Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Blitar

Berharap Berkah, Ribuan Warga Berebut Air Bekas Siraman Gong Kiai Pradah di Alun-Alun Lodoyo Blitar

Ribuan warga berebut air bekas siraman Gong Kiai Pradah di Alun-alun Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Selasa (17/9/2024).

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL HADI
Warga berebut air bekas siraman Gong Kiai Pradah dan tumpeng di Alun-alun Lodoyo, Kabupaten Blitar, Selasa (17/9/2024).  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Ribuan warga berebut air bekas siraman Gong Kiai Pradah di Alun-Alun Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Selasa (17/9/2024). 

Para warga berharap berkah dari Tuhan YME dengan mengambil air bekas memandikan pusaka Gong Kiai Pradah

Salah satu warga, Eka Agus Setyowati (59) mengatakan, tiap tahun mengikuti acara siraman atau jamasan Gong Kiai Pradah di Alun-alun Lodoyo. 

Warga Togogan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, itu ingin mendapatkan air bekas siraman Gong Kiai Pradah

Eka ikut berebut air bekas mencuci Gong Kiai Pradah dan tumpeng hasil bumi di acara itu. 

Baca juga: Disperindag Kabupaten Blitar Gunakan Alokasi DBHCHT Rp 800 Juta untuk Pelatihan Pelintingan Rokok

"Tiap tahun saya ikut acara ini. Ingin mendapatkan air bekas mencuci Gong Kiai Pradah dan berebut tumpeng hasil bumi," katanya. 

Menurutnya, bagi yang percaya, air bekas mencuci Gong Kiai Pradah memiliki khasiat bisa mengobati penyakit dan bisa membuat awet muda. 

"Katanya orang-orang airnya bisa bikin awet muda. Itu kata orang-orang. Tapi, kita tetap harus percaya kepada Tuhan YME," ujarnya. 

Hal sama dikatakan Mutini, warga Garum, Kabupaten Blitar. Mutini juga rutin mengikuti tradisi siraman Gong Kiai Pradah di Alun-alun Lodoyo. 

Mutini juga berharap berkah dari tradisi siraman Gong Kiai Pradah

"Saya ikut acara ini biara mendapat berkah, diberi kesehatan dan kelancaran rezeki," katanya. 

Tradisi siraman Gong Kiai Pradah rutin dilakukan tiap tahun di Alun-alun Lodoyo. Acara digelar bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Gong Kiai Pradah merupakan pusaka milik Pangeran Prabu dari Mataram. Pangeran Prabu masuk ke Blitar dan sempat singgah di beberapa wilayah di Kabupaten Blitar. 

Baca juga: Hasil Tes Urine Puluhan Pengunjung saat Polisi Blitar Razia Tempat Hiburan Malam

Ketika masuk ke Blitar, Pangeran Prabu membawa beberapa benda pusaka salah satunya berbentuk gong yang diberi nama Kiai Becak atau Kiai Pradah. 

Bupati Blitar, Rini Syarifah atau Mak Rini yang mengikuti acara siraman Gong Kiai Pradah mengatakan selain untuk melestarikan budaya, kegiatan ini juga dapat mengungkit ekonomi masyarakat. 

Karena, acara siraman Gong Kiai Pradah selalu dihadiri ribuan warga dari Kabupaten Blitar dan luar daerah. 

"Ini sangat luar biasa, saya yakin masyarakat datang ke sini sudah beberapa hari lalu, termasuk dari luar kota. Saya ingin mengungkit daya ekonomi masyarakat dari kegiatan ini," katanya. 

"Selain itu, lewat kegiatan ini kami ingin melestarikan dan memperkenalkan budaya ke seluruh masyarakat. Ini tradisi yang sudah lama kami jalankan dan akan terus kami lanjutkan agar anak-anak mudah paham dengan tradisi ini," lanjutnya. 

Kepala Disbudpar Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso mengatakan tradisi siraman Gong Kiai Pradah mendapat warisan budaya tak benda dari Unesco pada 2017.

Tradisi siraman Gong Kiai Pradah menjadi senjata kuat untuk promosi wisata budaya dan identitas daerah di Kabupaten Blitar

"Selain untuk melestarikan budaya, tradisi siraman Gong Kiai Pradah menjadi ajang untuk mempromosikan pariwisata di Kabupaten Blitar," katanya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved