Khofifah Dukung Rencana Kebijakan Stop Impor Beras, Optimis Swasmebada Pangan Bisa Terwujud
Gubernur Jawa Timur Terpilih Khofifah Indar Parawansa mendukung wacana kebijakan stop impor beras yang dicetuskan pemerintahan Presiden Prabowo Subian
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Terpilih Khofifah Indar Parawansa mendukung wacana kebijakan stop impor beras yang dicetuskan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pasalnya, dengan meningkatkan produktivitas hasil panen padi dalam negeri, Khofifah optimistis swasembada pangan bisa terwujud.
Terutama Jawa Timur sebagai provinsi dengan produksi padi tertinggi di Indonesia. Dikatakan Khofifah, setiap tahun produksi beras di Jawa Timur surplus.
“Di tahun 2024 produksi padi Jatim turun sedikit menjadi 5,33 juta ton. Sebelumnya di tahun 2023 produksi padi Jatim 5,61 juta ton, penurunan ini adalah pengaruh el nino dimana seluruh daerah memang mengalami penurunan produksi padi,” kata Khofifah, Jumat (31/1/2025).
Selain memiliki lahan panen terluas, Jawa juga merupakan provinsi ketiga terproduktif dari segi kuintal per hektar di angka 57,09, ini akan terus kami jaga di periode kedua.
“Di tahun 2025, impor beras direncanakan dihentikan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan panen 2025 mencapai 32 juta ton untuk mewujudkan Indonesia bebas impor beras. Dengan kontribusi Jawa Timur, kami optimis target ini dapat terwujud karena Jatim konsisten surplus produksi beras, bahkan saat produksi menurun,” ujarnya.
Dalam periode kedua mempimpin Jatim, Khofifah siap untuk mewujudkan program yang mendukung ketahanan pangan. Salah satunya dengan program Jatim Agro, sebagai salah satu janji kampanye.
Dengan program tersebut Khofifah siap meluncurkan program Youth Agrifuture-Hub yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dengan memfasilitasi dan mendorong petani muda (Gen Z dan Milenial).
Selain itu juga terdapat program Jatim Agro-Hub atau (Lumbung Pangan) untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup.
“Luas penanaman padi di Jawa Timur diproyeksikan meningkat menjadi 193.419 hektare pada Maret 2025. Dalam menyongsong peningkatan produksi, kami juga siap mendorong mekanisasi,” ujarnya.
“Di Ponorogo dan Bangkalan contohnya beberapa kelompok tani sudah mengimplementasikan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), seperti traktor modern, transplanter, dan combine harvester,” ujar Khofifah.
Selain padi, produk pertanian unggulan Jatim juga adalah jagung, kedelai, aneka sayuran, juga buah-buahan terutama durian, dan banyak yang lain
swasembada pangan
Khofifah Indar Parawansa
jatim.tribunnews.com
Tribun Jatim Network
stop impor beras
AI Diponegoro Hero, Film Sejarah Berbasis AI Sambut HUT RI ke-80, Biaya Produksi Hanya Rp200 Juta |
![]() |
---|
PAK 2025 Sidoarjo Tetap Dibahas, Pandangan Fraksi-fraksi di DPRD Diwakilkan PKB |
![]() |
---|
Pelatih PSBS Biak Soroti Kepemimpinan Wasit saat Kalah dari Arema FC 4-1 |
![]() |
---|
Dapur dan Kandang Ayam Warga Diwek Jombang Ludes Dilalap Si Jago Merah, Api Diduga dari Tungku Kayu |
![]() |
---|
Hampir Setiap Bulan Ada ASN di Trenggalek yang Ajukan Perceraian, Faktornya Ekonomi dan Perselisihan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.