Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bim Jual Ayam Geprek Masakan Ibunya Sambil Kuliah, Boyong Dagangan Tempuh Naik Angkutan Umum

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu membawa masakan ibunya berupa ayam geprek. Harganya malah bikin salah fokus

Editor: Torik Aqua
Tangkapan layar
Sosok mahasiswa ITS yang jualan ayam geprek sambil kuliah viral di media sosial 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah mahasiswa membawa masakan ibunya ke kampus untuk dijual.

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu membawa masakan ibunya berupa ayam geprek.

Momen dirinya kuliah sambil jualan kemudian viral di media sosial.

Ternyata aksinya berjualan menjadi sorotan hingga menuai pujian.

Baca juga: Tangis Muiz Rawat 7 Adiknya Bak Tulang Punggung Keluarga, Jadi Pemulung dan Jualan Sambil Sekolah

Warganet juga menyoroti harga ayam geprek yang dijual mahasiswa ITS.

Kisah mahasiswa ITS jualan ayam geprek sambil kuliah itu viral setelah dibagikan akun TikTok @sapirebahan.

Diketahui mahasiswa ITS ini akrab disapa Bim.

Ia merupakan mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC).

Ia mengaku menempuh jarak 80 kilometer untuk sampai di ITS, Surabaya.

Dengan percaya diri, Bim membawa ayam geprek buat ibunya ke kampus untuk dijajakan.

Padahal perjalanan yang dilaluinya menggunakan kereta hingga angkutan umum.

Bahkan, Bim juga membantu sang ibu untuk menyiapkan jualannya, mulai dari memotong daun pisang hingga memasukkan nasi ke dalam wadahnya.

Ia menyebut untuk satu porsi ayam geprek dengan nasi dan lalapannya hanya Rp10 ribu.

Harga terjangkau ini membuat dirinya menenteng banyak ayam geprek saat ke kampus.

Beberapa diantaranya sudah dipesan oleh rekan-rekannya di kampus. Sehingga perlu diberi nama dalam wadahnya.

"Jual ayam geprek 10rb, untung dikit buat nutup biaya transportasi ," dikutip dari TikTok sapirebahan, Sabtu (23/11/2024).

Semangat yang diberikan Bim pun membuat banyak warganet kagum.

Kolom komentarnya banjir doa untuk kesuksesannya kelak.

Namun diantara itu semua, tak jarang banyak waranet yang salah fokus gegara ayam geprek tersebut dihargai hanya Rp 10 ribu.

"serius bang lu jual 10k gak kemurahan kah? itu ayam Ama nasi nya gede"," kata Hrynt.

"kak gausa lalapan kak???? nasi sm ayam geprek aja udah klo 10k," kata Berlianaashraf.

Rupanya Bim sengaja memberikan harga murah karena nasinya berasal dari padi yang ditanamnya sendiri.

Sehingga ia bisa memberikan ayam dengan ukuran lebih besar kepada para pembelinya.

Kini, siapapun yang ingin mencicipi ayam geprek buatan ibunya bisa melalui DM TikTok maupun via WhatsApp.

Sementara itu, ada bocah yang ikut membantu ibunya jualan juga viral di media sosial.

Sosok bocah 12 tahun di Garut, Jawa Barat rela merawat 7 adiknya dan bantu ibu mencari nafkah.

Bocah itu bernama Muiz.

Kini kisahnya viral di media sosial dan menjadi sorotan.

Usianya belum dewasa, namun Muiz sudah berjuang bak kepala rumah tangga.

Baca juga: Lupa Matikan Obat Nyamuk Saat Antar Anak Sekolah, Warga Nganjuk Syok Rumah Dilalap si Jago Merah

Ia seolah dipaksa keadaan hingga menjelma menjadi anak mandiri.

Bahkan tak hanya itu, Muiz juga menjelma bak menggantikan peran ayahnya di rumahnya.

Lalu, seperti apa sosok Muiz bocah 12 tahun di Garut yang rela merawat 7 adiknya tersebut?

Muiz adalah seorang bocah berusia 12 tahun.

Ia adalah anak paling besar dari 8 bersaudara.

Demikian, Muiz tinggal di gubuk bersama ibunya dan 7 adik-adiknya di sektar wilayah Garut, Jawa Barat.
 
Saat ini Muiz dan adik pertamanya bahkan sama-sama duduk di bangku kelas 6 SD.

Meski masih cukup belia, Muiz rela membantu ibunya mencari nafkah dengan mencari rongsokan.

Bahkan tak jarang Muiz mencari rongsokan itu bak sambil bermain membawa adik-adiknya.

Muiz mengaku usaha yang dilakukan membantu ibunya mencari nafkah itu inistiatif dirinya.

Dengan polos, Muiz mengaku ingin membantu ibunya mencari nafkah karena juga ingin punya uang jajan.

“Karena ingin jajan, kemauan sendiri (gak ada yang nyuruh, red),” ungkap Muiz.

Dari penghasilannya mengumpulkan rongsokan, Muiz hanya mendapat upah hanya Rp 2000 - Rp 3000 per hari.

Mulianya Muiz, uang hasil rongsokan itu juga dia kumpulkan untuk adik-adiknya jajan.

Muiz mengaku sudah mencari rongsokan sejak 2 tahun lalu dari kelas 4 SD.

Namun, baru-baru ini Muiz juga mulai berjualan keliling di desanya.

Bahkan Muiz sendiri yang membuat dagangannya cakue di rumahnya.

Biasanya bocah 12 tahun itu berjualan sore hari dan saat sekolah.

Muiz akan membuat adonan di sore hari untuk dagang sore dan pagi hari.

Diketahui ayah Muiz merantau bekerja sebagai ABK di laut Bangka.

Sang ayah pulang ke rumahnya di Garut setiap 4 bulan sekali.

Selama merantau, ayahnya pun kadang membawa uang, kadang tidak.

Demi membantu kedua orangtuanya, Muiz rela turut merawat adik-adiknya tersebut.

Bahkan Muiz juga membantu ibunya mencari nafkah dengan mencari rongsok hingga berjualan keliling di desanya.

Tak hanya itu, Muiz juga mencari air bersih untuk keluarganya.

Ia rela bolak-balik membawa air dari sebuah sumur di tengah hutan dengan berjalan kaki dan mengangkat dirigen.

Bahkan Muiz mulai mengambil air tersebut sejak pukul 5 dini hari bersama ibunya.

Meski dengan katerbatasan ekonomi, Muiz masih punya cita-cita yang ingin digapai.

Ia mengaku ingin menjadi seorang penggambar atau pelukis.

Viral di Media Sosial

Sebelumnya kisah pilu Muiz, bocah 12 tahun merawat adik-adiknya hingga membantu ibu mencari nafkah itu di Garut ini viral di media sosial.

Kisah kehidupan Muiz ini viral awalnya dibagikan akun TikTok Destry hingga akhirnya diliput konten kreator Ncep Bilal.

Ncep Bilal mengunjungi langsung ke rumah gubuk tempat Muiz dan keluarganya tinggal di Garut.

Untuk sampai ke rumah Muiz, sang konten kreator itu pun tampak harus menempuh perjalanan cukup jauh hingga masuk ke desa terpencil.

Saat sampai tiba di lokasi, tampak Ncep Bilal tampak terkejut sekaligus prihatin.

Pasalnya di gubuk kecil tinggal keluarga beranggotakan 9 orang di dalamnya, seorang ibu dan 8 orang anaknya.

Diketahui ibunya Muiz masih berusia 35 tahun, namun dikaruniai 8 orang anak.

Muiz sendiri adalah anak paling besar dari 8 bersaudara.

Tak ayal, sebagai seorang kakak, Muiz merasa bertanggung jawab menjaga dan merawat adik-adiknya tersebut.

Bahkan Muiz rela membantu ibunya mencari nafkah dengan mencari rongsokan.

Sang ibu mengaku tak menampik mengkhawatirkan kondisi Muiz.

Namun, ia hanya pasrah karena hal itu dilakukan anak pertamanya karena kondisi ekonominya yang sulit.

Sang ibu mengatakan ia sudah pernah melarang anaknya mencari rongsokan, namun Muiz tetap melakukannya.

Selain mencari rongsokan, Muiz juga berjualan keliling di desanya.

Bahkan Muiz sendiri yang membuat dagangannya cakue di rumahnya.

Setelah melihat kondisi dan mendengar kisah pilu Muiz tersebut, sang konten kreator memberikan bantuan uang untuk Muiz dan keluarga.

Bahkan sang konten kreator membantu pengumpulan donasi jika memungkinkan.

Saat mendapatkan sebuah amplop berisi uang tersebut, tampak Muiz langsung terharu.

Bocah yang berusia 12 tahun dan jadi tulang punggung keluarga itu menitikan air matanya.

 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved