Berita Viral
Awal Tagar 'Kabur Aja Dulu' Viral hingga Ramai Digunakan, Sosiolog Sebut Bentuk Ekspresi Protes
Media sosial diramaikan dengan tagar Kabur Aja Dulu. Lantas, bagaimana tren Kabur Aja Dulu muncul dan mengapa ramai digunakan?
TRIBUNJATIM.COM - Media sosial diramaikan dengan tagar Kabur Aja Dulu.
Adapun tagar Kabur Aja Dulu ini dianggap sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di dalam negeri.
Kondisi tersebut diduga karena adanya sejumlah kebijakan pemerintah belakangan ini yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat.
Lantas, bagaimana tren Kabur Aja Dulu muncul dan mengapa ramai digunakan?
Dirangkum dari berbagai pemberitaan Kompas.com, berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang tren Kabur Aja Dulu
Tren tagar Kabur Aja Dulu dianggap sebagai bentuk keinginan masyarakat untuk meninggalkan Indonesia demi bekerja atau melanjutkan studi di luar negeri.
Awalnya, tagar ini beredar masif di media sosial X dan banyak warganet menggunakan “#KaburAjaDulu” dalam cuitannya.
Baca juga: Tagar Kabur Aja Dulu Viral, Simak Hitung-hitungan Gaji di Luar Negeri Beserta Pengeluarannya
Tagar tersebut disertai dengan ajakan untuk para anak muda untuk mengambil pendidikan, bekerja, hingga sekadar tinggal di luar negeri.
Tren Kabur Aja Dulu kemudian dikaitkan dengan sistem pendidikan di Tanah Air yang memiliki biaya mahal, rendahnya ketersediaan lapangan kerja, dan upah per bulan yang rendah.
Bahkan, menggunakan tagar tersebut warganet juga mengunggah informasi terkait kesempatan studi atau bekerja di luar negeri untuk "kabur" dari Indonesia.
Banyak warganet berbagi informasi seputar lowongan kerja, beasiswa, les bahasa, serta pengalaman berkarier dan kisah hidup di luar negeri dengan menggunakan tagar Kabur Aja Dulu.

Apa tanggapan ahli mengenai tren Kabur Aja Dulu?
Sejumlah ahli juga memberikan komentar terkait tren #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial belakangan ini.
Salah satunya dari Sosiolog UIN Walisongo Semarang, Nur Hasyim menyebut, tren Kabur Aja Dulu merupakan ekspresi kemarahan, keputusasaan, dan protes yang disampaikan publik melalui media sosial kepada pemerintah.
Hasyim menilai, kebijakan yang diambil pemerintah belakangan tidak berpihak pada masyarakat.
Termasuk kebijakan yang menginstruksikan efisiensi anggaran yang berdampak pada sejumlah sektor penting, seperti pendidikan, energi, hingga penanganan bencana dan krisis iklim.
Hal ini kemudian membuat generasi muda kehilangan harapan untuk mencari penghidupan di Tanah Air, Indonesia.
Sejalan dengan itu, Sosiolog di Universitas Gadjah Mada (UGM) Oki Rahadianto Sutopo mengatakan, kemunculan tagar KaburAjaDulu adalah bentuk refleksivitas atas kesenjangan global yang terjadi dewasa ini.
Menurutnya, anak muda mulai sadar mengenai kesenjangan global, terutama terkait kualitas hidup di berbagai negara yang bisa diketahui berkat kemajuan teknologi.
Kesenjangan global tersebut termasuk perbedaan jaminan kesehatan, kualitas pendidikan, kesempatan lapangan kerja, hingga kebebasan anak muda untuk berekspresi.
Baca juga: Viral Tagar Kabur Aja Dulu, ini Cara Jadi Pekerja Migran Indonesia sesuai Prosedur Disertai Haknya
Bagaimana respons pemerintah terkait fenomena ini?
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli meyakini, tren Kabur Aja Dulu muncul bukan karena masyarakat benar-benar ingin kabur dari Indonesia, tetapi ingin mengambil kesempatan bekerja di luar negeri.
Yassierli mengaku tak masalah apabila WNI ingin bekerja di luar negeri lalu kembali ke Indonesia demi membangun negeri.
Yassierli menyadari tren tersebut merupakan tantangan bagi pemerintah, yang perlu menciptakan lapangan kerja yang baik bagi warganya sendiri.
Sementara Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer justru mempersilakan WNI yang ingin berkarier di luar negeri untuk tidak perlu kembali ke Indonesia.
Dia tidak mau berkomentar lebih jauh mengenai tren tersebut dan hanya menekankan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan tidak memedulikan tagar atau seruan itu.
Di sisi lain, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan bahwa tren ini merupakan hal yang positif, asalkan mereka terlebih dahulu meningkatkan keterampilan dan kemampuannya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Kabur Aja Dulu
pekerja migran Indonesia
WNI
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
Sosok Affan Driver Ojol yang Dilindas Brimob Ternyata Tulang Punggung Keluarga, Ayah Tuntut Keadilan |
![]() |
---|
Mbah Marsuna Meringis Dibawa Keluarganya ke Kantor Damkar, Jari Sudah Bengkak dan Terluka |
![]() |
---|
Sahroni Mundur Ditantang Salsa Erwina Hutagalung Juara Debat Se-Asia Pasific: Ane Mau Bertapa Dulu |
![]() |
---|
Edi Kaget Istri Beri Akta Cerai saat Mengaji di Rumah Mertua, Tak Tahu Ditalak |
![]() |
---|
Kisah Driver Ojol Riri Terima Pesanan Martabak dari Luar Pulau, Ternyata Salah Orderan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.