Berita Viral
Sosok AKP Asep Iwan Kurniawan, Kapolsek yang Bantah Tolak Permintaan Pendampingan Bos Rental Mobil
Sosok AKP Asep Iwan Kurniawan, Kapolsek yang membantah pihaknya menolak permintaan pendampingan bos rental mobil. Ia disorot setelah kasus penembakan
TRIBUNJATIM.COM - Sosok AKP Asep Iwan Kurniawan, Kapolsek yang membantah pihaknya menolak permintaan pendampingan bos rental mobil.
Diketahui, AKP Asep Iwan Kurniawan disorot setelah kasus penembakan bos rental mobil.
Ia baru menjabat sebagai Kapolsek Cinangka di pertengahan tahun 2024.
Dilansir dari sejumlah sumber, AKP Asep Iwan Kurniawan pernah menjabat dalam beberapa unit kepolisian yang berada di wilayah Polda Banten.
Baca juga: Dituding Tolak Dampingi Bos Rental Mobil Tewas Ditembak Komplotan Penggelapan, Polisi: Ikut Prihatin
AKP Asep pernah menjabat sebagai Kanitreskrim Polsek Cibeber, Kanitreskrim Polsek Pulomerak, dan Kanitreskrim Polsek Cilegon.
Harta Kekayaan
Dilansir dari elhkpn.kpk.go.id, AKP Asep Iwan Kurniawan terakhir kali melaporkan harta kekayaan pada 5 Februari 2024 untuk periodik 2023.
Dalam laporannya itu, AKP Asep Iwan Kurniawan tercatat memiliki harta sebesar Rp297.000.000.
Dia tercatat hanya memiliki tanah dan bangunan seluas 99 meter persegi di wilayah Serang senilai Rp300.000.000.
Kemudian, dia memiliki kas dan setara kas sebesar Rp12.000.000.
Lalu, ia memiliki utang sebesar Rp15.000.000.
Langkah polisi kembali disorot
Polisi kembali disorot dalam kasus tewasnya bos rental mobil berinisial IA (48) yang ditembak saat hendak mengambil mobil rental yang diduga digelapkan di rest area KM 45 Tol Jakarta-Merak.
Hal ini setelah pihak kepolisian disebut menolak memberikan pendampingan terhadap korban ketika mencari mobilnya tersebut.
Pengamat Kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengatakan penolakan ini menunjukan responsibilitas polisi yang masih rendah.
"Responsibilitas masih hanya slogan yang pada akhirnya menimbulkan korban jiwa," kata Bambang saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (3/1/2024).
Menurutnya, peristiwa serupa juga pernah terjadi beberapa waktu yang lalu.
Bahkan, seorang bos rental mobil tewas usai dikeroyok warga karena dituding sebagai maling.
"Peristiwa-peristiwa tersebut menunjukan responsibilitas kepolisian pada pengaduan masyarakat masih sangat rendah, sehingga anggota masyarakat yang sebenarnya juga aktif berpartisipasi melaporkan, bahkan mencari (mobilnya) sendiri, mengejar tanpa perlindungan Polri," tuturnya.
Untuk itu, Bambang meminta agar Polri tetap pada tugas pokok dan fungsinya sebagai pelindung, pelayan dan pengayom masyarakat
"Kepolisian harus fokus pada tupoksinya, dan meningkatkan responsibilitas dalam pelayanan, pengayoman dan perlindungan publik. Dan segera melakukan evaluasi pada personel yang mengabaikan aduan masyarakat," tuturnya.
"Di sisi lain sebagai pembina keamanan industri yang merupakan ranah Baharkam (Korbinmas dan KorShabara), kepolisian abai melakukan pembinaan pengamanan industri (rest area) maupun tol, sehingga membuka peluang kejahatan di area tersebut," sambungnya.
Alibi Polisi
Sebelumnya, Kapolsek Cinangka Polres Cilegon AKP Asep Iwan Kurniawan membantah berita viral dugaan pihaknya menolak permintaan pendampingan kasus penembakan di rest area KM 45 Tol Jakarta-Merak.
Menurutnya, bahwa benar pada Kamis (2/1/2025) sekira pukul 03.10 WIB ada pihak yang datang ke Polsek Cinangka Polres Cilegon sejumlah orang diperkirakan tujuh pria dewasa, menggunakan minibus Expander warna putih, no.pol.tidak diketahui.
“Mengaku dari Leasing yang bersangkutan menyampaikan maksudnya datang ke Polsek Cinangka yakni meminta bantuan/ pendampingan untuk melakukan pengambilan atau penarikan Mobil karena masalah leasing/rental,” kata Asep dalam keterangannya, Jumat (3/1/2025).
“Saat itu diterima oleh Brigadir Deri selaku anggota piket menanyakan terkait legalitas kendaraan yang akan di tarik tersebut namun yang bersangkutan tidak bisa menunjukannya,” tambahnya.
Selanjutnya Brigadir Deri menghubungi Kapolsek Cinangka AKP Asep Iwan via telpon untuk meminta petunjuk dan arahan Pimpinan.
Kemudian Kapolsek Cinangka memberikan arahan untuk memberi pemahaman kepada yang bersangkutan agar tidak salah paham.
“Jangan sampai upaya kita melakukan pendampingan tersebut menyalahi aturan/melanggar hukum karena akan mensita/menarik kendaraan untuk antisipasi kerawanan atau perlawanan saat melakukan penarikan mobil tersebut,” ucap Iwan.
Kemudian setelah menelpon Kapolsek, salah seorang diantara nya mengaku bahwa yang bersangkutan adalah pemilik mobil tersebut (rental Mobil), kemudian Brigadir Deri menyarankan kepada orang tersebut, jika memang yang bersangkutan adalah pemilik kendaraan/rental disarankan untuk membuat laporan secara resmi sebagai dasar pihak kepolisian.
Hal itu lantaran mereka datang meminta bantuan pendampingan tidak dilengkapi dengan bukti surat apapun sebagai dasar penarikan mobil, setelah diberi pemahaman yang bersangkutan langsung pergi ke arah Cilegon.
Terkait pemberitaan tersebut faktanya persinel piket polsek cinangka Polres Cilegon sudah merespon dengan baik atas permintaan pendampingan untuk melakukan penarikan kendaraan mobil tersebut.
Namun demikian, ada hal-hal yang perlu sampaikan kepada yang bersangkutan, aturan hukumnya, sebagai dasar tindakan Kepolisian, untuk mengantisipasi faktor resiko, komplain dan sebagainya serta hal hal yang tidak di inginkan.
Detik-detik menegangkan
Ilyas Abdurrahman bos rental mobil tewas ditembak pelaku yang disinyalir berinisial A pada Kamis, (2/1/24).
Sebelum insiden penembakan terjadi, pelaku sempat ditangkap oleh Ilyas dan tim rentalnya.
Tangan pelaku sempat dibekuk agar tidak bisa bergerak.
Namun ternyata kawanan pelaku yang berada di seberang jalan rupanya turut membawa senjata api (senpi).
Seketika situasi semakin mencekam saat tembakan mulai terdengar.
Dalam video yang diunggah akun X (Twitter) @Heraloebss terdengar 2 kali tembakan saat pelaku sedang dibekuk.
Sontak Ilyas, tim rental dan putranya Rizky Agam langsung mencari perlindungan.
Tak berselang lama, kembali terdengar 2 tembakan yang disinyalir mengenai Ilyas dan anak buahnya.
Naasnya, Ilyas tewas dalam minimarket imbas penembakan tersebut.
Sementara rekan Ilyas berinisial R mengalami luka parah dan dirujuk ke RSCM Jakarta.
Setelah serangkaian tembakan, para pelaku langsung melarikan diri dengan dua mobil.
Kronologi Lengkap Kejadian
Awalnya Ajat Sudrajat menyewa mobil milik Ilyas Abdurrahman.
Mobil tersebut dipinjam selama tiga hari mulai Selasa (31/12/2024) hingga Kamis (2/1/2025).
Namun pada Rabu (1/1/2025), komunikasi dengan Ajat tiba-tiba terputus sebelum kejadian penembakan.
Hal ini diungkap oleh anak kedua korban penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Rizky Agam S (24).
Rizky menjelaskan bahwa sebelum berangkat untuk melacak mobilnya, dia mencoba menghubungi Ajat melalui WhatsApp.
Namun, nomor tersebut sudah tidak aktif.
Selain itu, kecurigaan diperkuat karena tiga GPS yang dipasang di mobil Brio, dua diantaranya sudah terpotong di daerah Pandeglang.
Setelah mengetahui keberadaan kendaraan melalui GPS terakhir, Ilyas bersama Agam dan tim mengejar mobil tersebut
Saat berusaha menghentikan kendaraan di pertigaan Saketi, Pandeglang, pelaku yang berada di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan mengaku sebagai anggota TNI AU.
"Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan bilang, 'Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak lo,' sambil nodong senjata," ujar Agam dikutip dari Tribun Sumsel, Jumat (3/1/25).
Situasi semakin kacau saat mobil lain, Daihatsu Sigra hitam, menabrakkan kendaraannya ke tim Makmur Jaya.
Kedua mobil pelaku kemudian melarikan diri, sementara Ilyas dan tim melanjutkan pengejaran hingga ke kawasan Anyer.
Pengejaran berlanjut hingga rest area Balaraja, tempat mobil Brio berhenti di depan sebuah minimarket.
Ilyas bersama tim mencoba mengadang pelaku, tetapi situasi berubah menjadi bentrokan senjata.
"Terjadi tembakan kurang lebih empat sampai lima kali. Saya kabur mencari perlindungan, tetapi ketika kembali, saya mendapati ayah saya sudah terkena tembakan," ungkap Agam.
Ilyas mengalami luka tembak di dada dan tangan. Meski sempat dilarikan ke RSUD Balaraja, nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Insiden tersebut juga menyebabkan satu anggota tim rental mengalami luka tembak serius.
Peristiwa naas ini diketahui dari unggahan di akun Twitter @rentalmobilcikarang1 yang dibagikan pada 2 Desember 2025.
Dalam unggahan tersebut ia membagikan video saat pengusaha mobil rental tersebut terkapar lantaran tembakan dari pelaku penggelapan.
"Pengusaha rental mobil (rekan kami) ditembak oleh pelaku kejahatan penggelapan unit rental mobil, korban penembakan ada 2 orang, 1 rekan kami meninggal dunia, 1 terluka dan dibawa ke rumah sakit di daerah Tangerang," tulisnya.
Tak hanya video detik-detik penembakan, namun juga diperlihatkan tampang dari pelaku penggelapan dan penembakan pengusaha mobil rental tersebut.
Bahkan tertera juga KTP dari pelaku penggelapan yang menggunakan identitas bernama Ajat Supriatna, dengan usia 32 tahun.
Kini Ajat Sudrajat mendadak hilang bak ditelan bumi usai kasus penembakan.
Meski bukan dirinya yang menjadi pelaku penembakan terhadap Ilyas, namun dirinya lah yang menjadi pemicu awal kejadian penembakan tersebut.
Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku dan motif kejadian.
Klarifikasi Kapolsek Cinangka
Terkait hal tersebut, Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan, membantah tuduhan bahwa pihaknya menolak permintaan pendampingan dari korban.
Pihaknya tidak mau gegabah karena menyangkut keselamatan anggota dan juga korban yang minta pendampingan.
"Itu narasi bahwa menolak pendampingan itu tidak benar.
Yang ada itu kami tidak mau gegabah untuk mendampingi hal itu," jelasnya dilansir dari Kompas.com.
Asep menyebut korban datang ke Polsek Cinangka sekitar pukul 01.00 WIB dan mengaku sebagai leasing yang hendak mengejar mobil.
Petugas kemudian meminta dokumen atau surat-surat kendaraan yang hendak dikejar, namun korban tidak dapat menunjukkan dokumen tersebut.
"Dia kan minta didampingi, tapi kami juga punya kewajiban untuk menanyakan dokumen kendaraan. Kemudian hal ihwalnya seperti apa, ya kan?" katanya lagi.
Asep menegaskan, pihaknya tidak menolak pendampingan, melainkan hanya menjalankan prosedur operasional standar (SOP) dengan meminta dokumen kendaraan.
Korban sempat mengaku akan mengambil surat, tetapi tidak kunjung kembali.
Tak lama kemudian, Asep mendengar kabar mengenai penembakan di rest area Balaraja.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Kisah Ridho Terpaksa Berhenti Kuliah karena Tak Punya Biaya, Kerja Paruh Waktu Tak Bisa Mencukupi |
![]() |
---|
Sosok Ida Yulidina, Istri Menkeu Purbaya Pernah Jadi Model Majalah, Gaya Hidupnya Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Apa Itu Nepo Baby? Disorot Mendagri Tito Karnavian saat Bahas Gaya Hidup Pejabat: Jangan Flexing |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Widiyanti Putri, Menteri Pariwisata Diduga Mandi Air Galon saat Kunjungan Kerja |
![]() |
---|
Pengakuan FT Sebar Video Wahyudin Moridu 'Rampok Uang Negara', Kesal Minta Nikah Tak Dituruti? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.