Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tagih Janji Developer Rumah, Warga Protes Tak Ada Masjid hingga Kolam Renang: Itu Semua Hoaks!

Warga melakukan demo dan protes terhadap developer perumahan yang sebelumnya menjanjikan adanya fasilitas umum, tetapi nyatanya tak kunjung dibangun.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunSumsel.com
Warga yang demo ke developer perumahan di Sumsel karena tak kunjung dibangunkan fasilitas umum 

TRIBUNJATIM.COM - Warga melakukan demo dan protes terhadap pengembang perumahan tempat tinggal mereka.

Warga berbondong-bondong menagih janji developer untuk membangunkan fasilitas umum.

Keluhan terus terjadi sehingga melihat tak ada itikad baik dari pengembang perumahan, wargapun protes.

Warga Perumahan Kota Modern Sriwijaya melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk penolakan terhadap penzoliman dan premanisme yang berujung pada pengrusakan jalan akses utama, Minggu (12/1/2025).

Aksi itu dilakukan warga diatas jalan yang sebelumnya dirusak dengan cara dikeruk oleh MK.

MK yang mengaku sebagai anak salah satu developer pemilik lahan dan kawan-kawannya pada awal Januari lalu.

"Kami menuntut developer agar merealisasikan janji-janji mereka membangun fasilitas umum, sampai saat ini belum ada. Itu semua hoax," ujar warga yang berteriak ketika orasi, seperti dikutip TribunJatim.com via TribunSumsel.com, Senin (13/1/2025).

Kuasa hukum warga Perumahan KMS, Amril SH mengatakan warga mengadakan aksi untuk menuntut dua hal kepada developer yang pertama adalah fasilitas umum.

"Mengenai janji-janji developer terkait fasilitas umum yang katanya ada jalan termasuk masjid dan ada kolam renang sesuai yang mereka tawarkan kepada warga saat membeli. Sampai sekarang tidak ada. Kami menunggu itikad baik developer, " ujar Amril.

Lalu warga Juga menolak aksi premanisme dalam bentuk pengerusakan jalan yang dilakukan oleh MK dan kawan-kawan.

Baca juga: Jual Nasi Rp2000, Jumiyem Cemas Kantin Tak Laku Imbas Makan Siang Gratis: Anak-anak Biasanya Jajan

"Warga menolak aksi premanisme, kekerasan yang dilakukan dengan cara pengerusakan jalan menggunakan alat berat dan mengerahkan massa, " katanya.

Karena pengerusakan jalan yang dilakukan dan fasilitas umum yang tak kunjung dibangun, warga perumahan KMS merasa dibohongi oleh developer. 

"Kami tidak mau tahu apakah itu konflik internal developer atau seperti apa. Konsumen disini merasa tertipu perumahan ini sudah ada sejak tahun 2016. Tidak mungkin warga membeli rumah disini tanpa legalitas dan formalitas yang jelas," katanya.

Amril menambahkan, mengenai jalan yang dirusak telah perbaiki oleh warga sebab sampel dan peninjauan sudah dilakukan oleh penyidik Polda Sumsel.

Warga Perumahan Kota Modern Sriwijaya membawa masing-masing banner yang bertuliskan penolakan terhadap apa yang sudah dilakukan pihak developer saat demo, Minggu (12/1/2025).
Warga Perumahan Kota Modern Sriwijaya membawa masing-masing banner yang bertuliskan penolakan terhadap apa yang sudah dilakukan pihak developer saat demo, Minggu (12/1/2025).
Warga Perumahan Kota Modern Sriwijaya membawa masing-masing banner yang bertuliskan penolakan terhadap apa yang sudah dilakukan pihak developer saat demo, Minggu (12/1/2025). Warga Perumahan Kota Modern Sriwijaya membawa masing-masing banner yang bertuliskan penolakan terhadap apa yang sudah dilakukan pihak developer saat demo, Minggu (12/1/2025). (Tribun Sumsel)

"Proses hukum sedang berlangsung saat ini. Jalan yang dibongkar sudah ditinjau dan dicek oleh Polda Sumsel. Sampel sudah disimpan dan bukti cukup, sehingga warga inisial memperbaiki jalan yang dirusak," tandasnya.

Protes juga dilakukan oleh warga yang tinggal di Bekasi terhadap pengembang perumahan.

Warga tak ingin tinggal diam sebab sertifikat rumah mereka tidak kunjung diberikan.

Padahal, warga sudah ada yang melunasi uang pembelian rumah dari Rp 300 juta hingga Rp 700 jutaan.

Baca juga: Pulang Jalan Kaki dari Stasiun Pasar Turi, Warga Surabaya Dilempar ke Sungai Usai Handphone Dirampas

Warga menggeruduk developer perumahan akibat dugaan penggelapan uang pelunasan.

Puluhan warga mendemo kantor developer atau pengembang kaveling Bukit Swiss Jonggol milik PT Momentum Indonesia Mendunia di Galaxy, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (10/1/2025).

Aksi ini digelar lantaran warga tak kunjung menerima sertifikat hak milik dan akta jual beli tanah kaveling. Padahal, warga sudah melunasi pembelian tanah tersebut sejak 2020.

"Kita sudah lima tahun meminta sertifikat, tidak juga dikasihkan," kata salah seorang pendemo, Beni Syarifudin (43), saat ditemui di lokasi, Jumat, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Minggu (12/1/2025).

Adapun kaveling Bukit Swiss Jonggol berlokasi di Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor.

Kaveling itu terbentang di lahan seluas 125 hektare.

Dari total sekitar 1.200 pembeli, 120 di antaranya mengaku belum menerima sertifikat tanah.

Beni menuding pihak developer telah menipu para konsumen karena tak segera mengeluarkan sertifikat.

Dari 120 konsumen, estimasi kerugian diperkirakan mencapai belasan miliar.

"Saya sudah mengeluarkan Rp 460 juta, teman saya Rp 500 juta, ada satu lagi Rp 300 juta. Tiga orang saja Rp 1,3 miliar," ungkap dia.

Baca juga: Perumahan Digeruduk usai Pasang Plang Dilarang Beri Makan Kucing, Pak RW: Kasihan Petugas Kebersihan

Oleh karena sertifikat tanah tak kunjung diberikan, Beni dan ratusan warga lainnya menuntut developer mengembalikan uang.

Sementara, Direktur Bukit Utama Swiss Jonggol, Endang Sutisna mengaku sudah sejak lama menyetujui permintaan refund.

Akan tetapi, developer menemui kendala pengembalian dana sekitar Rp 17 miliar kepada konsumen setelah dihantam Covid-19 beberapa tahun lalu.

"Saya kena Covid-19 dua tahun, sehingga biaya perawatan menjadi sangat mahal, itulah yang menyebabkan (refund) delay (tertunda)," katanya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved