Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Subaidi Rugi Rp 3,5 M karena Jalan di Perumahannya Ambles, Warga Lain Ngontrak Pakai Uang Sendiri

Warga Perumahan Permata Puri, Ngaliyan, Semarang merasa ditipu setelah jalan sedalam 12 meter di sana ambles.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf - TribunPantura.com/Iwan Arifianto
Subaidi Rugi Rp 3,5 M karena Jalan di Perumahannya Ambles, Warga Lain Ngontrak Pakai Uang Sendiri 

TRIBUNJATIM.COM - Warga Perumahan Permata Puri, Ngaliyan, Semarang merasa ditipu setelah jalan sedalam 12 meter di sana ambles.

Peristiwa amblesnya jalan di perumahan itu viral di media sosial sejak Maret lalu.

Perbaikan jalan yang ambles tersebut belum selesai hingga kini.

Hal itu mengakibatkan empat rumah ditinggalkan oleh penghuninya karena mulai retak-retak.

Masalah semakin rumit setelah terungkap bahwa area yang ambles tersebut merupakan bekas aliran sungai.

Ahmad Subaidi, salah satu warga Perumahan Permata Puri mengungkapkan kondisi sulit yang dihadapinya.

"Saya terpaksa mengungsi dan menanggung biaya sendiri. Saya harus mengangkat barang-barang saya sendiri,” ujar Ahmad saat ditemui di lokasi tanah yang ambles, Selasa (22/10/2024), melansir dari Kompas.com.

Dia menambahkan bahwa empat rumah di sekitarnya juga mengalami kerusakan akibat tanah yang ambles.

"Kalau ditempati ini berbahaya. Sewaktu-waktu bisa roboh," ucapnya.

Ahmad menuntut pihak pengembang untuk memberikan ganti rugi, merasa dirugikan karena membeli rumah di lokasi yang seharusnya tidak diperbolehkan untuk dibangun.

Baca juga: Sudah Lunasi Rp 990 Juta, Gunawan Gigit Jari Tak Kunjung Tempati Rumah Mewah, Pembangunan Mangkrak

Menurutnya, lokasi tersebut merupakan area aliran sungai yang dilindungi undang-undang.

“Ini jelas penipuan. Kerugian yang saya alami mencapai Rp 3,5 miliar, belum termasuk kerugian usaha,” kata Ahmad, merujuk pada toko dua lantai miliknya yang kini tidak beroperasi.

Dia juga mengaku trauma setiap kali melihat kondisi rumahnya yang ambles.

Ahmad menambahkan bahwa dirinya dan warga lainnya mengalami kesulitan dalam melakukan somasi ke pihak pengembang.

“Belum ada tindakan nyata dari pengembang. Kami sudah melayangkan somasi, tetapi mereka tidak memberikan jawaban yang memadai,” tambahnya.

Hal serupa juga dialami oleh Christophorus W Alun Samodra, warga lain di Perumahan Permata Puri yang rumahnya terdampak.

"Saat ini rumah saya sudah tidak ditempati. Saya terpaksa sewa rumah untuk keluarga," kata Alun.

Baca juga: Jariyah Resah Rekening di ATM Tinggal Rp 4000, Ternyata Ulah Tetangga untuk Main Judi Online

Dia mengaku tidak mengetahui bahwa rumah yang dibelinya berdiri di atas sungai.

Pihak perumahan pun tidak memberikan informasi mengenai hal tersebut.

"Tidak pernah tahu. Saya tahu setelah benar-benar tinggal," ungkapnya.

Kondisi ini menimbulkan keprihatinan di kalangan warga dan menuntut perhatian dari pihak berwenang serta pengembang untuk segera mengambil tindakan.

Jembatan di Balumbangjaya Bogor Longsor

Sementara itu di Bogor, jembatan di Balumbangjaya longsor.

Warga pun berencana memperbaiki sendiri jembatan yang longsor di RT 4 RW 3 Kelurahan Balumbangjaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor tersebut.

Ketua RT 4, Gunawan mengatakan, perbaikan akan dilakukan secara gotong royong agar jembatan yang menghubungkan Kelurahan Situ Gede dengan wilayah Cifor dan Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu dapat digunakan kembali.

“Mau tidak mau nanti warga bergotong royong perbaiki. Semoga ada dananya,” ucap Gunawan saat ditemui Kompas.com, Rabu (16/10/2024).

Menurut Gunawan, jembatan ini juga pernah longsor pada 2023 lalu.

Saat itu, warga berinisiatif memperbaiki jembatan dan memasang beton penyangga dengan dana swadaya.

“Dulu tahun 2023 juga pernah longsor. Akhirnya warga patungan, ini beton hasil dari warga kita buat,” ujarnya.

Namun, hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Selasa (15/10/2024) sore mengakibatkan jembatan kembali longsor.

Sampah-sampah yang terbawa arus tersangkut di fondasi jembatan. Akibatnya, aliran air terhambat dan mengikis tanah di sisi jembatan hingga menyebabkan longsor.

“Hujannya deras, debit air tinggi, tapi karena banyak sampah yang menyangkut ke fondasi. Air jadi tidak bisa lewat, air perlahan mengikis tanah, jadi longsor,” kata Gunawan. 

Gunawan menambahkan, warga ingin segera memperbaiki jembatan tersebut karena jalur ini merupakan akses penting bagi banyak orang.

Jika jembatan tidak segera diperbaiki, warga terpaksa memutar jauh untuk menuju beberapa lokasi seperti Situ Gede, Cifor, dan Kampus IPB.

“Ini jalan hidup, banyak warga yang kalau mau ke Situ Gede, Cifor, Bubulak ke kampus IPB lewat sini. Kalau ini ditutup, kasian mereka harus cari jalan lain putar jauh,” ujarnya.

Baca juga: Perbaikan Jalan Raya Muharto Malang yang Ambles Ditargetkan Rampung 3-4 Hari, Pengerjaan Dikebut

Pantauan Kompas.com di lokasi, jembatan itu kini tidak bisa dilalui kendaraan roda dua.

Di ujung jembatan, dua bilah bambu dipasang menyilang dengan papan bertuliskan "Maaf ditutup ada longsor!".

Beberapa pengendara motor yang hendak melintasi jembatan terpaksa memutar balik.

Kerusakan terlihat jelas di salah satu sisi jembatan, di mana tanah yang sebelumnya menopang kerangka jembatan sudah terkikis. Fondasi besi di tengah jembatan kini dipenuhi sampah pakaian, batang pohon, dan bungkus makanan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved