Beras Indonesia Lebih Mahal dari Pasar Global & Tertinggi di ASEAN, Tapi Pendapatan Petani Kecil
Tingginya harga beras di Indonesia justru tak sebanding dengan pendapatan petani lokal.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Pasalnya Indonesia sendiri memiliki ambisi untuk menjadi negara maju pada tahun 2045 atau Indonesia Emas.
Menurut Carolyn, langkah awal yang perlu diambil adalah memastikan keterjangkauan harga pangan, khususnya beras, sebagai salah satu sumber gizi bagi pembentukan sumber daya manusia (SDM).
"Pembentukan sumber daya manusia penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan," jelasnya.
Baca juga: Jaga Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok di Kota Kediri, DKPP Lakukan Monitoring di Pasar Setono Betek
Dilaporkan BPS, impor beras Indonesia melonjak 121,34 persen selama Januari hingga Agustus 2024.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, nilai impor beras hingga Agustus 2024 mencapai 3,05 juta ton atau senilai 1,91 miliar dollar AS.
Angka tersebut meningkat 121,34 persen dibandingkan Januari-Agustus 2023 yang sebanyak 863,62 juta dollar AS.
"Impor beras memberikan andil sebesar 1,50 persen dari total nilai impor non migas Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Adapun nilai impor non-migas sepanjang periode ini sebesar 127,82 miliar dollar AS, meningkat 2,47 persen dibandingkan Januari-Agustus 2023 yang sebesar 124,74 miliar dollar AS.
Dia mengungkapkan, selama periode ini Indonesia paling banyak mengimpor beras dari negara Thailand sebanyak 1,13 juta ton senilai 734,77 juta dollar AS.
Lalu Vietnam sebanyak 0,87 juta ton senilai 542,86 juta dollar AS dan Pakistan sebanyak 0,46 juta ton senilai 290,56 juta dollar AS.
"Negara asal impor beras tertinggi adalah Thailand," kata dia.
Sementara khusus pada Agustus 2024, Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 114,11 juta dollar AS.
Secara bulanan (month to month/mtm) dan tahunan (year on year/yoy) nilai impor beras pada Agustus 2024 meningkat masing-masing 4,99 persen dan 22,54 persen.

Di sisi lain, nasib tidak mengenakkan dirasakan oleh petani tembakau di Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Berniat memutus rantai serangan hama tikus, membuat petani memilih beralih dari menanam padi ke menanam komoditas tembakau.
Mirna Terjerat Pinjol Demi DP Mobil Imbas Gengsi, Cicilan dari Rp3 Juta Jadi Rp60 Juta dalam 4 Bulan |
![]() |
---|
Cegah Kenakalan Remaja, Petugas Gabungan Gelar Patroli Malam di Wonosalam Jombang |
![]() |
---|
Kebakaran Kandang Ternak di Montong Tuban, 3 Ekor Kambing Mati Terpanggang |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut di Jalan Bojonegoro Cepu, Diduga Gagal Menyalip, Pemuda Tewas Ditabrak Truk |
![]() |
---|
Satpol PP Tuban Tertibkan 9 Reklame Tak Berizin, Barang Bukti Diamankan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.