Berita Tulungagung
Gerakan Cabut Paku Warnai Peringatan HUT ke-57 SMA Katolik Tulungagung
Sejumlah siswa SMA Katolik Santo Thomas Aquino Tulungagung membersihkan pepohonan di Jalan WR Supratman Pasar Wage Tulungagung dari paku yang menancap
Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sejumlah siswa SMA Katolik Santo Thomas Aquino Tulungagung membersihkan pepohonan di Jalan WR Supratman Pasar Wage Tulungagung dari paku yang menancap, Jumat (24/1/2025).
Dengan teliti mereka mencari setiap paku yang menancap di batang pohon yang ada di tepi jalan protokol ini.
Menggunakan alat berupa martil tanduk, para siswa ini berusaha mencabutnya.
Beberapa paku terlalu besar dan terlalu lama ditancapkan hingga sulit dicabut.
Satu martil tanduk yang mereka pakai patah karena tak kuat mencabut paku.
Sementara beberapa paku yang terlalu lama berkarat sehingga patah saat dicabut.
Kegiatan ini bagian dari Hari Ulang Tahun (HUT) ke-57 SMAK St Thomas Aquino yang ada di Desa/Kecamatan Kedungwaru ini.
Dalam waktu singkat, para siswa ini mendapatkan puluhan paku yang berhasil dicabut.
Salah satu siswa kelas XII, Raditya Anggara, mengatakan banyak paku yang sulit dicabut karena menancap terlalu dalam.
“Ukurannya besar-besar, rata-rata sudah berkarat. Kira-kira sudah ditancapkan terlalu lama,” ujarnya.
Sementara Wakil Ketua Alumni SMAK St Thomas Aquino Tulungagung, Winarto, mengatakan aksi bersih-bersih lingkungan ini rutin dilakukan.
Bukan hanya melibatkan para siswa namun seluruh warga sekolah, termasuk para guru.
Khusus untuk gerakan cabut paku ini sudah mulai dilakukan 5 tahun lalu.
“Tujuannya menciptakan anak didik yang peduli dengan lingkungan kita. Harapannya para siswa semakin peka dengan kondisi lingkungan kita,” ujarnya.
Ada 7 titik yang dibersihkan, yaitu sekitar lapangan SMAK di belakang RSUD dr Iskak, Jalan Wahidin Sudiro Husodo, Pasar Wage, Pasar Ngemplak, Taman Kendang, Alun-alun dan lingkungan Sekolah.
Salah satu alumni SMAK Tulungagung adalah Gatut Sunu Wibowo, calon bupati yang mendapat suara terbanyak pada Pilkada 2024 lalu.
Winarto mengaku mendukung komitmen sosial dan kepedulian lingkungan hidup dari pemimpin baru di bawah Gatut Sunu.
“Bersama-sama kita menjadikan Tulungagung bersih, Tulungagung cemerlang, dan tempat buat budaya klasik kegotongroyongan,” tambahnya.
Menurut Ketua Panitia sekaligus Wakil Forum Komunitas Hijau (FKH) Tulungagung, Hariyadi, ada 375 siswa yang terlibat dalam kegiatan.
SMAK Tulungagung telah menjadi bagian dari jaringan sekolah Adiwiyata Mandiri yang punya komitmen menjaga lingkungan.
Gerakan cabut paku ini bagian dari komitmen pemeliharaan, penanaman dan pembibitan pohon.
“Gerakan cabut paku jarang dilakukan dan banyak yang tidak peduli. Masyarakat juga tidak peduli,” ucap Hariyadi.
Jika pohon dipaku maka jaringan kulit akan rusak sehingga rawan terjadi infeksi hama, mati kemudian tumbang.
Paku juga menyebabkan jaringan dalam pohon juga rusak.
Karena itu pohon tidak boleh dipaku, hanya boleh diikat misalnya untuk kepentingan pemasangan materi iklan.
“Saat musim politik kami didebat karena ada yang menolak pencabutan paku, mereka meminta regulasi. Padahal regulasinya sudah jelas,” tegas Hariyadi
SMA Katolik Santo Thomas Aquino
jatim.tribunnews.com
Tribun Jatim Network
berita Tulungagung terkini
Menyusul Kades Suratman, Pemilik Apotek Jadi Tersangka Dugaan Korupsi di Desa Tambakrejo Tulungagung |
![]() |
---|
Damri Buka Suara Terkait Pengurangan Armada Trayek Tulungagung-Ponorogo dan Potensi Trayek Baru |
![]() |
---|
Pohon Kawasan Hutan di Selatan Tulungagung Sengaja Dimatikan untuk Pertanian, Lahan Diperjualbelikan |
![]() |
---|
Rencana Pembangunan TPST Tulungagung di Dekat Pasar Hewan Terkendala Anggaran |
![]() |
---|
Ditinggal Kabur Suami Usai Melahirkan, Ibu di Tulungagung Alami Skizofrenia, Ikat Anak di Depan Ruko |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.