Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Guru Dipecat Padahal Baru Kerja 6 Bulan, Kerah Muridnya Ditarik Lalu Wajahnya Dipukul

guru tersebut bekerja di sebuah sekolah swasta di Kota Bengkulu. Ia dipecat setelah menganiaya siswanya. Guru tersebut berinisial RH.

Editor: Torik Aqua
Freepik
GURU ANIAYA MURID - Nasib guru honorer yang menganiaya muridnnya, Kamis (6/2/2025). Guru honorer itu dipecat dari sekolah. 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib guru honorer yang baru 6 bulan mengajar, kini dipecat dari sekolahnya.

Diketahui, guru tersebut bekerja di sebuah sekolah swasta di Kota Bengkulu.

Ia dipecat setelah menganiaya siswanya.

Guru tersebut berinisial RH.

Ia baru saja bekerja selama enam bulan dan harus berurusan dengan hukum setelah dilaporkan oleh orang tua korban ke Polresta Bengkulu.

Baca juga: Alasan Guru Pria dan Wanita Gandengan Tangan di Depan Siswa Demo, Kepsek Bantah Skandal: Melindungi

Ilustrasi pemukulan yang dilakukan anak kepala desa di Sumatera Utara terhadap imam masjid.
Ilustrasi penganiayaan (Pexels)

Kejadian tersebut terjadi pada Kamis, 6 Februari 2025.

Muchtar Effendi, ayah korban yang berinisial NA (9 tahun), menjelaskan bahwa insiden bermula saat NA bermain bersama teman-temannya di lingkungan sekolah.

Tanpa sengaja, kakinya menyentuh kaki RH, yang kemudian marah dan menarik kerah baju NA sebelum memukulnya di bagian wajah.

Akibat pemukulan tersebut, NA mengalami lebam di bawah mata dan trauma psikologis.

Muchtar tidak terima dan segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

"Kami sudah melakukan visum dan melaporkan ke Polresta Bengkulu agar segera diproses secara hukum," ungkap Muchtar pada Senin, 10 Februari 2025.

Tindakan Pihak Sekolah 
 
Menanggapi kejadian tersebut, pihak sekolah langsung melakukan pemecatan terhadap RH pada hari yang sama.

Poni Sri Rejeki, kepala sekolah, menegaskan bahwa pihaknya tidak mentolerir tindakan kekerasan di sekolah.

"Kami dari pihak sekolah tentu tidak mentolerir sedikitpun terkait guru honorer yang melakukan tindakan kekerasan di sekolah kami," ujarnya.

Meskipun RH membela diri dengan alasan bahwa pemukulan tersebut terjadi secara refleks, pihak sekolah tetap berpegang pada aturan ketat mengenai kekerasan terhadap anak.

Setelah kejadian, pihak sekolah berupaya untuk memantau keadaan NA, yang hingga kini belum kembali ke sekolah akibat trauma.

Sementara itu, pihak kepolisian melalui PS Kasat Reskrim Polresta Bengkulu, AKP Sujud Alip Yulam, mengonfirmasi bahwa laporan dugaan penganiayaan tersebut telah diterima.

"Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk memanggil terlapor dan meminta keterangan saksi-saksi," kata Sujud.

Guru bahasa Arab ikut pesta gay

Kasus miris peserta pesta seks gay di Jakarta Selatan ada yang berlatar belakang sebagai guru hingga dokter.

Mereka menggunakan kode rahasia dan stiker pengenal.

Kasus pesta seks sesama jenis pria digelar di Hotel Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Sabtu (1/2/2025) malam. 

Sebanyak 56 pria diamankan di lokasi kejadian saat pesta tersebut berlangsung. 

Tiga orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka, yakni inisial RH, RE, dan BP alias D.

Mereka memiliki peran sebagai penyewa kamar hingga perekrut peserta. 

Para peserta pesta gay ini diundang lewat jaringan pribadi alias japri oleh tersangka D.

"Pertama saudara RH alias R. Saudara RH alias R ini membiayai penyewaan kamar hotel. Kemudian yang kedua Saudara RE alias E, ini juga membiayai persewaan kamar hotel. Kemudian yang ketiga Saudara BP alias D, ini adalah merekrut peserta," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam, Senin (3/2/2025).

Puluhan peserta tersebut berpesta di ruangan ukuran 6x4 meter.

Pesta ini tak diketahui oleh pihak hotel. 

Sejumlah barang bukti, seperti bukti pemesanan kamar hotel, alat kontrasepsi, kemudian obat anti HIV dan juga sabun mandi.

Baca juga: Sosok Donatur Pesta Seks Gay di Jaksel, Nasib Kini Dipecat dari Pekerjaannya, Pesertanya Variatif

Kode Rahasia 

Para peserta diundang dengan kode 'arisan' hingga 'event'. 

Mereka tak menggunakan kalimat 'pesta seks'. 

"Dengan bermacam-macam kodenya. Ada yang bilang 'arisan', ada yang bilang 'event'. Jadi variatif gitu ada kode-kodenya mereka," kata Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Iskandarsyah, Rabu (5/2/2025).

Para tersangka menyampaikan bahwa tak ada pungutan biaya apa pun untuk menjadi peserta. 

Untuk biaya kamar seharga Rp 1,4 juta dibayar oleh tersangka RH dan RE. 

"Mereka menyewa satu kamar melalui aplikasi. Jenis kamar deluxe," kata Kompol Iskandarsyah.

Baca juga: Terungkap Pengakuan Mahasiswa NTB Usai Dilecehkan Dosen Gay, Alasan Mau Ikut Ritual Tak Masuk Akal

Stiker Glow in the Dark Jadi Tanda Pengenal

GEREBEK PESTA GAY - Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggerebek aktivitas pesta seks kaum gay yang digelar di kamar hotel nomor 2617 di Habitare Apart Hotel Rasuna, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2025) malam. Pesta diikuti pria dengan profesi guru hingga dokter, ada kode rahasia dan stiker pengenal.
GEREBEK PESTA GAY - Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggerebek aktivitas pesta seks kaum gay yang digelar di kamar hotel nomor 2617 di Habitare Apart Hotel Rasuna, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2025) malam. Pesta diikuti pria dengan profesi guru hingga dokter, ada kode rahasia dan stiker pengenal. (Instagram.com/@wargajakarta.id)

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, pesta seks ini dimulai setelah tersangka D yang melakukan perekrutan peserta menutup pintu kamar dan mematikan lampu.

“Saudara D mengimbau agar peserta saling 'have fun'. Dan jika ada pasangan yang tidak cocok, diharapkan untuk tidak menolak secara kasar,” kata Ade Ary, Senin.

Saat lampu dimatikan, hanya stiker glow in the dark (menyala dalam gelap) yang menjadi penanda identitas mereka apakah berperan sebagai pria atau sebagai wanita.

Stiker itu ditempel di bahu mereka. 

Bagi pria yang menggunakan stiker berperan sebagai perempuan, sedangkan yang tanpa stiker adalah laki-laki.

“Lampunya dimatikan, jadi stikernya itu glow in the dark,” jelasnya.

Baca juga: Cinta Tak Sampai, Pria Gay di Surabaya Nekat Curi Celana Dalam Laki-laki Idaman yang Belum Dicuci

Diikuti Guru hingga Dokter

Mirisnya, dalam pesta ilegal ini diikuti mereka yang memiliki profesi pengajar hingga dokter. 

“Karyawan swasta 48 orang, guru bahasa Arab satu orang, dokter satu orang, personal trainer dua orang, serta karyawan kontrak Avsec di Bandara Soekarno-Hatta satu orang, dan tiga orang tidak bekerja,” ungkap Iskandarsyah.

Mayoritas peserta gay itu belum menikah yakni berjumlah 47 orang, sudah menikah 4 orang, dan cerai 5 orang. Ada pun rentang usia mulai dari 20 tahun hingga 45 tahun.

Mereka tinggal di berbagai wilayah namun didominasi Jakarta, disusul Bekasi, Tangerang, Jawa Barat, Sulawesi Selatan sampai Kalimantan Timur.

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved