Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Eks Menteri Kelautan Tak Mau ke Bandung, Dedi Mulyadi Janji Akan Benahi: Kita Beresin

Susi Pudjiastuti blak-blakan mengatakan, kota yang tak mau ia kunjungi adalah Kota Bandung.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL
OGAH KE BANDUNG - Susi Pudjiastuti dan Dedi Mulyadi dalam video yang diunggah Sabtu (1/2/2025). Ia ungkap alasan tak mau ke Bandung. 

Walau mendapat jabatan, namun Susi Pudjiastuti memberi syarat yakni tak digaji.

"Saya sudah bertemu Bu Susi, bersedia, dan tidak boleh digaji. Dan tidak mau rapat di Bandung, enggak mau ke Bandungnya, banyak sampah," ujar Dedi.

Bu Susi mengatakan, baru mau berkunjung ke Bandung bila sudah tak macet dan bersih.

"Kalau sudah bagus, jalannya enggak macet, mau ke Bandung," tegas Bu Susi.

KANG DEDI DITOLAK - Dedi Mulyadi saat menemui mantan menteri Kelautan era Jokowi yakni Susi Pudjiastuti, Minggu (2/2/2025). Eks Menteri KKP Susi Pudjiastuti menolak mendapatkan gaji negara setelah ditawari Gubernur Jawa Barat Terpilih untuk menjadi penasihat di bidang kelautan.
Dedi Mulyadi saat menemui mantan menteri Kelautan era Jokowi yakni Susi Pudjiastuti, Minggu (2/2/2025). (Instagram/dedimulyadi71)

Di kesempatan yang sama, Dedi Mulyadi juga bertanya ke Susi Pudjiastuti mengenai adanya pencurian benur di laut Pangandaran, Jawa Barat.

"Tadi cerita ada yang masih ngambilin benur ya?" tanya Dedi Mulyadi.

Mendengar pertanyaan itu, Susi Pudjiastuti langsung menjawab lugas.

"Anda datang tadi langsung pada pergi. Enggak terlalu banyak," tuturnya.

Terkait pelaku pencurian, Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa pelakunya kebanyakan pendatang.

"Yang ngambil banyak pendatang. Anak-anak muda. Kalau nelayan sini tidak mungkin," jelasnya.

Susi Pudjiastuti berpesan sekaligus meminta Dedi Mulyadi menjaga kelestarian laut.

"Laut itu harus dijaga dari sampah, dari alat-alat yang tidak benar," bebernya.

Tak hanya itu, Susi Pudjiastuti menceritakan jika ada nelayan yang putus asa karena sejumlah permasalahan krusial.

"Kemarin saya di Singapura, ada orang Sibolga Chinese. Dia bilang, 'Ibu, saya sekarang bangkrut. Kapal saya mau jual. Ikan sudah tidak ada lagi karena pukat harimau merajalela'," tegasnya.

Bahkan Susi menerjemahkan jika nelayan juga mengetahui praktik kotor yang terjadi di laut.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved