Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Entertainment

Kini Sakit, Mbah Carli Pilu Tak Dapat Royalti Padahal Lagu Ciptaannya Terkenal, Cuma Dibayar Beras

Kini Sakit, Mbah Carli Pilu Tak Dapat Royalti Padahal Lagu Ciptaannya Terkenal, Dulu Dibayar Beras

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON
Mbah Carli, pencipta lagu terkenal yang tak dapat royalti 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib seorang pencipta lagu bernama Mbah Carli di penghujung usianya sungguh pilu.

Kendati lagu ciptaannya selalu hits dan terkenal di kalangan luas, ia tak dapat royalti sepeserpun.

Mbah Carli asal Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Baca juga: Dulu Pencipta Lagu Pedangdut Tenar, Syam Kini Ngamen Sama Istri Sehari Dapat Rp50 Ribu, Suka Berbagi

Pria yang berusia 85 tahun ini adalah pencipta lagu tarling pantura dan namanya kerap tak disebut.

Meski nama Carli asing di telinga, lagu-lagu ciptaannya masih populer hingga saat ini.

Sebut saja lagu berjudul 'Jam Siji Bengi' yang artinya 'Jam Satu Malam'.

Lagu ciptaan Mbah Carli ini memiliki makna yang mendalam, seperti banyak karya lainnya yang diciptakannya.

Istrinya, Dasini (67), menjelaskan, Mbah Carli telah menciptakan banyak lagu tarling.

Sebagian lagunya dijual ke Jakarta, sementara yang lain ditawarkan kepada penyanyi lokal.

Sebagian lagu ramai dan meledak di masanya, hingga berulang kali dinyanyikan oleh penyanyi lain dan juga acara tarling dan sandiwara.

"Ada banyak lagunya, Bapane Senang, Jam Siji Bengi, Aja Ditangisi, Sulaya Janji, Kelap-kelip Lampu Biru, Krismon alias Krisis Moneter, Kembang Plastik, Pacaran Duwur Kertas, dan lainnya," ujarnya.

"Pacaran Duwur Kertas itu cintanya jauh, pacarannya di atas kertas karena dulu zaman surat-suratan, sekarang sih ada HP," kata Dasini, saat ditemui di rumahnya, Rabu (9/10/2024) petang.

Dasini lantas menunjukkan seluruh lagu ciptaan suaminya.

Ia memperlihatkan kertas yang bertuliskan lirik lagu yang sudah berwarna kuning dan lusuh.

-
Dokumentasi tumpukan kertas lirik milik Carli, pencipta lagu asal Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang. (Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Dihitung, ada lebih dari 50 kertas dari kurun waktu 1980-1990 hingga sebelum tahun 2000-an.

Ia menyebutkan bahwa kemampuan Carli dalam menciptakan lagu dimulai ketika mereka tinggal di Jakarta.

Sejak remaja, Carli bekerja sebagai tukang becak dan penjual koran sebelum mengenal dunia musik yang lebih luas.

Di perantauan, Carli juga menjadi kuli bangunan.

Saat itu, Carli bertemu dan belajar dengan Rhoma Irama tentang musik.

Bahkan Carli juga sempat kenal dengan Benyamin S.

"Pak Carli belajar sama Haji Rhoma Irama dulunya, waktu di Jakarta."

"Dari kecil tinggal di Jakarta, sama itu yang sudah meninggal, Benyamin S, kenal juga," ungkap Dasini, melansir Kompas.com.

Dokumentasi tumpukan kertas lirik milik Carli, pencipta lagu asal Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang.
Dokumentasi tumpukan kertas lirik milik Carli, pencipta lagu asal Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang. (Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Meskipun pernah ditawari untuk bermain film di Jakarta, Carli lebih memilih untuk pulang ke Indramayu dan fokus menjadi pencipta lagu tarling.

Wanita yang dinikahi Carli pada tahun 1984 ini menyebutkan, sang suami meniti karier sebagai pencipta lagu tarling.

Dia selalu membuat lagu tengah malam.

Tak jarang, Carli suka marah bila anak menangis atau berisik karena dirasa mengganggu konsentrasinya.

"Heh, aja nangis bae, bapae ora konsentrasi, kitae ora manjing manjing (inspirasi), gagean, dienteni ning Dian Record," kata Dasini sambil menunjuk surat bukti pengiriman lagu tarling ke Dian Record di tahun 1987 dan juga 1996.

Karena keterbatasan biaya dan tidak mengenal istilah royalti, Carli pun menjual lagu-lagunya dengan cara yang unik.

Ia sering bersepeda puluhan kilometer ke Indramayu dan Cirebon untuk menawarkan lagunya kepada penyanyi.

Dasini menjelaskan bahwa Carli tidak pernah menetapkan harga tertentu untuk lagu-lagunya.

"Dia sendiri yang jual, bawa sepeda ke orangnya (penyanyi) terus dijual. Nih mau enggak lagu ini."

"Kalau penyanyinya mau langsung dibayar. Tapi bapak tuh enggak keras, enggak selalu menekan (harga), harus segini, sedikasihnya," kenang Dasini.

Pasalnya lagu ciptaanya dibayar dengan cara cicil seharga cabai.

Ada juga orang yang membayar lagu ciptaan Carli dengan beras.

"Heh, tuku lagu kaya tuku sabrang (cabai), terasi, dicicil. Saya anaknya banyak, masa bayarnya nyicil."

"Nah, orang itu, enggak tahu sampai berapa nyicilnya, tiba-tiba hilang aja orangnya. Pernah juga lagunya dibayar pakai beras," beber Dasini.

Catatan beberapa lagu tarling ciptaan Carly yang dijual ke Dian Record tahun 1996, ditemukan di tumpukan miliknya di Desa Benda, Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang.
Catatan beberapa lagu tarling ciptaan Mbah Carli yang dijual ke Dian Record tahun 1996, ditemukan di tumpukan miliknya di Desa Benda, Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang. (Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Lebih lanjut Dasini mengungkap, kepribadian Carli yang polos dan jujur justru kerap dimanfaatkan orang.

Carli kerap ditipu dan dijanjikan bohong oleh banyak orang.

Awalnya bilang kerja sama, minta bikin lagu, setelah dikasihkan, uangnya tak kunjung datang.

Setelah lagunya tenar, nama Carli sebagai penciptanya dicoret dari lagu tersebut.

Pasangan yang dikaruniai lima orang anak ini juga tidak mengenal royalti.

Keduanya hanya mengetahui lagu ciptaanya telah dijual dengan bayaran seadanya.

Kini Carli yang piawai mencipta lagu dengan bergitar, jatuh sakit sejak beberapa tahun lalu.

Usia yang senja membuat fisiknya melemah dan hanya bisa terbaring di kasur.

Untuk memenuhi kebutuhan harianya, Dasini yang tinggal bersama dua orang anaknya, menjadi tukang pijit rumahan dan paraji (tukang urut ibu melahirkan) di kampung-kampung.

Dari pendapatan tak pasti itu, Dasini memenuhi kebutuhan harian Carli dan juga anak-anaknya.

Ia menyiratkan harapannya di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

"Saya berharap, hasil karya suami saya dihargai sebagaimana mestinya," tutup Dasini.

Dasini, istri Carli, menunjukan kondisi kesehatan Carli yang sudah terbaring di kasurnya di Desa Benda, Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang.
Dasini, istri Carli, menunjukan kondisi kesehatan suaminya yang sudah terbaring di kasurnya di Desa Benda, Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang. (Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Nasib serupa juga dialami Syam Permana yang juga nama besar di dunia musik dangdut dulu.

Namun nasib Syam kini ngamen bersama istri demi bertahan hidup.

Mungkin tidak banyak yang tahu, Syam Permana yang akrab dipanggil Syamsudin, dulu sosok tak sembarangan di dunia musik dangdut.

Ia adalah seorang maestro, pencipta lagu dangdut terkenal dari Kabupaten Sukabumi yang kini harus mengamen untuk menyambung hidup.

Pedangdut kenamaan pun tak luput dari jasa Syam Permana.

Sebut saja pedangdut kenamaan seperti Meggy Z, Ona Sutra, Asep Irama, Imam S Arifin, Titiek Nur, Intan Ali, Inne Chintya, hingga Inul Daratista sempat dibuatkan lagu oleh dirinya.

Jalan Syam mendapatkan royalti mulai terbuka saat bergabung dengan Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI).

Ia tak begitu tahu detail kapan bergabung.

Namun sejak lagu-lagunya didaftarkan, Syam kemudian mendapatkan uang setiap tahunnya.

"Puluhan lagu lebih didaftarkan ke KCI, pendapatan engga tentu, lagu yang (dinyanyiin) Inul ada dapat 3 juta tahun 2002."

"Tahun ini 2024 dapat cuma Rp125.000, terus berjalan dua bulan ada tambahan Rp250.000, tahun kemarin Rp400.000."

"Kita kurang paham, pokoknya kita hanya terima transferan saja, itu juga pakai rekening menantu," jelas Syam.

Ia bernostalgia, meski sesekali meratapi hidupnya yang tak pernah berubah.

"Lagu ciptaan masih suka didengerin, perasaan bangga masih dinyanyiin, masih diterima."

"Tapi saya kadang-kadang berpikir, kok kehidupan saya gini-gini aja," imbuh Syam dengan nada terbata-bata.

Syam dan istrinya dikaruniai enam anak, tetapi satu anak mereka telah meninggal dunia.

Tiga lainnya sudah berkeluarga, sehingga kini mereka tinggal bersama dua anak yang masih bersekolah.

Kini ia dan istrinya tinggal berempat dengan kedua anaknya yang masih duduk di kelas 11 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Syam Permana pencipta lagu pedangdut terkenal kini mengais rezeki lewat ngamen
Syam Permana pencipta lagu pedangdut terkenal kini mengais rezeki lewat ngamen (KOMPAS.com/RIKI ACHMAD SAEPULLOH)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved