Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pembekuan BEM FISIP Unair Dicabut

Pembekuan Dicabut, BEM FISIP Unair Tetap Serukan Kebebasan Berpendapat dan Lanjutkan Kajian Politik

Pasca pencabutan pembekuan, BEM FISIP Unair bertekad tetap serukan kebebasan berpendapat dan melanjutkan kajian politiknya terhadap pemerintahan

Editor: Samsul Arifin
Instagram.com
Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah Bachtiar. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pasca pencabutan pembekuan, BEM FISIP Unair bertekad tetap serukan kebebasan berpendapat dan melanjutkan kajian politiknya terhadap pemerintahan. 

Hal ini ditegaskan oleh Presiden BEM FISIP Unair Tuffahati Ullayyah usai pertemuan dengan dekanat. 

Dikatakan Tuffa, BEM FISIP akan tetap kritis ke depannya tanpa keluar dari koridor akademik.

"Dan karangan bunga yang kemarin memang bentuk ekspresi dari teman-teman, bentuk ekspresi dari teman-teman Kementerian Politik dan Kajian Strategis dan itu memang di bawah BEM FISIP,"ungkapnya.

Tuffa juga mengungkapkan rasa terimakasih atas dukungan BEM Se-Unair dan juga BEM FISIP Se-Indonesia yang terus mengeluarkan solidaritas dan mendukung kebebasan berpendapat BEM FISIP Unair.

Baca juga: Isi Karangan Bunga BEM FISIP Unair Viral, Kini Tegaskan akan Tetap Kritis Seusai Pembekuan Dicabut

Kedepannya BEM FISIP bertekad untuk tetap kritis, tegak, dan tetap berani menyampaikan kritiknya pada pemerintah.

"Untuk pemilihan diksi dan lain-lain itu nanti urusan lain,"pungkasnya.

Pertemuan terbatas yang dilakukan dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) dan BEM FISIP Unair menghasilkan kesepakatan untuk tidak menggunakan diksi kasar dalam kritik politik.

Baca juga: Kelompok Alumni Universitas Airlangga Sambut Baik Putusan Pencabutan Pembekuan BEM FISIP Unair

Hal ini kemudian diteruskan dengan dicabutnya pembekuan kepengurusan BEM FISIP Unair.

Dekan FISIP Unair, Prof Dr Drs Bagong Suyanto MSi mengungkapkan sebetulnya yang dibekukan adalah Kepengurusan BEM FISIP Unair, bukan lembaganya.

Dekan FISIP Unair bersama Presiden BEM FISIP Unair usai pertemuan terbatas buntut karangan bunga satire, Senin, (28/10/2024).
Dekan FISIP Unair bersama Presiden BEM FISIP Unair usai pertemuan terbatas buntut karangan bunga satire, Senin, (28/10/2024). (TribunJatim.com/Sulvi Sofiana)

Tiga orang yang secara fungsionalis bekukan sesuai dengan hasil pemeriksaan Komisi Etik, yaitu Presiden BEM FISIP Unair, Wakil ketua BEM FISIP, dan Menteri Kajian Politik dan Kajian Srategis. 

"Tiga orang itu yang bukan dibekukan, diminta untuk tiarap dulu. Untuk tidak dulu mewakili bersuara, mewakili BEM sebagai sebuah lembaga.Tapi tadi Mbak Tufa juga sudah menjelaskan apa yang menjadi kesepakatan dan anggota BEM yang lain juga mengamini, itu sudah didiskusikan,"ujarnya usai melakukan pertemuan terbatas dengan pengurus BEM di kampus setempat, Senin (28/10/2024).

Baca juga: Susunan Kabinet Panca Aksara BEM FISIP Unair, Viral Karena Dibekukan Dekanat Imbas Karangan Bunga

Berdasarkan pertemuan tersebut, pihaknya dan BEM sudah sepakat tidak mengembangkan kultur yang terbiasa menggunakan diksi yang kasar di dalam kehidupan politik.

"Sepenuhnya karena diksi ya, jadi pihak Dekanat itu, kami ini kan sering menulis ya. Menulis yang mengkritik ketika ada penulis politisi yang menggunakan diksi yang kasar, yang menurut saya tidak mendidik bangsa Indonesia. Nah ketika anak kami melakukan hal yang sama, tentu menjadi tugas moral kami untuk mengingatkan supaya tidak ikut-ikutan larut dalam kegiatan politik yang menggunakan diksi-diksi yang tidak sopan, yang kasar,"tegas dosen Departemen Sosiologi FISIP Unair ini.

Ia pun paham jika BEM memiliki hak untuk menyuarakan apa yang menjadi aspirasi mereka. Namun, pihaknya memastikan kepada BEM untuk tidak lupa marwah akademiknya.

Baca juga: Akhir Polemik Karangan Bunga Jendral Bengis BEM FISIP Unair, Dekan Nasihati Soal Diksi: Kasar

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved