Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Bidan Eni, Kisah Heroiknya Bantu Kelahiran di Tengah Laut dan Evakuasi Pasien dengan Sarung

Kampung Laut, lokasi puskesmas tempat Eni bertugas, adalah sebuah wilayah yang berada di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

DOK. Eni Susanti
Eni Susanti, bidan dari Puskesmas Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah saat menerima penghargaan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan tahun 2024 kategori pengabdian tanpa batas. 

Namun jika terjadwal piket Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Eni harus menginap di puskesmas dan kambali ke rumah lagi besok sorenya.

“Dalam 1 pekan kami terjadwal 2 kali piket PONED. Lamanya jam kerja 1 kali piket kurang lebih selama 30 jam. Karena tidak bisa dibagi shift, jadi jam piket disesuaikan dengan jam kerja selama 2 hari, dengan pertimbangan sulitnya transportasi yang tidak ada sewaktu waktu, geografis yang sulit, dan jumlah tenaga yang tidak mencukupi,” ujarnya lagi.

Pengalaman membantu kelahiran di atas perahu bukan satu-satunya pengalaman tak terlupakan bagi Eni selama 15 tahun bertugas di Kampung Laut.

Baca juga: Sosok Bidan Wike Afrilia yang Rumahnya Didatangi Mbah Yahalep, Bawa Sayuran Ditukar dengan Beras

Ditandu dengan sarung

Pada tahun 2014, misalnya, Eni pernah membantu evakuasi pasien yang ditandu menggunakan kain sarung.

Saat itu, kisah Eni, ada ibu hamil dengan tinggi badan 134 sentimeter yang enggan dirujuk ke rumah sakit dengan alasan jarak yang jauh dan kesulitan biaya.

Meskipun ia sudah berkoordinasi dengan kepala desa untuk membantu pembiayaan di rumah sakit, sang ibu dan keluarganya tetap bersikukuh mau melahirkan di rumah saja dengan dukun.

Saat masuk fase persalinan, kader memberi informasi pada Eni bahwa ibu hamil itu sudah mulas-mulas. Eni pun berangkat dibantu juru malaria desa (JMD).

“Namun medan untuk sampai ke rumah pasien tersebut cukup sulit, tidak bisa ditempuh dengan motor, hanya bisa ditempuh dengan perahu, itu pun hanya bisa setengah jalan karena harus melewati semak-semak. Sehingga kami harus berjalan kaki dan bergelut dengan lumpur,” kenang Eni.

Benarlah, sampai di lokasi rumah pasien, ibu hamil itu sudah dalam kondisi kesakitan karena sudah bukaan 3 sentimeter.

Dengan kondisi yang berisiko, seperti tinggi badan ibu 134 cm, ada beberapa kemungkinan seperti panggul sempit, persalinan yang sulit dan lama, serta risiko lain, maka harus dilakukan rujukan ke RS. Akhirnya pasien dan keluarga setuju untuk dirujuk ke RS.

“Karena sudah tidak kuat jalan jauh, apalagi jalanan lumpur dan sudah merasakan kontraksi, akhirnya pasien ditandu dengan alat seadanya, menggunakan kain sarung, digotong oleh suaminya dan dibantu JMD, menuju ke tempat sandaran perahu kecil atau perahu jukung, untuk kemudian menuju ke dermaga menggunakan perahu yang lebih besar lagi dan dilakukan rujukan ke RS,” cerita Eni.

Tak menyangka

Eni telah mengabdi sebagai bidan di Puskesmas Kampung Laut, Kabupaten Cilacap sejak tahun 2009.

Pengabdiannya bermula sejak ia lulus seleksi bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan ditempatkan di Kampung Laut.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved