Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

JATIM TERPOPULER - Guru Dipolisikan usai Cubit Murid - Nasib Mahasiswa di Madura Aniaya Pacarnya

Di antaranya adalah akhir nasib mahasiswa di Madura setelah menganiaya pacarnya. Hingga guru dipolisikan wali murid setelah cubit muridnya.

Editor: Torik Aqua
Kolase TribunJatim.com
Berita Jatim terpopuler - Mahasiswa di Madura aniaya pacarnya - Petani milenial gelar deklarasi damai Pilkada 2024 

TRIBUNJATIM.COM - Simak berita Jatim terpopuler yang mendapat banyak sorotan hari ini, Minggu (29/9/2024).

Sejumlah peristiwa di Jawa Timur menarik untuk dibaca.

Di antaranya adalah akhir nasib mahasiswa di Madura setelah menganiaya pacarnya.

Hingga guru dipolisikan wali murid setelah cubit muridnya.

Simak berita terpopuler selengkapnya berikut ini.

  1. Nasib mahasiswa setelah aniaya pacarnya

Nasib mahasiswa yang terekam menganiaya pacarnya kini kasusnya diproses polisi.

Diketahui dalam video itu menampakkan oknum mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang menganiaya pacarnya.

Video itu, seperti yang dikutip dari Tribunnews, sudah diunggah sejumlah akun di media sosial.

Satu di antaranya diunggah oleh @tanyarlfes pada 21 September 2024 kemarin.

Baca juga: VIRAL Mahasiswa di Bangkalan Aniaya Pacar, 5 Saksi Dihadirkan UTM, Termasuk Terduga Perekam Video

Pada video terlihat pelaku F (21) menganiaya pacarnya D (21).

F tega berulang kali memukuli korban.

Bahkan, pelaku sempat memiting dan menggigit pacarnya itu.

Hingga kini, video mahasiswa UTM aniaya pacar sudah ditonton lebih dari 10 juta kali.

Belakangan diketahui aksi penganiayaan terjadi pada Sabtu (21/9/2024) sore.

Lokasinya di sebuah indekos yang berada di komplek Graha Trunojoyo, Desa Telang, Kecamatan Kamal, Bangkalan.

Korban D melaporkan F ke polisi usai kejadian dan video penganiayaan viral.

F langsung ditangkap pada Minggu (23/9/2024) dan ditetapkan sebagai tersangka pada Selasa (24/9/2024).

Alasan tersangka

Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya mengatakan, motif tersangka melakukan aksinya karena kesal dengan korban.

F dan D sudah menjalin hubungan asmara kurang lebih sudah 1,5 tahun.

Menurut F, belakangan D mulai berubah, berbeda saat di awal pacaran.

Akhir-akhir sebelum kejadian, D sudah tidak menyapa F dengan sebutan sayang lagi.

Selain itu, komunikasi keduanya memburuk hingga berakhir dengan penganiayaan.

"Tersangka ini merasa dicuekin terus, ketika menghubungi korban susah dihubungi, di WhatsApp balesnya lambat-lambat, sehingga pelaku ini kesal terhadap korban," ujar Febri, dikutip dari Kompas.com.

Akibat kejadian ini, korban D menderita lebam-lebam serta bekas gigitan.

Minta maaf

F di hadapan polisi mengakui perbuatannya memukuli pacarnya D.

"Iya, saya mengaku bersalah dan khilaf," katanya.

F dijerat pasal 351 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penganiayaan Biasa.

Tersangka terancam pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan dengan denda paling banyak Rp 4,5 juta.

Sosok F

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, F mengambil jurusan di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri UTM.

Ia masih duduk di semester 5.

F berasal dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Selain dipenjara, F terancam drop out (DO) dari kampusnya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Alumni Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim menegaskan menyerahkan kasus ini ke kepolisian.

Pihak UTM sudah melakukan rapat pimpinan guna menentukan nasib F.

"Memutuskan bahwa mahasiswa (F) diberhentikan sementara dari seluruh kegiatan akademik di Universitas Trunojoyo Madura."

"Keputusan ini berlaku hingga adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Jika pelaku bersalah maka pelaku di DO permanen dari UTM," katanya, dikutip dari trunojoyo.ac.id.

Terkait insiden ini, lanjut Surokim, UTM akan menempuh sejumlah langkah.

Termasuk terus melakukan kampanye anti kekerasan kepada civitas akademika secara berkelanjutan.

"Dan terus berkomitmen melakukan peraturan anti kekerasan, anti perundungan dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan," tegas Surokim.

2. Guru dipolisikan usai cubit muridnya

Seorang guru dipolisikan wali murid di SD Negeri Grujugan 1 Kecamatan Cermee Bondowoso.

Penyebabnya, karena guru tersebut diduga guru mencubit siswa berinisial F (12).

Menurut orang tua Rian, anaknya yang duduk di bangku kelas 5 SD itu dicubit oleh gurunya hingga memar. Kejadian itu terjadi pada 9 September 2024.

"Tapi saya baru tahu dua hari berikutnya, 11 September 2024," jelasnya pada jurnalis Tribun Jatim, Jumat (27/9/2024).

Kejadian diduga kekerasan fisik itu, diketahui pertama kali setelah Rian, menemukan lebam di bagian kanan dada anakn6a..

Baca juga: Ketua DPC Partai Garuda Bondowoso Terseret Sepeda Motor 40 Meter, Pergoki Perusak Banner Paslon

Namun saat ditanya, anaknya mengaku bahwa dicubit oleh gurunya berinisial FT.

“Saya tanya ke anak saya katanya dicubit, dipelintir dan ditarik ke atas hingga lebam,” kata dia.

Tak mau hanya mendengar sepihak, Rian mencoba mengkonfirmasi kebenaran pengakuan anaknya. Dan sebagaimana keterangan gurunya, bahwa anaknya bertengkar sama temannya.

Kemudian F dihukum dan diberdirikan. Namun tidak hanya itu, anaknya juga dicubit.

Dia juga mengungkapkan, anaknya kini mengalami trauma karena dugaan kekerasan fisik tersebut.

“Hitam lebam, dan beberapa hari masih sakit katanya,” ungkap dia.

Baca juga: Hasil Kerajinan Tangan WBP Lapas Bondowoso, Produksi 1.000 Besek Tape Setiap Bulan

Menurut Rian, dirinya sudah mencoba meminta guru tersebut meminta maaf dan mengakui perbuatan tersebut. Namun, di group wali murid, justru menantang untuk dilaporkan.

"Padahal kami menunggu itikad baiknya tapi hingga kini tidak ada,” ucap dia.

Akhirnya dia melaporkan guru tersebut ke Unit PPA Polres Bondowoso, dengan bukti hasil visum dan beberapa bukti lainnya.

“Laporan sudah masuk, sehingga harus diselesaikan di Polres nanti seperti apa,” terang dia.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, guru FT mengatakan, dirinya mengharapkan wali murid tersebut datang ke sekolah untuk melakukan komunikasi.

Karena, dirinya dan para guru siap menjelaskan bahwa anak tersebut sering melakukan kesalahan.

"Saya sudah bilang, monggo kalau mau ke sekolah silah saya tunggu. Tak hanya saya yang menunggu, guru-guru lain juga menunggu," tuturnya.

Ia sendiri tak paham mengapa wali murid dari F enggan ke sekolah.

"Itu saya juga tidak tahu, saya tunggu itum Kepala sekolah pun tidak ada pemberitahuan ke saya," pungkasnya.

3. Aliansi petani milenial deklarasi damai Pilkada 2024

Aliansi Petani Millenial Mojokerto, melaksanakan Deklarasi Damai Pilkada 2024, pada Kamis, (27/9/2024) di Cafe BM Coffee, Mojokerto.

Aksi bertajuk "Deklarasi Pilkada Aman dan Damai Tahun 2024 dalam Rangka Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Jatim" digelar dengan maksud ikut berpartisipasi dalam menciptakan pilkada yang aman dan kondusif. 

Zacvar, Ketua Aliansi Petani Millenial Mojokerto menjelaskan, bekerjasama dengan pihak terkait dan didukung oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama berharap, agar pada pelaksanaannya nanti masyarakat bisa memilih calon pemimpin daerah dengan bebas dan tanpa adanya tekanan.

Terlebih pada saat ini, dimana kondisi persaingan antara pasangan calon sangat kentara. 

Hal ini, lanjut Zacvar adalah hal yang lumrah untuk menggaet dan memperoleh suara yang telah ditargetkan.

Baca juga: Sampang Sering Mendung dan Hujan, Petani Tembakau Dihantui Rasa Khawatir, Berdoa agar Cuaca Panas

Namun ia mengimbau kepada masyarakat, terlebih yang masuk dalam keluarga besar Aliansi Petani Millenial Mojokerto, agar pandai dalam memilih sosok pemimpin.

Sehingga di kemudian hari pemimpin yang menjadi pilihan mereka, bisa menjadi pemimpin yang amanah dan memperjuangkan hak rakyat. 

"Oleh karenanya kita memilih sesuai hati kita, jangan sampai tergoda oleh praktik-praktik politik yang tidak benar, semisal money politics dan semacamnya," tuturnya. 

Zacvar menyebut, semakin dekatnya pelaksanaan Pilkada serentak 2024 tersebut dapat dipastikan akan berpengaruh pada tingkat akar rumput (grass root) dalam perbedaan dukungan terhadap salah satu calon kepala daerah sehingga berpotensi pada terjadinya gesekan dari masing-masing pendukung calon kepala daerah. 

Baca juga: Beras Indonesia Lebih Mahal dari Pasar Global & Tertinggi di ASEAN, Tapi Pendapatan Petani Kecil

Namun hal tersebut, lanjut Zacvar, jangan sampai melupakan etika dalam berpolitik, yang dimaksudkan adalah adanya praktik yang tidak sehat yang bisa berpengaruh terhadap kelancaran pilkada 2024 nanti. 

"Kami antusias dalam menyambut pilkada tahun ini dan berharap nantinya menghasilkan pemimpin yang bisa menyerap aspirasi rakyat, demi keberlangsungan pemerintahan yang adil dan beradab," ujarnya. 

Iapun berharap dengan deklarasi ini, Aliansi Petani Millenial Mojokerto menjadi contoh bagi lainnya, untuk berani bersikap dan berkomitmen demi kemajuan bangsa dan negara. 

Zacvar berucap, agar mencontoh para pejuang yang telah memerdekakan negeri ini dengan jiwa persatuan dan kesatuan yang kuat dan lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. 

"Persatuan, itu kuncinya, maka dengan mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan, para pejuang kita bisa memperoleh kemerdekaan, begitu pula halnya dengan pilkada kali ini, jika berlandaskan persatuan dan kesatuan, akan tercipta pilkada yang aman dan damai," Zacvar.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved