Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

VIRAL TERPOPULER: Penjelasan Kepsek soal Buku 200 Ribu Padahal 25 Ribu di Online - UIPM Tak Berizin

Berita viral terpopuler hari ini menyoroti soal buku sekolah, kisah Mbah Enas, dan kampus UIPM.

Editor: Olga Mardianita
TribunJatim.com/Istimewa
Berita viral terpopuler hari ini, Sabtu (5/10/2024): Penjelasan Kepsek soal Buku 200 Ribu Padahal 25 Ribu di Online - UIPM Tak Berizin 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut tersaji berita viral terpopuler hari ini, Sabtu (5/10/2024).

Segmen berita terpopuler ini menyoroti soal buku sekolah, kisah Mbah Enas, dan kampus UIPM.

Pertama, orang tua murid protes buku sekolah dipatok Rp200 ribu oleh sekolah padahal hanya seharga Rp25 ribu di toko online.

Kepala sekolah pun buka suara mengenai hal ini.

Kedua, Mbah Enas merawat 2 cucunya seorang diri dan mengandalkan pekerjaan petani untuk bertahan hidup.

Diketahui, ibu cucunya menikah lagi.

Ketiga, Kemendikbud pastikan UIPM tak berizin.

Kampus tersebut viral setelah memberikan gelar doktor honoris causa.

Selengkapnya, simak berita viral terpopuler hari ini di bawah ini.

1. Penjelasan Kepsek soal Orangtua Murid Beli Buku Rp 200 Ribu Padahal di Online Rp 25 Ribu: Fasilitasi

Inilah penjelasan kepala sekolah soal orangtua murid beli buku Rp 200 ribu padahal di online Rp 25 ribu.

Peristiwa ini terjadi di SDN 2 Kawalu, Kelurahan Talagasari, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Curhatan orangtua murid bernama Herdi itu viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @undercover.id.

Herdi mengaku bahwa ia terpaksa membeli buku anaknya di sekolah meski harga cukup mahal.

Salah satunya sebuah Bupena (Buku Penilaian) Merdeka kelas 3 Sekolah Dasar yang ditunjukkannya dalam video.

Buku untuk anaknya itu ia beli di sekolah dengan harga mencapai Rp 200.000.

Ia mengatakan ada diskon harga buku tersebut menjadi Rp 180.000.

 "Herdi, orangtua siswa SDN 2 Kawalu, Kelurahan Talagasari, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mengeluh lantaran mahalnya harga buku di sekolah anaknya," tulis akun instagram @undercover.id pada Kamis (3/10/2024), melansir dari TribunJabar.

Herdi pun mengeluh karena mahalnya harga buku di sekolah anaknya tersebut.

Baca juga: Guru BK Cuma Dapat Peringatan usai Lecehkan Puluhan Murid, Siswa Demo Tak Terima: Tanya soal Ciuman

Penjelasan Kepsek soal Orangtua Murid Beli Buku Rp 200 Ribu Padahal di Online Rp 25 Ribu: Fasilitasi
Penjelasan Kepsek soal Orangtua Murid Beli Buku Rp 200 Ribu Padahal di Online Rp 25 Ribu: Fasilitasi (Instagram @undercover.id)

“Anak saya disuruh beli buku dengan nominal Rp200 ribu, cuma sekarang ada diskon menjadi Rp 180 ribu.

"Ini buku untuk kelas 3 SD pembelajaran sampai bulan Desember,” katanya dikutip dari Wartakota.

Herdi mengaku sempat bertanya-tanya karena mahalnya harga buku di sekolah anaknya.

Sedangkan SD lain tidak jual belu buku yang harganya mahal.

“Kok di tempat sekolah anak ada buku yang diperjualbelikan dengan harga ratusan ribu? Ini bukan buku pendamping, justru dipakai keseharian pelajaran itu dari buku ini,"

Baca selengkapnya

2. Mbah Enas Rawat 2 Cucu Seorang Diri, Pontang-panting Jadi Petani Demi Hidupi, Ibu si Anak Nikah Lagi

Inilah kisah Dorotea Enas, nenek 65 tahun rawat dua cucu seorang diri.

Mbah Enas tinggal di Kampung Mombok, Desa Lengko Namut, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dua cucu Mbah Enas bernama Revalina Putri (8) dan Oktavianus Kristan (2).

Ayah kandung kedua anak tersebut, Marselus Sukur, sudah meninggal dunia tahun 2022.

Sedangkan ibu mereka berinisial MS sudah menikah kembali dan tidak bersama mereka.

Melansir dari Kompas.com, Dorotea mengaku harus membanting tulang demi menghidupi dua cucunya.

Revalina saat ini duduk di kelas 2 sekolah dasar, sedangkan sang adik belum sekolah.

Baca juga: Nasib Pilu Kakek Ano Hidup Sebatang Kara di Karawang, Derita Diabetes, Kondisinya Pingsan dan Struk

Mbah Enas Rawat 2 Cucu Seorang Diri, Pontang-panting Jadi Petani Demi Hidupi, Ibu si Anak Nikah Lagi
Mbah Enas Rawat 2 Cucu Seorang Diri, Pontang-panting Jadi Petani Demi Hidupi, Ibu si Anak Nikah Lagi (KOMPAS.COM/DOK/KELUARGA/HENDRIKUS GABU)

Selain memutar otak agar dua cucunya bisa makan, nenek Dorotea juga harus mengumpulkan uang untuk keperluan sekolah sang cucu.

Uang tersebut didapatkan Dorotea dari bekerja menjadi buruh tani.

"Selama ini saya mengumpulkan uang seadanya untuk beli buku tulis, seragam, dan membayar uang sekolah," kata dia, Minggu (30/6/2024), saat dihubungi.

Dahulu ada anak bungsunya yang tinggal bersama dan meringankan pekerjaannya di sawah.

Namun, sang anak kini sudah merantau ke Kalimantan.

Paman dua anak tersebut, Hendrikus Gabu, membenarkan bahwa nenek Dorotea mengasuh dua cucunya seorang diri di gubuk yang sederhana.

Baca selengkapnya

3. Viral Gelar Doktor Honoris Causa Raffi Ahmad Suami Nagita, Kemendikbud Pastikan UIPM Tak Punya Izin

Pemberian gelar Doktor Honoris Cause Raffi Ahmad masih ramai diperbincangkan orang.

Terbaru, LLDIKTI IV menyebut kampus UIPM tidak memiliki isu.

Kampus Universal Institute of Professional Management (UIPM) ternyata belum mendapatkan izin penyelenggaraan di Indonesia. 

Beberapa waktu lalu, Raffi Ahmad mendapatkan gelar doktor kehormatan atau Doktor Honoris Causa dan sempat viral di media sosial. 

Gelar yang didapatkan Raffi adalah gelar kehormatan di bidang Event Management and Global Digital Development. Pemberian gelar ini langsung diserahkan oleh Profesor Kanosak Likitpriwan, Presiden UIPM di Thailand.

Netizen ramai mempertanyakan kredibilitas kampus UIPM. Bahkan, ada netizen yang tinggal di Thailand menemukan fakta jika lokasi UIPM ternyata ada di alamat sebuah hotel.

Baca juga: Ternyata Kampus yang Beri Raffi Ahmad Gelar Doktor HC Tak Terdaftar di Indonesia, Alamatnya di Hotel

Kolase foto Raffi Ahmad mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand.
Kolase foto Raffi Ahmad mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand. (Instagram.com/@raffinagita1717)

Di Indonesia, UIPM juga memiliki kampus yang berada di Lantai 7 Plaza Summarecon Bekasi.

Meski begitu, gelar yang didapat Raffi Ahmad ini merupakan gelar yang bisa diberikan bagi seseorang yang tak menjalani pendidikan di kampus, tetapi mereka yang sudah membuktikan diri di tengah masyarakat.

UIPM Indonesia sekadar memberikan rekomendasi nama Raffi Ahmad ke UIPM Thailand. Sehingga keputusan akhir pemberian gelar kepada Raffi Ahmad tetap ada pada UIPM Thailand.

Menanggapi kasus Raffi Ahmad, Kemendikbud Ristek melalui Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi atau LLDIKTI wilayah IV ikut bersuara.

"Sehubungan dengan adanya laporan masyarakat mengenai keberadaan Universal Institute of Professional Management (UIPM) yang berlokasi di Bekasi, dengan ini kami sampaikan satu hal," tulis LLDIKTI IV pada laman resminya, Jumat, (4/10/2024).

Baca selengkapnya

----- 

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved