VIRAL TERPOPULER Tersangka Pencabulan Dilantik Jadi Anggota DPRD - 6 Sosok Bela Gibran Soal Fufufafa

TRIBUNJATIM.COM - Kumpulan berita peristiwa viral di media sosial tersangkum dalam berita viral terpopuler, Jumat 20 September 2024.

Berita pertama, rencana BBM subsidi Pertalite yang akan dibatasi per 1 Oktober 2024.

Ada juga berita mengenai HA tetap dilantik jadi anggota DPRD Singkawang, Kalimantan Barat, periode 2024-2029, padahal sudah ditetapkan sebagai tersangka pencabulan anak.

Selanjutnya berita enam tokoh bela Gibran Rakabuming soal polemik akun fufufafa yang hina Prabowo Subianto.

Berikut selengkapnya berita viral terpopuler hari ini, Jumat (20/9/2024) di TribunJatim.com.

Baca juga: JATIM TERPOPULER: Kebakaran Pasar Sepanjang - Polisi Selidiki Kasus Kos-kosan Maria Direbut Penyewa

Baca juga: BREAKING NEWS - Kunjungi Jatim, Presiden Jokowi Batal Hadiri Penutupan PON XXI Aceh Sumut 2024

Baca juga: Tim Voli Indoor Putri Jawa Timur Juarai PON XXI 2024, Akhiri Puasa Gelar Selama 24 Tahun

1. Rencana BBM Subsidi Dibatasi 1 Oktober 2024, Simak Juga Harga BBM Pertamina di Seluruh Indonesia

Simak rencana BBM subsidi Pertalite yang akan dibatasi per 1 Oktober 2024.

Simak juga daftar lengkap harga BBM terbaru di seluruh Indonesia.

Menanggapi rencana pembatasan BBM itu, Kementerian ESDM hingga kini mengaku masih belum bisa memastikan.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menyebut kepastian pembatasan BBM subsidi per 1 Oktober 2024 masih didalami.

Ia mengatakan, sampai saat ini pemerintah masih terus mendalami mekanisme penyaluran BBM subsidi tepat sasaran, termasuk kriteria penerimanya.

"Kita masih dalami. Masih didalami sampai siap operasional. Saya enggak bisa ngomong waktunya," ujarnya, Rabu 18 September 2024.

Baca juga: Viral Keluhan Beli BBM di Pertamini Tak Sesuai Takaran, 1 Liter Dapat 600 ML, Pertamina Buka Suara

Meski belum dapat memastikan waktu pemberlakuannya, namun dia memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran pasti akan diberlakukan.

Sebab selama ini penyaluran BBM subsidi masih belum tepat sasaran.

"Jadi dong. Kalau enggak gimana? Kita untuk menuju idealnya adalah subidi langsung. Idealnya sampai ke sana (subsidi langsung), nanti yang disubsidi orangnya, harganya sama. Itu targetnya yang sangat ideal," ucapnya.