Pasar Turi Baru Surabaya Butuh Terobosan, Dewan Usulkan Jadi Hunian Modern

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Anggota Komisi B DPRD Surabaya Baktiono memberi perhatian serius atas kondisi Pasar Turi Baru (PTB). Meski sudah mendapat support penuh dari Pemkot Surabaya, keberadaan pusat grosir itu belum mampu mengembalikan kejayaan masa lalu.

Pengelola PTB harus tertantang dengan situasi saat ini. Konsekuensinya saat memutuskan menjadi pengelola PTB harus siap dengan paket lengkap. Selain mengupayakan keterisian stan juga menghidupkan aktivitas ekonomi di pusat perdagangan legendaris ini.

"Pertaruhan nama besar Pasar Turi. Dengan tantangan dan kebutuhan era saat ini, Pasar Turi mestinya harus bisa bertransformasi. Kalau masih klasikal seperti saat ini, akan tergulung pasar," kata Baktiono.

Klasikal yang dimaksud adalah hanya membiarkan keberadaan tanpa sentuhan. Hanya mengandalkan even tahunan tanpa inovasi dengan menyesuaikan kebutuhan digital.

Baca juga: Pasar Turi Baru Nasibmu Kini, Ribuan Stan Kosong Melompong Pedagang : Tak Buka Bisa Kena Denda

Baca juga: Fasilitasi Para Seniman dan Industri Kreatif UMKM, Pasar Turi Baru Gelar Pameran Batik

Politisi senior PDIP ini mengakui bahwa dilihat dari situasi dan era saat ini, sulit bagi Pasar Turi kembali seperti Pasar Turi tahun 2015 ke bawah. Sebab eranya sudah berbeda. Harus ada terobosan untuk menjawab kebutuhan era.

Sebagai aset Pemkot, PTB harus mulai dipikirkan masa depannya. Saat ini berlaku sistem BOT (Build Operate and Transfer). Memang itu menjadi beban pengelola PTB dalam tekanan era saat ini. Namun tidak boleh Pemkot tinggal diam.

Dia mendesak kepada Pemerintah Kota Surabaya segera melakukan kajian-kajian terlebih dahulu. Baktiono berharap Pemkot sudah punya visi dan misi akan masa depan PTB.

Baktiono mendorong agar keberatan Pasar Turi Baru menjadi hunian modern. Yakni menjadikan pusat perdagangan dengan hunian. Mengingat Pasar Turi adalah tempat yang strategis.

"Mulai dipikirkan menjadikan Pasar Turi yang luas bisa menjadi hunian ekslusif. Mengingat kebutuhan hunian kelas menengah ke atas semakin dibutuhkan. Apalagi Pemkot Juga belum mempunyai aset berupa apartemen untuk Hunian vertikal kelas menengah," kata Baktiono.

Keberadaan hunian itu akan menjadi  alternatif yang bisa ditawarkan ke masyarakat. Bisa menjadi hunian dengan fasilitas belanja yang menyatu. 

Apartemen ini bisa berupa sewa atau hak milik agar pengelolaannya lebih jelas dan bisa mendapatkan PAD bagi pemerintah kota Surabaya.

"Daripada sepi seperti saat ini. Tidak mudah di era digital begini. Idealnya PTB bisa jadi hanya toko dengan aktivitas jual belinya digital. Tapi kami belum yakin," kata Baktiono