Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Klarifikasi Sekolah soal Potong Dana PIP Siswa Rp100 Juta, Ungkap Tawaran Partai, Dedi Mulyadi Heran

Inilah klarifikasi sekolah yang disebut potong dana bantuan Program Indonesia Pintar) Rp 250 ribu tiap siswa.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
SEKOLAH POTONG PIP - Gubernur Jawa Barat terpilih meminta klarifikasi SMAN 7 Cirebon soal pemotongan bantuan PIP. Ternyata bantuan yang sudah dipotong Rp 100 juta dari 500 siswa. 

Dedi Mulyadi Larang Sekolah Jual Seragam dan Buku

Dedi Mulyadi memberi sejumlah aturan di sekolah.

Baru-baru ini, pria yang akrab disapa Kang Dedi ini mengimbau sekolah jangan menjadi ladang untuk berdagang.

Pihak sekolah tidak boleh menjual buku dan lembar kerja siswa (LKS).

"Sekolah tak boleh menjual buku LKS, seragam," tegas Dedi pada unggahan di akun TikTok Kang Dedi Mulyadi dan dikonfirmasi ulang Kompas.com, Jumat (7/2/2025).

Hal lain yang dilarang Dedi, yakni pihak sekolah tidak boleh membuat kegiatan-kegiatan yang di dalamnya ada pungutan.

Salah satu kegiatan itu yakni studi tour yang di dalamnya ada pungutan.

"Termasuk kegiatan seperti renang dan sejenisnya yang di dalamnya ada pungutan-pungutan pada siswa," tambah Dedi.

Dia mengatakan, hal ini dilarang karena akan selalu menimbulkan kecurigaan dan berdampak bagi tekanan psikologis para guru.

Baca juga: Sekolah Ambil Bantuan PIP Tiap Siswa Rp250 Ribu dari Rp1,8 Juta, Dedi Mulyadi Syok PIN ATM Disamakan

Lebih lanjut, Dedi meminta semua pihak yang terkait pendidikan untuk bersama-sama menata pendidikan agar lebih baik.

"Satu komitmen dari saya bahwa anggaran bantuan provinsi untuk sekolah-sekolah akan difokuskan pada apa yang menjadi kebutuhan di sekolah bukan kegiatan-kegiatan dengan tujuan lain," kata Dedi.

Selain itu, Dedi Mulyadi juga menginstruksikan kepala sekolah tidak boleh mengelola keuangan sekolah.

Selain kepada kepala sekolah, Dedi punya instruksi kepada guru sekolah.

"Guru tidak boleh dibebani oleh berbagai aspek yang bersifat administratif," jelas Dedi.

Aspek tersebut membebani guru sehingga mereka sibuk membuat laporan dibanding fokus mengajar kepada siswanya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved