Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Sarnubi Penghulu Meninggal usai Ijabkan Pengantin Pria, Tak Bergerak saat Tinggal Tanda Tangan

Siapa Sarnubi? Sosok penghulu yang meninggal dunia setelah melakukan ijab kabul dengan seorang pengantin pria, ia tidak bergerak saat tinggal ttd.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribunsumsel.com/M Ardiansyah
SOSOK SARNUBI PENGHULU - Petugas P2UKD atau Penghulu Sarnubi ketika melaksanakan akad nikah Ardi dan dan Sri Darmayanti, di Desa Kuala Putian Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, Jumat (7/2/2025). Sarnubi dinyatakan meninggal dunia setelah ramai-ramai dibawa ke puskesmas setempat. 

"Tadi sudah di makamkan di pemakaman Desa Kuala Puntian. Karena, beliau merupakan orang Kuala Puntian," pungkasnya. 

Sedangkan dari Kantor Depag Banyuasin Saibi ketika dikonfirmasi membenarkan bila yang meninggal merupakan petugas P2UKD dari Kecamatan Tanjung Lago Banyuasin. 

"Kalau secara kronologis kami tidak tahu pasti. Tetapi, memang beliau P2UKD di Tanjung Lago," katanya singkat. 

Baca juga: Musuh Hotman Paris, Razman Nasution Gebrak Meja Curiga Hakim Tidak Netral: Saya Berani Melawan!

Penghulu lainnya malah totalitas dalam tugasnya menikahkan pasangan.

Viral kisah penghulu terjang banjir lahar dingin semeru demi nikahkan warga.

Penghulu itu bernama Ali Komarifan (35) asal Lumajang, Jawa Timur.

Ia menerjang banjir lahar untuk menikahkan sepasang kekasih di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. 

Hal itu terjadi lantaran akses jalan menuju tempat akad nikah terputus setelah Jembatan Limpas Gondoruso rusak akibat diterjang banjir lahar Semeru.

Ali Komarifan merupakan warga Desa Bades, Kecamatan Pasirian.

Ia bersama warga terpaksa menyeberangi Sungai Regoyo yang menjadi tempat mengalirnya lahar hujan Gunung Semeru.

Ali bercerita, kala itu dirinya bertugas bersama Bahaul Abror untuk menikahkan Angga Dwi Asmara (23) dan Misriati (21) di Dusun Liwek, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Rabu (24/4/2024).

Ali mengatakan, saat keduanya mendaftar di KUA, kondisi jembatan masih belum rusak dan belum ada banjir lahar.

Sehingga, kondisi tersebut tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Ali dan Abror.

"Daftarnya kan sebelum jebol jembatannya, jadi ya enggak kebayang juga mau jebol, tapi waktu hari H ternyata tidak bisa lewat," kata Ali melalui sambungan telepon, Jumat (26/4/2024), melansir dari Kompas.com.

Baca juga: Kata Penghulu soal Pengantin di Ponorogo Bermahar Beras 50 Kilogram saat Tahun Kabisat

Dengan pakaian rapi menggunakan celana panjang berwarna hitam dan kemeja batik, Ali menyeberangi jalur lahar yang alirannya saat itu cukup deras.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved