Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswa SD Ketakutan saat Kedatangan Program Makan Siang Gratis, Dikira Disuntik

Siswa SD itu ketakutan sebab yang membagikan makan siang gratis adalah personel TNI dan Polri yang datang ke sekolah.

Editor: Torik Aqua
Istimewa
Kisah siswa SD ketakutan saat program makan siang gratis, dikira disuntik 

Akan tetapi, di balik momen bahagia tersebut, ada kisah sedih yang dialami seorang pelajar SD bernama Shein.

Shein yang tidak mendapatkan susu dan bingkisan dari Wapres tersebut tampak menangis hingga sesenggukan.

Video berdurasi kurang lebih satu menit yang merekam momen itupun viral di media sosial setelah dibagikan oleh warga yang merasa kasihan kepada anak tersebut.

Dalam video viral tersebut, Shein mengungkapkan rasa kecewanya.

Shein mengaku sudah menunggu di jalan sejak pagi hari untu menyambut Gibran.

Akan tetapi saat Wapres tiba dan membagikan bingkisan, dirinya tidak kebagian.

Tangis bocah perempuan yang tak mendapat susu dari Wapres Gibran Rakabuming Raka, padahal sudah menunggu dari pagi
Tangis bocah perempuan yang tak mendapat susu dari Wapres Gibran Rakabuming Raka, padahal sudah menunggu dari pagi (Istimewa via Tribun Toraja)

Diketahui, kedatangan Gibran ke Toraja dan Toraja Utara tersebut menjadi magnet warga setempat.

Dilansir dari Kompas.com, banyak anak-anak yang menantikan kesempatan untuk berfoto bersama.

Bahkan mereka membentangkan spanduk bertuliskan pesan, "Selamat datang pak Gibran, Bolehkah Foto?"

Gibran menutup acara tersebut dan meminta maaf atas keterlambatannya hadir, dikarenakan banyaknya warga yang ingin menyapa sepanjang jalan. 

"Mohon maaf tadi saya terlambat karena keluar dari bandara sampai di sini."

"Tadi lewat kanor Sinode juga, kiri-kanan banyak warga yang ingin menyapa, jadi tidak sopan kalau lewat begitu saja."

"Jadi di beberapa titik terpaksa saya turun bagikan susu, buku, dan perlengkapan sekolah," kata Gibran.

Baca juga: Mendadak Ditelepon Pihak Sekolah Anak, Ayah Kaget Nyaris Pingsan Putrinya Ternyata Bawa 2 Katak

Sementara itu, sebelumnya viral di media sosial kisah pilu anak SD yang sering ingin akhiri hidup.

Anak kelas 5 SD itu berinisial R.

R menjadi anak yatim piatu bersama adiknya yang masih kelas 2 SD.

R dan adiknya kini hanya tinggal bersama saudara yang akrab disapa Uwa.

Tapi, kehidupan ekonomi Uwa juga jauh dari kata cukup. 

Untuk kehidupan keluarganya, Uwa hanya mengandalkan penghasilan sebagai pedagang cimol dan seblak.

Selain R dan adiknya, Uwa juga memiliki anak yang masih kecil. Sehingga ekonomi memaksa R dan adiknya sekolah dengan pakaian seadanya.

Jangankan untuk membeli seragam, untuk membeli pensil dan peralatan lainnya pun susah.

Sehingga R kerap kali meminjam pensil ke temannya. Namun di sinilah titik awal R menjadi korban bully.

"Tapi kondisi keluarga Uwa yg mengurus sekarang memang tak punya apa apa. Bahkan sekedar perlengkapan sekolah pun tidak selengkap yg lain bahkan bekas, sesekali meminjam pensil, bukan pensil yg ia dapat, tapi ejekan " ga mau minjemin , jijik dll"," tulis akun instagram lia_ismi_farissa pada Selasa (29/10/2024), melansir dari TribunJakarta.

Baca juga: Nasir Bingung Istrinya Berubah setelah 10 Tahun Nikah, Curiga Kena Sihir hingga Tega Tinggalkan Anak

Kondisi ini membuat luka di hati R.

Ia berulang kali bercerita ke Uwa ingin mengakhiri hidupnya karena tak kuat.

Pernah suatu ketika, R ditemukan sedang berada di tengah jalan untuk mengakhiri hidup.

Namun seseorang melihat dan menyelamatkan R. Hingga akhirnya kisah mereka sampai ke Yayasan Pandagarut yang siap membantu.

"Teman teman baik, kami ingin mengajak r*** dan r*** untuk bermain, berharap r*** bisa sedikit bahkan mau bercerita banyak, tadi r*** bilang sebetulnya r*** pengen sekolah," ucapnya.

Kini, pihaknya tengah mencari orangtua asuh untuk R dan adiknya. Sehingga bisa memberikan santunan rutin setiap bulan agar kebutuhan keduanya terpenuhi.

"Setelah itu kami juga ingin melengkapi jualan uwa r***, yg berjualan seblak seadanya, semoga kita bisa memberi modal dan mendampingi usaha nya agar bisa lebih baik. Dan juga kami mencari orang tua asuh yg mau memberikan santunan setiap bulannya untuk kebutuhan sekolah mereka," bebernya.

Selain itu, tekanan mental yang dihadapi R juga akan diobati. Sehingga R bisa menjadi anak yang lebih semangat.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com


Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved