Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Bu Guru Dihabisi Pensiunan Polisi, Pelaku Buat Skenario Palsu, Terungkap Berkat Segelas Teh

Seorang bu guru dihabisi pensiunan polisi viral di media sosial. Pensiunan polisi itu tak lain adalah sopir bu guru tersebut.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
Kolase DOK. Polres Banjarnegara dan YouTube Tribun Sumsel
SL, pensiunan polisi habisi bu guru yang merupakan majikannya sendiri. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang bu guru dihabisi pensiunan polisi viral di media sosial.

Pensiunan polisi itu tak lain adalah sopir bu guru tersebut.

Pelaku adalah SL (63).

Sementara bu guru yang menjadi majikannya itu ialah EM (59).

Kematian EM mulanya disebabkan karena mengakhiri hidup.

Namun belakangan terungkap, EM ternyata dihabisi oleh SL yang merupakan sopirnya.

Baca juga: Pak Kades Kadung Ngamuk Minta Gaji Guru Honorer Anaknya Dibayar, Ternyata Sudah Setahun Tak Mengajar

Insiden ini terjadi di Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (12/9/2024).

Jasad korban ditemukan saat rekannya curiga EM tidak berangkat mengajar sejak Rabu (11/9/2024).

Setelah dicek ke rumahnya, korban yang selama ini tinggal seorang diri ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa. 

"Korban (ditemukan) sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi korban telungkup di bawah dan terdapat jeratan tali di leher," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Erick Budi Santoso, Selasa (17/9/2024), dilansir Kompas.com.

Mulanya, pihak keluarga menolak autopsi terhadap jasad korban.

Oleh karena itu, jasad korban langsung dimakamkan pada malam harinya.

Berselang sehari, tepatnya Jumat (13/9/2024), anak korban yang baru kembali dari luar kota mendapati sejumlah kejanggalan pada kematian ibunya.

Polisi juga menemukan sejumlah kejanggalan.

Polres Banjarnegara saat mengungkap kasus pembunuhan berencana yang terjadi di Dusun Gumelar, Desa Kalilandak, Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara yang diketahui, Kamis (12/9/2024) sekitar pukul 11.00 WIB.
Polres Banjarnegara saat mengungkap kasus pembunuhan berencana yang terjadi di Dusun Gumelar, Desa Kalilandak, Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara yang diketahui, Kamis (12/9/2024) sekitar pukul 11.00 WIB. (DOK. Polres Banjarnegara)

Kejanggalan itu di antaranya, di dalam rumah ditemukan ada suguhan tamu.

"Di dalam rumah ditemukan suguhan di kursi ruang tamu, ada satu gelas teh yang sudah diminum, buah semangka yang sudah diiris di piring."

"Pakaian korban saat ditemukan meninggal memakai daster yang dilapisi jaket dan pakai kerudung," ungkap Erick.

Menurut Erick, biasanya setiap di rumah, korban hanya memakai daster saja.

Selain itu, mobil Avanza warna hitam milik korban juga tidak ada.

Kemudian, gerbang juga dalam kondisi terkunci, dengan kunci berada di depan gerbang.

Dari temuan itu, keluarga lantas membuat laporan resmi ke Polsek Klampok.

Polisi kemudian membongkar makam korban untuk keperluan autopsi.

Dari serangkaian penyelidikan, terungkap korban dibunuh oleh orang kepercayaannya sendiri.

"Modusnya tersangka menjual mobil milik korban tanpa sepengetahuan korban."

Baca juga: Viral Kades Ngamuk di SD, Tagih Gaji Anaknya yang Guru, Ternyata 1 Tahun Sudah Tak Mengajar

"Lalu membunuh korban pada saat korban tidak terima atas perbuatan tersangka," terang Erick, melansir Tribun Jateng.

Setelah membunuh, SL menyusun skenario agar seolah-olah korban tewas mengakhiri hidup.

Adapun kronologi kejadian bermula saat pelaku datang ke rumah korban.

Korban lantas menanyakan keberadaan mobilnya. Pelaku menjawab, mobil itu telah dijual.

"Saat itu korban marah, lalu seketika itu juga pelaku mengambil tali yang sudah disiapkan di balik baju, lalu korban diikat lehernya," urainya.

Korban sempat berteriak, namun ia tak berdaya hingga akhirnya tewas.

Untuk menutupi perbuatannya, pelaku membuat jeratan di leher korban yang diikatkan di ventilasi, agar terlihat seolah-olah korban tewas mengakhiri hidup.

Setelah menghabisi nyawa korban, pelaku kabur.

"Awalnya kita mendapat laporan terkait adanya orang gantung diri."

"Karena tersangka memang merupakan purnawirawan anggota Polri hingga pintar menutupi jejak dan dibuat seakan-akan kejadian tersebut gantung diri," tandasnya.

SL, pensiunan polisi habisi bu guru yang merupakan majikannya sendiri.
SL, pensiunan polisi habisi bu guru yang merupakan majikannya sendiri. (Kolase DOK. Polres Banjarnegara dan YouTube Tribun Sumsel)

Kisah lainnya, seorang pemuda lemas kehilangan Rp 50 juta demi kerja di PT KAI.

Pemuda itu bernama Makmurdin Muslim atau Arif (27).

Warga Kembangan, Jakarta Barat itu ditipu Bripda WSN anggota Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Polda Metro Jaya.

Kronologi kejadian pun terungkap.

Melansir dari Tribun Jabar, pada Mei 2024, Arif mengetahui lowongan pekerjaan sebagai teknisi di PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui status WhatsApp teman istrinya yang bernama Ajeng. 

Lowongan pekerjaan itu ternyata diketahui Ajeng dari suaminya yang merupakan teman dari Bripda WSN.

"Awal permasalahan ini dari statusnya Ajeng, dia istrinya polisi aktif. Dia mengunggah info (lowongan pekerjaan) dari Bripda WSN yang dipublikasikan ke status (WhatsApp)-nya Ajeng,” ujar Arif saat dikonfirmasi, Selasa (17/9/2024), dikutip dari Kompas.com.

Arif pun tertarik dengan lowongan kerja tersebut, begitu pula dengan Ajeng.

Arif dan Ajeng pun bertemu dengan Bripda WSN untuk meminta penjelasan soal mekanisme pendaftaran kerja dan keperluan lainnya.

Bripda WSN mengaku memliki koneksi ke PT KAI sehingga bisa memasukkan orang lains ebagai pegawai lewat 'jalur belakang'.

Baca juga: Warga Ngamuk Polisi Lepas Tembakan saat Tangkap Pencuri karena Dekat Sekolah, Kapolres Angkat Bicara

Akan tetapi, Arif dan Ajeng diminta membayar 'uang pelicin' untuk bisa diterima di pekerjaan tersebut.

“(Dijelaskan Bripda WSN) untuk harga seperti masinis itu sekitar Rp 170 juta, teknisi seharga Rp 50 juta, dan yang lainnya. Saya ambil bagian teknisi,” kata Arif.

Bripda WSN mengiming-imingi gaji sebesar Rp 8-10 juta per bula jika Arif bekerja sebagai teknisi PT KAI.

Arif dan Ajeng pun merasa tergiur, kemudian menyerahkan data diri mereka sebagai syarat lamaran kerja ke Bripda WSN.

Keduanya juga menyetorkan sejumlah dana secara bertahap ke pelaku.

Usai melakukan pembayaran senilai Rp 50 juta, Arif dijanjikan akan menjalani diklat sebagai teknisi di PT KAI pada akhir Juli 2024.

Akan tetapi, hingga waktu yang dijanjikan, Arif tidak mendapatkan kepastian dari Bripda WSN.

Arif pun mulai curiga dan mendatangi kediaman Bripda WSN Di Serpong Tangerang Selatan.

Berdasarkan penelusuran tersebut, Arif mengetahui bahwa ada korban lain yang diduga juga ditipu oleh Bripda WSN.

“Kesaksian RT-nya pun juga bilang, ini rumah sudah diambil alih sama korban sebelumnya, kemudian aset-aset WSN juga yang saya dapat informasi sudah dijual juga untuk korban-korban lainnya yang rugi besar,” ujar Arif.

Adapun Polda Metro Jaya kini tengah memproses pelanggaran kode etik Bripda WSN terkait kasus dugaan penipuan tersebut. 

“Sudah ditangani dan pelanggarannya sudah kami proses kode etiknya. Pidananya ditangani reserse,” kata Kepala Bidang Propam Polda Metro Jaya Kombes Pol Bambang Satriawan saat dikonfirmasi, Selasa (17/9/2024).

Kini, pelanggaran kode etik Bripda WSN masih dalam proses pemeriksaan oleh Biro Pengawasan dan Pembinaan Profesi (Wabprof) Propam Polda Metro Jaya. 

“Setelah itu kami sidangkan, putusan nanti saat persidangan akan diputus oleh komisi kode etik atau hakim,” ujar Bambang.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved