Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Warga Rohingya Diusir Warga saat Minta Rambutan, Pemilik Kebun Tak Nyaman: Kalian Pulang Semua

Tampak sekelompok warga Rohingya meminta buah rambutan di salah satu rumah warga.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TikTok
Warga Rohingya diusir warga saat minta rambutan 

TRIBUNJATIM.COM - Video warga Rohingya diusir saat minta rambutan di Pekanbaru, belakangan viral di media sosial.

Tampak sekelompok warga Rohingya meminta buah rambutan di salah satu rumah warga di Kota Pekanbaru, Riau.

Video tersebut diunggah oleh akun TikTok @Dwi Jelita Sari.

Baca juga: Kencingi Wajah Wanita Tua Diduga Ibunya Sendiri, Aksi Pemuda Tuai Kecaman, Polisi Diminta Cari

Terlihat warga Rohingya datang dengan membawa ember untuk menampung buah rambutan tersebut.

Di depan rumah pemilik, tampak beberapa pohon rambutan yang berbuah lebat dan sudah memerah.

Namun situasi berubah menjadi tegang.

Yakni ketika ibu-ibu pemilik rumah mulai mengusir warga Rohingya yang dianggap meresahkan dan merugikan.

Tak lama kemudian, seorang pria yang menggendong anaknya juga ikut menyuruh mereka pergi.

Menurut keterangan pemilik rambutan, awalnya mereka berniat baik dengan memberikan buah tersebut kepada warga Rohingya.

Namun pemilik merasa tidak nyaman dengan kedatangan mereka yang ramai.

"Awalnya niat baik. Mereka datang minta rambutan kita kasih. Rupanya datang sekampung marah-marah.

Mereka minta harus dapat semua pengungsi dan semua buah harus diturunkan untuk mereka bagi-bagi," tulis @Dwi Jelita Sari.

Ya, pengungsi Rohingya mulai banyak berdatangan.

Sekitar belasan orang pun terlihat mengepung rumah warga untuk meminta buah rambutan.

Media sosial dihebohkan dengan video pengungsi Rohingya meminta rambutan ke warga. Pemilik rumah sampai ngamuk.
Media sosial dihebohkan dengan video pengungsi Rohingya meminta rambutan ke warga, pemilik rumah sampai ngamuk (TikTok)

Melihat situasi yang tak beres, dengan tegas warga mengusir pengungsi Rohingya.

Apalagi pengungsi Rohinya menuntut untuk mendapatkan lebih banyak rambutan, bahkan dengan nada marah.

"Sudah, sudah sudah, kosongkan tempat ini, astagfirullah," ucap ibu pemilik kebun buah rambutan.

"Sudah, sudah, sudah. Saya minta kalian pulang semua," sambungnya.

"Kan sudah dikasih. Kalau sudah ya pulang, jangan di sini," tambahnya.

Di akhir video, tampak seorang pria keluar dari dalam rumah dengan nada keras meminta para pengungsi Rohingya pergi.

Tak lama kemudian mereka langsung pergi.

Merasa resah, pemilik rambutan kemudian meminta bantuan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menangani situasi keributan ini.

Ia meminta pemangku kebijakan memiliki solusi untuk mencegah kelakuan buruk pengungsi Rohingya.

"Tolong lah pemerintah kota Pekanbaru nih siapa yg menerima mereka ini?.

Jadi Penyakit masyarakat aja dan mengganggu kelangsungan hidup warga disini terutama kami," tuturnya.

"Pantesan di Aceh mreka di usr ...resah kelakuan mreka ini.. astagfirullah," pungkasnya.

Baca juga: Tenangkan Ibu-ibu yang Nangis di Tengah Jalan Diduga Depresi, Aksi Driver Ojol Banjir Pujian

Menanggapi laporan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pekanbaru, Hadi Sanjoyo, menyatakan akan menindaklanjuti masalah ini.

Hadi mengaku kaget mendengar adanya pengungsi Rohingya yang mengambil rambutan milik warga.

Ia menjelaskan bahwa Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) terdiri dari beberapa pihak, termasuk UNHCR, IOM, dan Rudenim, di mana masing-masing memiliki peran dalam pembinaan pengungsi.

"Jadi, untuk pembinaan attitude dari pengungsi ini di bawah Rudenim, karena di sana ada pembinanya," kata Hadi saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon.

Hadi menegaskan bahwa persoalan ini akan ditindaklanjuti bersama dengan Satgas PPLN.

"Pada prinsipnya, laporan ini kami tindak lanjuti sama-sama. Kita sama-sama turun untuk melakukan pembinaan," tutup Hadi.

Media sosial dihebohkan dengan video pengungsi Rohingya diusir karena marah-marah minta buah rambutan milik warga di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (18/12/2024).
Media sosial dihebohkan dengan video pengungsi Rohingya diusir karena marah-marah minta buah rambutan milik warga di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (18/12/2024). (Dok Warga)

Di sisi lain, seorang dokter spesialis anak asal Solo jadi sorotan publik karena beri pengobatan gratis ke pengungsi Rohingya di Aceh.

Sosok dokter spesialis anak asal Solo, Jawa Tengah, tersebut adalah Ardi Santoso.

Ia nekat berangkat atas biaya sendiri ke kamp pengungsi Rohingya di Aceh.

Lantas siapakah sosok dokter Ardi Santoso sebenarnya?

Ya, dokter spesialis anak asal Solo, dr Ardi Santoso, nekat berangkat ke kamp pengungsi Rohingya di Aceh.

Ardi Santoso memberikan pengobatan gratis bagi para pengungsi Rohingya pada 25-26 Desember 2023.

Ardi Santoso rela merogoh kocek pribadinya, berangkat sendiri dari Solo.

Dokter Ardi Santoso mengaku berangkat ke Aceh menggunakan biaya sendiri, bukan dari UNHCR (lembaga PBB untuk mengurusi pengungsi).

Hal itu dilakukannya semata untuk memenuhi panggilan jiwanya mengobati ratusan pengungsi Rohingya yang kesehatannya memprihatinkan.

Ardi Santoso menyebut, banyak pengungsi Rohingya yang mengalami demam, batuk, pilek, hingga penyakit infeksi kulit.

"Saya berada di tempat pengungsian di wilayah Pidie, ada ratusan pengungsi di situ dengan kondisi memprihatinkan," ujarnya.

"Saya pemeriksaan di sana," ungkap Ardi Santoso kepada Tribunnews.com, Kamis (28/12/2023).

"Biaya sendiri, tidak dibiayai UNHCR (lembaga PBB untuk mengurusi pengungsi)," imbuhnya.

"Saya bawa obat dari Solo ke sana," terang Ardi Santoso.

Baca juga: Aksi Dwi Astuti Istri Gus Miftah Bagi-bagi Roti Tuai Komentar, Para Santri Menunduk Antri Berjongkok

Ada dua lokasi penampungan pengungsi Rohingya yang didatangi Ardi Santoso.

Pertama ialah gedung Yayasan Mina Raya di Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Aceh.

Ia menyebut banyak pengungsi di sana yang mengalami demam, batuk, dan pilek.

Selain itu penyakit infeksi kulit menghantui para pengungsi karena minimnya air bersih di tempat pengungsian.

Sementara lokasi kedua yang didatangi Ardi Santoso yaitu pengungsian di Balai Meuseraya Aceh (BMA) di Lampriet, Banda Aceh.

Pengungsi yang ditolak di pesisir pantai dibawa ke sana menggunakan truk.

Menurut Ardi, pemindahan para pengungsi diwarnai lemparan warga setempat.

"Kemudian mereka ditaruh di basement, di sana saya nemuin mereka, ada penjagaan polisi, saya didampingi UNHCR," ujarnya.

Ardi Santoso, dokter spesialis anak asal Solo beri pengobatan gratis ke pengungsi Rohingya di Aceh. Ia merogoh kocek sendiri untuk berangkat ke Aceh.
Ardi Santoso, dokter spesialis anak asal Solo beri pengobatan gratis ke pengungsi Rohingya di Aceh. Ia merogoh kocek sendiri untuk berangkat ke Aceh. (Tribunnews/ISTIMEWA)

Sehari setelah memberikan pengobatan di Aceh, Ardi Santoso kaget ketika mendapati pengungsi di basement Gedung BMA diserang massa mahasiswa.

Dikutip dari Serambinews.com, massa tersebut melakukan penyerangan terhadap pengungsi Rohingya yang ditampung di BMA Banda Aceh pada Rabu (27/12/2023).

Massa menerobos barisan polisi dan secara paksa memasukkan 137 pengungsi ke dalam dua truk, dan memindahkan mereka ke lokasi lain di Banda Aceh.

Massa mendesak agar pengungsi Rohingya dipindahkan menuju Kanwil Kemenkumham Aceh.

"Saya kaget, kemarin baru beli obat untuk mereka, besoknya (27 Desember 2023) ada berita diserang mahasiswa," ungkap Ardi Santoso.

Ardi Santoso menyesalkan sikap pemerintah maupun tokoh-tokoh nasional terkesan diam menyikapi serangan dan penolakan terhadap pengungsi Rohingya.

Ditambah lagi dengan masyarakat Indonesia yang mudah termakan hoaks maupun disinformasi terhadap apa yang terjadi pada pengungsi Rohingya.

"Berita yang sempat dibilang mogok makan, itu mereka mogok makan karena lagi puasa lho, tapi digoreng sedemikian rupa sama orang yang tidak bertanggung jawab," ujar Ardi Santoso.

"Mereka (etnis Rohingya) tidak punya negara, mereka diusir dari negara asalnya, mereka luntang-lantung dari satu negara ke negara lain," tambahnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved