Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jual Nasi Rp2000, Jumiyem Cemas Kantin Tak Laku Imbas Makan Siang Gratis: Anak-anak Biasanya Jajan

Jumiyem khawatir program MBG berpeluang membuat anak-anak tidak membeli jajanannya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/Egadia Birru
Jumiyem, seorang penjual kantin di SDN Jurangombo 4, Magelang, Senin (6/1/2025). 

Bahkan Ria sempat bertanya kepada siswa, mengapa tidak ke kantin lagi?

Kemudian siswa menyampaikan bahwa akan menerima makan siang gratis.

"'Ngapain bayar kalau ada yang gratisan', bilangnya seperti itu," tutur Ria menirukan salah satu jawaban siswa.

Akibat sepinya pembeli, maka Ria mengurangi jumlah porsi yang ia jual.

Misalnya jika dalam sehari ia membawa lima kilogram mie pangsit, akan dikurangi menjadi tiga kilogram mie pangsit.

Dikatakan Ria, sebelumnya pihak sekolah sudah mengumpulkan seluruh penjual kantin.

Pihak sekolah menyampaikan bahwa akan ada program MBG yang tentunya akan berdampak ke penjual kantin.

Dalam pertemuan tersebut, Ria sempat mempertanyakan kebijakan apa yang akan diambil.

Sedangkan setiap tahun penjual kantin harus membayar sewa sebesar Rp3 juta.

"Saya tanya kebijakan sekolah gimana kalau seandainya kita sepi. Mereka juga belum bisa jawab."

"Sedangkan di kantin ini kan bayar. Ndak gratisan," bebernya.

Ia juga menyampaikan keluh kesah pedagang lainnya.

Terlebih sebagian besar pedagang menjual makanan berat berupa nasi.

Ketika ada MBG, maka banyak pedagang yang tidak laku.

"Teman-teman ya seperti itu bilangnya. Kalau saya mie dan bakso kan enggak ada bosennya ya."

"Teman-teman yang lain bisa 90 persen berkurangnya. Nasi sama ayam geprek. Nanti juga ketemu nasi di makan siangnya," urai Ria.

Ria, pedagang bakso di kantin SMP N 2 Kepanjen mengaku penjualan menurun dampak program Makan Bergizi Gratis, Selasa, (7/1/2024).
Ria, pedagang bakso di kantin SMP N 2 Kepanjen mengaku penjualan menurun dampak program Makan Bergizi Gratis, Selasa, (7/1/2024). (TribunJatim.com/Lu'lu'ul Isnainiyah)

Secara terpisah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, Purwantiningsih, buka suara.

Ia menjelaskan bahwa tidak benar pihak sekolah membiarkan begitu saja mengenai penjual kantin yang terdampak.

Sejauh ini, pihak sekolah masih menunggu hasil evaluasi terkait MBG.

Ketika hasil evaluasi sudah ada, maka kebijakan baru bisa diambil.

"Kami masih menunggu hasil evaluasi karena juknis baru turun kemarin, sehingga kita belum bisa menentukan."

"Kita lihat evaluasinya dulu seperti apa, baru sekolah bisa memberikan kebijakan jika sudah uji coba," tuturnya.

Ia menyadari dengan adanya MBG sudah pasti berdampak ke penurunan omzet penjual kantin.

Kemudian nantinya apakah kebijakan yang diambil menurunkan harga sewa atau seperti apa, hal ini belum bisa disimpulkan.

Sebagaimana diketahui, sebanyak 789 siswa SMPN 2 Kepanjen menerima makan bergizi dari SPPG Kepanjen.

Menu kedua yang diberikan berupa nasi, sayu capcay, telur dadar, tempe goreng, dan buah salak.

Seorang siswa kelas 7 F, Bebi mengaku, menu makanan yang disajikan rasanya enak dan lezat.

"Enak rasanya, kayak kemarin," tukas Bebi sembari menghabiskan makanannya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved