Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Internasional

Dokter Gadungan Nekat Operasi Batu Empedu Modal Nonton YouTube, Pasien Meninggal Pelaku Malah Kabur

Dokter palsu itu tak punya kemampuan untuk mengoperasi seseorang, sebab hanya bermodal menonton video YouTube.

Editor: Torik Aqua
Pexels
Ilustrasi dokter operasi pasien - Dokter gadungan nekat operasi remaja mengangkat batu empedu bermodal YouTube, pasien tewas 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang dokter gadungan nekat mengoperasi seorang remaja usia 15 tahun hingga tewas.

Operasi yang dilakukan dokter palsu itu adalah pengangkatan batu empedu.

Padahal, dokter palsu itu tak punya kemampuan untuk mengoperasi seseorang, sebab hanya bermodal menonton video YouTube.

Tentu saja operasi tersebut gagal hingga menyebabkan remaja itu meninggal.

Baca juga: Nasib Wanita Lemas Usai Kenal Dokter Gadungan, Uangnya Rp 3,4 Miliar Ludes: Tak Bisa Ditarik

Dikutip dari mStar, Selasa (10/9/2024), seorang anak laki-laki berusia 15 tahun meninggal setelah operasi pengangkatan batu dari kandung empedunya yang gagal oleh dokter palsu.

Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi di Bihar, India.

Remaja tersebut diketahui dibawa ke klinik yang dikelola oleh 'dokter' di Madhaura pada Jumat malam oleh keluarganya, setelah mengeluh muntah-muntah dan sakit perut.

Mengutip laporan India Today, anggota keluarga korban mengatakan dokter melakukan operasi tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.

Mereka juga mengklaim bahwa dokter melakukan operasi dengan mengacu pada video YouTube di ponselnya.

Saat operasi dilakukan, kondisi korban semakin parah.

Saat keluarga korban angkat bicara, dokter dikabarkan membalas pukulan mereka.

Dokter akhirnya memutuskan untuk mengirim remaja tersebut ke rumah sakit di Patna, namun korban meninggal dalam perjalanan.

Dia kemudian melarikan diri dari lokasi kejadian dan meninggalkan tubuh korban.

Keluarga korban membuat laporan polisi terhadap dokter tersebut atas dugaan kelalaian dan malpraktek yang mengakibatkan kematian.

Polisi kini aktif memburu dokter tersebut.

Influencer Asal Brasil Rela 30 Kali Operasi Plastik Demi Mirip Kim Kardasian, Kini Menyesal

Memiliki wajah yang cantik memang keinginan semua wanita.

Meski sudah sejak lahir memiliki wajah cantik dan menggemaskan, ya namanya juga manusia ingin mengubah demi idolanya saat remaja.

Ini salah satu yang dilakukan oleh influencer asal Sao Paulo, Brasil.

Jennifer Pamplona, seorang model dan influencer ini menjadi contoh nyata dampak buruk obsesi terhadap operasi plastik.

Awalnya ia terobsesi ingin mirip dengan Kim Kardasian, rela melakukan prosedur kecantik yang bahkan ekstrem sekaligus demi obsesinya tersebut.

Namun siapa sangka, kini ia tinggal menyesal saja dengan obsesinya tersebut.

Jennifer sudah melakukan operasi lebih dari 30 prosedur bedah yang ia lakukan sejak masih remaja.

Awalnya, ia memiliki keinginan untuk memperbaiki penampilan, tetapi berubah menjadi kecanduan hingga akhirnya kini menyesal.

Bahkan tak hanya wajahnya yang dirubah, melainkan seluruh tubuhnya juga dilakukan operasi plastik.

Dari pembesaran bokong hingga operasi wajah sudah ia lakukan, bahkan Jennifer tidak pernah merasa cukup dengan yang dimilikinya saat itu.

Siapa sangka, salah satu dampak negatif pada kesehatannya yaitu penggunaan Polymethyl-methacrylate (PMMA).

Yang merupakan sebuah zat yang digunakan untuk filler dermal dan augmentasi bokong.

Penggunaan PMMA sendiri membawa resiko besar, termasuk peradangan, perubahan warna kulit, hingga potensi komplikasi serius lainnya.

Yang dialami Jennifer, zat ini bahkan menyebabkan kerusakan yang begitu parah hingga mengancam kesehatan reproduksinya.

“Impian saya untuk menjadi seorang ibu hancur akibat komplikasi yang disebabkan oleh PMMA," katanya dengan penuh penyesalan.

“Rasa sakit ini tak terlukiskan, dan kenyataan bahwa saya tidak bisa menciptakan kehidupan adalah sesuatu yang tak pernah saya bayangkan,” tambahnya.

Saat ini, wanita usia 31 tahun ini dalam masa pemulihan psikologinya.

Bahkan ia jua didiagnosis dengan gangguan dismorfia tubuh sejak tahun 2022.

Gangguan ini membuatnya terperangkap dalam siklus operasi yang tidak pernah berakhir, di mana ia selalu merasa tidak puas dengan hasil yang diperoleh.


Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved