Jual Nasi Rp2000, Jumiyem Cemas Kantin Tak Laku Imbas Makan Siang Gratis: Anak-anak Biasanya Jajan
Jumiyem khawatir program MBG berpeluang membuat anak-anak tidak membeli jajanannya.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Penjual kantin di sekolah resah atas adanya program makan siang gratis untuk siswa.
Kecemasan ini turut dirasakan Jumiyem, wanita berusia 43 tahun yang jualan di SDN Jurangombo 4 Kota Magelang.
Magelang menjadi salah satu lokasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara serentak pada Senin (6/1/2025).
Baca juga: Gegara Makan Bergizi Gratis, Penjual Kantin Keluhkan Dagangan Cuma Laku 15 Mangkok, Bayar Sewa Mahal
Diketahui, terdapat 16 sekolah di Kota dan Kabupaten Magelang dengan total 3.000 siswa sasaran MBG.
Terdiri atas 5 TK dan sederajat, 8 SD, 1 MTs, dan 1 SMK.
SDN Jurangombo 4 di Kota Magelang satu di antaranya.
Namun Jumiyem merasa khawatir program makan siang gratis berpeluang membuat anak-anak tidak membeli jajanannya.
Apalagi makanan-makanan tersebut bisa dikonsumsi saat waktu istirahat sekitar jam 09.00 WIB.
"Pas posisi jam istirahat, (anak-anak) biasanya jajan, (setelah dapat MBG) mungkin enggak," ucapnya.
"Datangnya mbok jangan pas jam istirahat," imbuh Jumiyem.
Jumiyem mengaku sudah berdagang di sana selama 10 tahun.
Anak-anak biasanya membeli makanan ringan dan makanan berat.
Untuk makanan berat, sehari-hari dia menyediakan nasi goreng, nasi kuning, dan nasi ayam hingga 20 bungkus.
Harga yang dipatok Jumiyem pun cukup terjangkau untuk anak sekolah.
Nasi goreng dan nasi kuning dihargai Rp2.000, sedangkan nasi ayam Rp5.000.

Atas hal ini, Kepala SDN Jurangombo 4, Cicilia Martina Susanti buka suara.
Ia menyatakan, kantin tidak akan mengalami berkurangnya pembeli karena menu MBG tergolong makanan berat.
"Dari kantin hanya menyediakan makanan-makanan yang tidak terlalu berat."
"Kantin tetap berjalan normal seperti biasa," katanya.
Baca juga: Dulu Viral Jualan Susu Naik Mobil Rp3,5 M, Bocah 9 Tahun Kini Punya Kafe Hasil Ngonten YouTube
Di sisi lain, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Magelang, M Rauuf Oktavian Nur enggan memberikan keterangan apapun.
Namun Rauuf mengatakan, untuk TK dan SD, MBG diberikan sebagai sarapan pukul 09.00 WIB.
Untuk MTs dan SMK diberikan sebagai makan siang pukul 12.00 WIB.
Adapun sumber anggaran MBG ini dari Badan Gizi Nasional yang dipatok per porsi Rp 10.000.
"Makan Bergizi Gratis ini akan dilakukan sepanjang tahun. Kami diminta (menyalurkan) untuk lima hari sekolah (Senin-Jumat)," kata Kepala SPPG Kota Magelang, M Rauuf Oktavian Nur, di kantornya, Minggu.
Rauuf menyampaikan, lokus dan jumlah sasaran MBG sebanyak 3.000 siswa tidak bisa diganti, kecuali ada instruksi dari Badan Gizi Nasional.
Pasalnya, para penerima program akan dipantau terkait gizinya setiap 3-6 bulan.
MBG juga akan menyasar ke ibu hamil (bumil), ibu menyusui (busui), dan anak di bawah lima tahun (balita).
Akan tetapi, Rauuf menyebut, jadwal distribusinya dua hari sekali setiap siang hari.
"Kami belum tahu untuk bumil, busui, dan anak balita dimulai hari apa. Kami masih menunggu data dari Dinkes. Mungkin saat ini baru 300 (orang)," ungkapnya.
Dia menambahkan, pemilihan lokus MBG dipertimbangkan berdasarkan durasi maksimal pengantaran selama 30 menit.
Oleh karena itu, lokus yang menjadi sasaran MBG rata-rata berada di radius 1,5 kilometer.

Penjual kantin di Jawa Timur juga terdampak program MBG yang digulirkan sejak Senin (6/1/2025).
Hal itu dialami para penjual kantin di SMPN 2 Kepanjen, Kabupaten Malang.
Penjual kantin mengeluhkan dagangan sepi padahal bayar sewa juga tak murah.
Selasa (7/1/2025), merupakan hari kedua SMPN 2 Kepanjen menerima makan bergizi gratis dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG Kepanjen.
Menjelang jam istirahat sekitar pukul 11.00 WIB, kantin tampak sepi.
Dari enam lapak yang berjualan, empat di antaranya sudah pulang.
Menyisakan pedagang bakso dan nasi, Ria Mulyani.
Ria mengaku, semenjak diberlakukan MBG di sekolah ini, penjualannya merosot.
Padahal sebelum ada MBG, ia mampu menjual bakso dan pangsit sebanyak 70 porsi.
Sementara kemarin hanya laku 25 mangkok saja.
Ria mengaku, penjualannya menurun hingga 75 persen.
"Biasanya itu bisa 50 sampai 70 porsi, kemarin cuma laku 25 porsi."
"Terus ini tadi baru laku 15-an porsi," keluh Ria.
Penurunan penjualan ini merupakan imbas dari adanya program MBG.
Baca juga: Satpam SMP Ditemukan Meninggal dalam Posisi Sujud, sempat Salat Jemaah Bareng Staf Sekolah: Jannah
Bahkan Ria sempat bertanya kepada siswa, mengapa tidak ke kantin lagi?
Kemudian siswa menyampaikan bahwa akan menerima makan siang gratis.
"'Ngapain bayar kalau ada yang gratisan', bilangnya seperti itu," tutur Ria menirukan salah satu jawaban siswa.
Akibat sepinya pembeli, maka Ria mengurangi jumlah porsi yang ia jual.
Misalnya jika dalam sehari ia membawa lima kilogram mie pangsit, akan dikurangi menjadi tiga kilogram mie pangsit.
Dikatakan Ria, sebelumnya pihak sekolah sudah mengumpulkan seluruh penjual kantin.
Pihak sekolah menyampaikan bahwa akan ada program MBG yang tentunya akan berdampak ke penjual kantin.
Dalam pertemuan tersebut, Ria sempat mempertanyakan kebijakan apa yang akan diambil.
Sedangkan setiap tahun penjual kantin harus membayar sewa sebesar Rp3 juta.
"Saya tanya kebijakan sekolah gimana kalau seandainya kita sepi. Mereka juga belum bisa jawab."
"Sedangkan di kantin ini kan bayar. Ndak gratisan," bebernya.
Ia juga menyampaikan keluh kesah pedagang lainnya.
Terlebih sebagian besar pedagang menjual makanan berat berupa nasi.
Ketika ada MBG, maka banyak pedagang yang tidak laku.
"Teman-teman ya seperti itu bilangnya. Kalau saya mie dan bakso kan enggak ada bosennya ya."
"Teman-teman yang lain bisa 90 persen berkurangnya. Nasi sama ayam geprek. Nanti juga ketemu nasi di makan siangnya," urai Ria.

Secara terpisah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, Purwantiningsih, buka suara.
Ia menjelaskan bahwa tidak benar pihak sekolah membiarkan begitu saja mengenai penjual kantin yang terdampak.
Sejauh ini, pihak sekolah masih menunggu hasil evaluasi terkait MBG.
Ketika hasil evaluasi sudah ada, maka kebijakan baru bisa diambil.
"Kami masih menunggu hasil evaluasi karena juknis baru turun kemarin, sehingga kita belum bisa menentukan."
"Kita lihat evaluasinya dulu seperti apa, baru sekolah bisa memberikan kebijakan jika sudah uji coba," tuturnya.
Ia menyadari dengan adanya MBG sudah pasti berdampak ke penurunan omzet penjual kantin.
Kemudian nantinya apakah kebijakan yang diambil menurunkan harga sewa atau seperti apa, hal ini belum bisa disimpulkan.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 789 siswa SMPN 2 Kepanjen menerima makan bergizi dari SPPG Kepanjen.
Menu kedua yang diberikan berupa nasi, sayu capcay, telur dadar, tempe goreng, dan buah salak.
Seorang siswa kelas 7 F, Bebi mengaku, menu makanan yang disajikan rasanya enak dan lezat.
"Enak rasanya, kayak kemarin," tukas Bebi sembari menghabiskan makanannya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Pantas Pegawai Koperasi Tak Tertangkap setelah Tilap Rp 550 Juta, Santai Jualan Cilok Setahun |
![]() |
---|
Sekolah Lelah Banyak Temuan Ulat di Menu Makan Siang Gratis, Kini Minta Berhenti, Wakepsek: Butuh AC |
![]() |
---|
Bupati Kaget Puluhan Siswa SMA Diduga Keracunan Makan Siang Gratis, Sebut Musibah, Dinkes Cek Dapur |
![]() |
---|
Pantas Baby Aisyah Larang Anak Makan Siang Gratis di Sekolah? Pamer Gaji TKW Rp44 Juta: Bisa Kasih |
![]() |
---|
Digaji Rp 44 Juta Sebulan, TKW Aisyah Suruh Anaknya Tolak Makan Siang Gratis di Sekolah: Direndahkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.