Pelajar Asal Papua Senang Ada MBG, Di Kampung Halaman Biasa Makan Hanya 1 Kali Sehari: Kadang Sagu
Paling banyak, sang pelajar hanya bisa makan dua kali sehari di kampung halamannya, yaitu pada pagi dan malam saja.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang pelajar SMK Bagimu Negeri Semarang, Jawa Tengah, merasa senang dengan program Makan Bergizi Gratis atau MBG.
Bagi pelajar asal Merauke, Papua, bernama Iwan Mengwo ini, MBG memberikan dampak positif pada dirinya.
Ia merasa bersyukur karena melalui program tersebut, ia dapat menikmati makanan tiga kali sehari.
Baca juga: Senyum Alvin Akhirnya Bisa Cicip Daging Berkat Makan Siang Gratis, Sehari-hari Biasa Kelaparan
"Iya saya senang," kata Iwan saat ditemui Kompas.com di SMK Bagimu Negeri Semarang, Jumat (10/1/2025).
Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya, ia terbiasa makan hanya satu kali sehari di kampung halamannya.
Paling banyak, Iwan hanya bisa makan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan malam.
"Itu makan pagi dan malam," ungkapnya.
Iwan juga merasakan perbedaan dalam variasi masakan.
Menurutnya, di kampung halamannya, makan nasi adalah sesuatu yang mewah.
"Kalau di Merauke kadang sagu, kadang pisang," tambahnya.
Senada dengan Iwan, siswa SMK Bagimu Negeri Semarang yang juga berasal dari Merauke, Papua, bernama Laurensius, mengungkapkan pengalamannya.
Ia merasakan bahwa porsi makanan dalam program MBG terasa kurang, sehingga ia merasa ingin menambah.
"Dibandingkan di kampung halaman, enak di sini. Saya suka. Iya pingin nambah," ucap Laurensius.
Ia juga bersyukur mendapatkan makanan bergizi dari pemerintah.

Laurensius memiliki cita-cita untuk membangun daerahnya setelah lulus sekolah.
"Makanya saya ambil jurusan arsitek. Di kampung saya, orang bangunan jarang. Pengin bangun daerah saya," pungkasnya.
Program MBG ini jelas memberikan manfaat besar bagi pelajar asal Papua.
MBG membantu mereka untuk mendapatkan asupan gizi yang lebih baik selama menuntut ilmu di Semarang.
Baca juga: Larang Warga Bikin Konten di Taman Literasi, Pria Oknum Pemuda Pancasila Minta Maaf: Harus Izin Dulu
Di sisi lain, sebuah SMA negeri di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, justru minta para murid membayari gurunya makan siang gratis.
Hal itu lantas membuat orang tua siswa kecewa lantaran pihak sekolah tak sejalan dengan program pemerintahan di era Presiden Prabowo.
Sekolah yang diduga melakukan pungutan liar tersebut adalah SMAN 2 Cileungsi.
Seperti diketahui, program pemerintah pembagian makan bergizi gratis ke ratusan sekolah di Indonesia tengah jadi sorotan.
Di tengah gegap gempita para siswa menyambut makan siang gratis dari pemerintah, justru ada sekolah yang disebut melakukan pungutan liar.
Dalam kabar yang viral di media sosial, pihak SMAN 2 Cileungsi dituding meminta para siswa membayar Rp2.650.000 per tahun untuk kebutuhan sekolah.
Salah satu kebutuhan dari uang Rp2.650.000 tersebut adalah untuk makan siang gratis guru.
Atas permintaan sumbangan jutaan rupiah tersebut, ratusan orang tua murid tak terima.
Kabarnya sebanyak 387 orang tua murid melayangkan protes kepada pihak sekolah.
Salah satu orang tua murid, Marlon Sirait, tak terima dengan dugaan pungli tersebut.
Bahkan ia langsung mendatangi SMAN 2 Cileungsi.

Dalam tayangan di kanal YouTube SCTV, Marlon Sirait mengurai kekecewaannya setelah anaknya disuruh membayar sumbangan jutaan rupiah.
Perasaan kecewa ini menggelayuti Marlon, lantaran pihak sekolah tak sinkron dengan program pemerintah terkait makan bergizi gratis.
Sementara pemerintah membayari makan siang gratis untuk murid, pihak SMA di Cileungsi malah meminta muridnya membayari makan siang untuk guru.
"Orang tua yang tidak mampu ini sangat prihatin karena Ketua Komite itu terkesan memaksa kami melakukan pungutan Rp2.650.000 per orang tua siswa."
"Salah satunya itemnya untuk memberikan makan siang guru secara gratis," kata Marlon Sirait.
"Sementara Pak Prabowo justru mau memberikan makan siang gratis ke anak-anak kami," sambungnya.
Sebelumnya, kasus yang terjadi di SMAN 2 Cileungsi ini sempat diviralkan oleh politikus asal Bogor, Ronald Aristone Sinaga.
Pria yang karib disapa Bro Ron ini pernah memviralkan soal dugaan pungli di SMAN 2 Cileungsi tersebut.
Dalam postinganya di Instagram pada 4 Januari 2025 lalu, Bro Ron membagikan tangkapan layar.
Baca juga: Usai Ramai Hadiah Ditarik Pemkab Lagi, Bidan Rusmiati Kini Dapat 2 Motor: Bukan karena Viral
Screenshot tersebut berisikan rincian penggunaan dana dari sumbangan yang diminta pihak sekolah ke para muridnya.
Bro Ron mengunggah aduan dari netizen perihal dugaan pungli yang membuat orang tua murid resah.
"SMAN 2 Cileungsi Bogor Bang, tolong diviralin biar gurunya sadar.
Masa biaya makan guru 1 tahun ditangung murid, biaya transport dinas juga diminta ke murid," adu netizen.
Mengetahui dugaan pungli tersebut, Bro Ron tersentak.
"Gilak uang makan guru setahun ditanggung siswa?" tanya Bro Ron, melansir Kompas.com.
Dalam aduan tersebut, netizen membagikan tangkapan layar berupa tabel rincian pengeluaran sumbangan yang diminta pihak sekolah.
Dari data tersebut tercantum beberapa poin yang disorot orang tua murid.
Yakni penggunaan dana tersebut diperuntukan guna hal-hal mengejutkan, seperti:
-Pembelian dan pemasangan AC di kelas sebesar: Rp368.000.000
-Honor guru, TU, dan sekuriti sebesar Rp132.000.000
-Konsumsi makan siang guru dan TU 66 orang Rp120.000.000
-Kegiatan transport dinas sebesar Rp12.000.000
Hingga artikel ini ditayangkan, belum ada klarifikasi dari pihak SMAN 2 Cileungsi.

Sementara pihak kepala sekolah belum bersuara, Ketua Komite di SMA tersebut yakni Astar Lambaga baru-baru ini angkat bicara.
Astar Lambaga mengurai alasan pihak sekolah meminta sumbangan kepada para murid senilai jutaan rupiah.
Diungkap Astar, program minta sumbangan tersebut adalah bagian dari usulan orang tua murid dan siswa.
"Program yang dilaksanakan komite adalah usulan program dari sekolah dengan pertimbangan kebutuhan dan usulan dari para orang tua siswa dan anak didik," ujar Astar.
Lagipula diakui Komite Sekolah, pihak SMA tidak punya dana untuk membayari program-program di luar program sekolah.
"Program yang diusulkan sekolah adalah program atau kegiatan yang anggarannya tidak tersedia baik anggaran BOS atau BOPD," imbuh Astar.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
SMK Bagimu Negeri
Semarang
makan bergizi gratis
MBG
Merauke
Papua
Iwan Mengwo
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Penghasilan Rp50 Juta per bulan, Ramang Lulusan SD Jadi Juragan Botol Bekas, Asuh Puluhan Anak Yatim |
![]() |
---|
Permintaan Immanuel Ebenezer Rp3 Miliar dan Motor Ducati Berujung OTT KPK, Dulu Ngaku: Gue Gak Hedon |
![]() |
---|
Bantu Ibu Ngarit Rumput, Revan Mendadak Lemas Tak Sadar Digigit Ular sampai Meninggal |
![]() |
---|
Sosok Bos Beri Perintah Para Penculik Kacab Bank BUMN, Suruh Tempati Rumah yang Kosong Setahun |
![]() |
---|
Wanita Dapat Uang Damai Rp 200 Ribu usai Fotonya Dipakai Open BO, Kecewa Pelaku Tak Minta Maaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.