Berita Viral
9 Jam Diblokade, Warga 3 Kabupaten Tak Bisa Jalan Imbas 1 Keluarga Tuntut Denda Rp 2 M ke Oknum TNI
Gara-gara satu keluarga, aktivitas warga 3 kabupaten jadi terdampak jelas karena akses jalan yang diblokade, apa persoalannya?
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kelakuan seorang oknum TNI menjadi sumber emosi sebuah keluarga hingga mengganggu aktivitas banyak warga lain.
Akses jalan nasional Sorong Klamono kilometer 17 dipalang selama 9 jam.
Keluarga ini merasa tidak terima dengan nasib anggotanya yang jadi sasaran korban seorang oknum TNI.
Pihak kepolisian buka suara terkait kejadian satu ini dan menjelaskan duduk perkara.
Setelah kurang lebih 9 jam jalan diblokade, warga 3 kabupaten akhirnya kembali bisa merasakan jalan umum.
Warga 3 kabupaten bisa kembali beraktivitas setelah akhirnya jalan dibuka karena telah ada kesepakatan antara pihak korban dan pelaku oknum TNI Yonzipur.
Pembukaan akses jalan ini dipimpin langsung oleh Wakapolda Papua Barat Daya Kombes Semmy Ronny Tabhaa.
Meski terjadi keributan, akhirnya polisi bisa membersihkan puing-puing bekas kayu dan ban yang menghalangi jalan.
Hasil mediasi bersama pihak keluarga korban dan pelaku oknum TNI Yonzipur di Polres Sorong telah mencapai kesepakatan bersama.
Dalam surat pernyataan tersebut, pihak keluarga menuntut oknum TNI Yonzipur yang melakukan penganiayaan terhadap Rambo alias Apner Kareth hingga meninggal dunia.
Baca juga: Akhir Nasib Kesya usai Cinta Satu Malam dengan Oknum TNI, Tenggak Miras Lalu Dibunuh Karena Tak Puas
"Jadi kami keluarga korban menuntut uang denda sebesar Rp 2 miliar. Pelaku tetap diproses hukum. Selain itu, pihak keluarga juga menuntut biaya duka sebesar Rp 150 juta," kata Nelwan Hraa selaku pihak keluarga korban, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Senin (17/2/2025).
Wakapolda Papua Barat Daya Kombes Semmy Ronny Tabhaa mengatakan, pemalangan jalan yang terjadi dari pukul 09.00 WIT hingga pukul 08.00 WIT akhirnya bisa dibuka dan aktivitas kendaraan sudah bisa dilalui dengan normal.
"Kita bisa bangun komunikasi dan negosiasi bersama pihak keluarga di Polres Sorong Aimas, akhirnya palang ini bisa kami buka," ujar dia.
Wakapolda menyampaikan, akibat pemalangan yang berlangsung kurang lebih 9 jam, masyarakat menjadi korban karena akses jalan tersebut menghubungkan tiga kabupaten di Papua Barat.

Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Apner Kareth tewas diduga dianiaya oleh oknum TNI Yonzipur.
Kejadian itu terjadi pada Jumat, 14 Februari 2025.
Korban dibawa oleh oknum TNI dan disekap hingga Minggu, dikabarkan meninggal akibat dianiaya.
Sementara itu, di tempat lainnya, warga dihebohkan dengan penemuan mengejutkan.
Anak babi bermata satu bikin heboh warga di Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (15/2/2025).
Baca juga: Jalan Rusak di Jetis Mojokerto Banyak Dikeluhkan Warga, Begini Tanggapan Pemkab Soal Perbaikan
Warga gempar karena kelahiran anak babi tersebut memiliki ciri yang membuat mereka takut.
Hal tersebut karena anak babi milik Yohana Jawa Kore Ledjab itu terlahir dengan telinga dan lidah mirip seperti manusia.
Kelahiran anak babi yang aneh itu, membuat warga ingin melihat langsung, hingga viral di media sosial.
Baca juga: Aksi Pria Naik Babi saat Banjir Viral, Saiful Ungkap Kejadian Sebenarnya: Kaki Masih Nyentuh Tanah
Sayangnya usia anak babi bermata satu itu cukup singkat, hanya 15 menit.
Kini anak babi bermata satu itu sudah dikuburkan.
Tribunnews.com merangkum sederet fakta soal kelahiran anak babi bermata satu di Timor Tengah Utara tersebut:
VIRAL Anak Babi Bermata Satu Lahir di NTT, Disebut Berwajah Mirip Manusia
Baru-baru ini, viral di media sosial anak babi bermata satu lahir di Nusa Tenggara Timur.
Diketahui, kehebohan tersebut terjadi di media sosial yang menyebut anak babi bermata satu yang lahir di Nusa Tenggara Timur pada Sabtu (15/2/2025).
Menurut unggahan @mood***, Minggu (16/2/2025), seekor anak babi bermata satu itu terlahir dengan telinga mirip seperti manusia.
"Viral dan heboh dengan seekor anak babi yang terlahir berwajah mirip manusia tetapi matanya hanya hanya 1 buah dan terletak di testa. Bahkan batok kepala babi tersebut serta telinga bagian kiri juga sangat mirip manusia. Peristiwa itu terjadi di Desa Oelami Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (15/2/2025).....," bunyi unggahan tersebut.
Induk hewan tersebut diketahui melahirkan 3 ekor anak babi, dua di antaranya normal, sedangkan satu anaknya mengalami kelainan bermata satu.
Banyak warganet yang menduga, anak babi itu mengalami kelainan genetik sehingga lahir hanya dengan satu mata.
Penjelasan Kapolsek
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Miomaffo Timur Inspektur Polisi Dua (Ipda) Aris Salama mengonfirmasi adanya kelahiran anak babi bermata satu di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (15/2/2025).
Peristiwa tersebut sempat menggegerkan warga setempat. Pasalnya, anak babi milik seorang warga Desa Oelami, Kecamatan Bikomi Selatan itu diketahui lahir dengan satu mata di tengah dahi, satu kuping mirip telinga manusia, dan lidah yang menjulur layaknya lidah manusia.
"Tadi Bhabinkamtibmas Desa Oelami melaksanakan pengecekan kebenaran informasi tersebut dan juga berkoordinasi dengan pemerintah desa dan instansi terkait guna memastikan genetika babi tersebut," kata Aris, dikutip dari Kompas.com, Sabtu.
"Didapati bahwa benar adanya kelahiran babi yang tidak normal atau kelainan genetik," sambungnya.
Aris berharap, kebenaran informasi tersebut tak dikaitkan dengan pemberitaan yang tidak benar atau hoaks.
Kata Dokter Hewan soal Anak Babi Bermata Satu, Alami Sindrom Siklopia
Dosen Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Slamet Raharjo mengatakan, anak babi di NTT yang lahir dengan mata satu itu kemungkinan mengidap sindrom cyclopia.
Dikutip dari WebMD, sindrom siklopia adalah kondisi sangat langka yang menyebabkan anak, baik hewan maupun manusia, lahir dengan mata satu.
Ada kalanya, anak yang mengidap sindrom siklopia juga lahir tanpa hidung.
"Siklopia dapat terjadi akibat adanya gangguan pada saat pertumbuhan janin," kata Slamet, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/2/2025).
Dia menjelaskan, janin anak babi normalnya akan tumbuh dengan prosencephalon atau bagian otak depan membelah, sehingga calon bola mata ikut membelah menjadi mata kanan dan kiri.
Namun, tidak dengan anak babi itu mengalami kondisi malformasi parah di otak pada awal pembentukan janin.
"Akibat gangguan tersebut, otak depan dan bola mata tidak membelah, sehingga janin hanya memiliki satu mata besar di tengah dan saat lahir terlihat aneh," ungkap Slamet.
Sayangnya, penyebab kondisi kelainan ini tidak dapat diketahui dengan pasti.
Anak Babi Bermata Satu hanya Hidup 15 Menit
Meski sempat terlahir dari induknya, anak babi bermata satu di NTT itu hanya bertahan hidup selama 15 menit.
Slamet menjelaskan, anak babi itu tidak mampu hidup lama karena sindrom siklopia membuat otak depan tidak bisa tumbuh.
"Cacat ini melibatkan otak depan, bayi (manusia ataupun hewan) dengan kasus siklopia seperti pada kasus anak babi ini biasanya tidak dapat tumbuh menjadi dewasa," jelas dia.
"Umumnya hanya bertahan hidup selama beberapa jam atau beberapa hari saja dan akhirnya mati," tandas dia.
Dikutip dari WebMD, tidak ada kasus bayi, baik hewan maupun manusia dengan kelainan sindrom siklopia mampu hidup lebih dari 6 bulan setelah lahir.
Pengakuan Sang Pemilik
Warga Desa Oelami, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), dihebohkan dengan kelahiran anak babi bermata satu pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Fenomena aneh ini terjadi pada seekor babi milik Yohana Jawa Kore Ledjap, yang melahirkan anak babi dengan kelainan genetik.
Yohana, pemilik babi tersebut, mengungkapkan bahwa kelahiran ini adalah yang pertama kali bagi induk babi miliknya.
"Kami tidak menduga akan terjadi hal ini. Saat hamil, tidak ada tanda-tanda aneh," ujarnya.
Anak babi yang lahir dengan kondisi unik tersebut memiliki satu mata besar yang terletak di batok kepalanya, lidah yang menjulur keluar, dan telinga bagian kiri yang menyerupai telinga manusia.
Meskipun lahir dalam keadaan hidup, anak babi tersebut hanya bertahan selama 15 menit sebelum akhirnya mati.
Imbauan untuk Masyarakat
Kepala Bhabinkamtibmas Desa Oelami, Briptu Ryan Welsyah, mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi hoaks terkait fenomena ini.
"Saya sudah melihat langsung anak babi tersebut dan sudah dikuburkan oleh pemiliknya. Ini murni kelainan genetik," jelasnya.
Ryan menegaskan bahwa fenomena ini adalah yang pertama kali terjadi sejak puluhan tahun menjadi peternak babi di daerah tersebut.
Respons Warga
Kelahiran anak babi bermata satu ini menarik perhatian warga setempat, yang berbondong-bondong mendatangi rumah pemilik babi untuk melihat langsung.
"Masyarakat sempat merasa takut, karena ini adalah kejadian pertama di Desa Oelami," kata Edison Bako, perangkat desa.
Edison juga menambahkan bahwa pihaknya telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak benar mengenai kejadian ini.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Akses jalan nasional Sorong Klamono
9 jam jalan diblokade
Warga 3 kabupaten
Polres Sorong
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Tugas Investor Muda dari Kampus Diprotes, Mahasiswa Baru Diminta Buka Rekening |
![]() |
---|
Viral Jasa Naik Trotoar, Pengendara Motor Bayar Rp2.000, Perekam: Kejadian Lagi |
![]() |
---|
Buruh Jahit Ismanto Tinggal di Rumah Sempit Syok Ditagih Pajak Rp2,8 M |
![]() |
---|
Temuan 27.932 Pegawai BUMN dan 7.479 Dokter Dapat Bansos, ini Kata Kemensos |
![]() |
---|
Tampang Pedagang Pasar Terapung yang Viral Mirip Ustaz Abdul Somad, Didoakan Banjir Rezeki |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.