![]() |
---|
J99 Corp Adakan Employee Gathering bagi Karyawan, Beri Apresiasi Umrah-Haji, ini Pesan Juragan 99 |
![]() |
---|
Ada Inovasi Terbaru di Industri Kopi Instan, Wings Food Luncurkan TOP Mokachinno Double Shot |
![]() |
---|
Savyavasa Beri Komitmen Hadirkan Hunian Modern untuk Jadi Warisan Lintas Generasi di Indonesia |
![]() |
---|
Ajang Kompetisi dan Networking Game Developer, Garena Adakan Game Jam: Back For Round 2 di Surabaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.