Jual Nasi Rp2000, Jumiyem Cemas Kantin Tak Laku Imbas Makan Siang Gratis: Anak-anak Biasanya Jajan
Jumiyem khawatir program MBG berpeluang membuat anak-anak tidak membeli jajanannya.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Bahkan Ria sempat bertanya kepada siswa, mengapa tidak ke kantin lagi?
Kemudian siswa menyampaikan bahwa akan menerima makan siang gratis.
"'Ngapain bayar kalau ada yang gratisan', bilangnya seperti itu," tutur Ria menirukan salah satu jawaban siswa.
Akibat sepinya pembeli, maka Ria mengurangi jumlah porsi yang ia jual.
Misalnya jika dalam sehari ia membawa lima kilogram mie pangsit, akan dikurangi menjadi tiga kilogram mie pangsit.
Dikatakan Ria, sebelumnya pihak sekolah sudah mengumpulkan seluruh penjual kantin.
Pihak sekolah menyampaikan bahwa akan ada program MBG yang tentunya akan berdampak ke penjual kantin.
Dalam pertemuan tersebut, Ria sempat mempertanyakan kebijakan apa yang akan diambil.
Sedangkan setiap tahun penjual kantin harus membayar sewa sebesar Rp3 juta.
"Saya tanya kebijakan sekolah gimana kalau seandainya kita sepi. Mereka juga belum bisa jawab."
"Sedangkan di kantin ini kan bayar. Ndak gratisan," bebernya.
Ia juga menyampaikan keluh kesah pedagang lainnya.
Terlebih sebagian besar pedagang menjual makanan berat berupa nasi.
Ketika ada MBG, maka banyak pedagang yang tidak laku.
"Teman-teman ya seperti itu bilangnya. Kalau saya mie dan bakso kan enggak ada bosennya ya."
"Teman-teman yang lain bisa 90 persen berkurangnya. Nasi sama ayam geprek. Nanti juga ketemu nasi di makan siangnya," urai Ria.

Secara terpisah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, Purwantiningsih, buka suara.
Ia menjelaskan bahwa tidak benar pihak sekolah membiarkan begitu saja mengenai penjual kantin yang terdampak.
Sejauh ini, pihak sekolah masih menunggu hasil evaluasi terkait MBG.
Ketika hasil evaluasi sudah ada, maka kebijakan baru bisa diambil.
"Kami masih menunggu hasil evaluasi karena juknis baru turun kemarin, sehingga kita belum bisa menentukan."
"Kita lihat evaluasinya dulu seperti apa, baru sekolah bisa memberikan kebijakan jika sudah uji coba," tuturnya.
Ia menyadari dengan adanya MBG sudah pasti berdampak ke penurunan omzet penjual kantin.
Kemudian nantinya apakah kebijakan yang diambil menurunkan harga sewa atau seperti apa, hal ini belum bisa disimpulkan.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 789 siswa SMPN 2 Kepanjen menerima makan bergizi dari SPPG Kepanjen.
Menu kedua yang diberikan berupa nasi, sayu capcay, telur dadar, tempe goreng, dan buah salak.
Seorang siswa kelas 7 F, Bebi mengaku, menu makanan yang disajikan rasanya enak dan lezat.
"Enak rasanya, kayak kemarin," tukas Bebi sembari menghabiskan makanannya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Pantas Pegawai Koperasi Tak Tertangkap setelah Tilap Rp 550 Juta, Santai Jualan Cilok Setahun |
![]() |
---|
Sekolah Lelah Banyak Temuan Ulat di Menu Makan Siang Gratis, Kini Minta Berhenti, Wakepsek: Butuh AC |
![]() |
---|
Bupati Kaget Puluhan Siswa SMA Diduga Keracunan Makan Siang Gratis, Sebut Musibah, Dinkes Cek Dapur |
![]() |
---|
Pantas Baby Aisyah Larang Anak Makan Siang Gratis di Sekolah? Pamer Gaji TKW Rp44 Juta: Bisa Kasih |
![]() |
---|
Digaji Rp 44 Juta Sebulan, TKW Aisyah Suruh Anaknya Tolak Makan Siang Gratis di Sekolah: Direndahkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.