Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Suntik Ayam Gelonggongan Pakai Air Kotor, Soyib Bisa Raup Keuntungan sampai Rp10 Juta per Hari

Jual ayam gelonggongan, tempat pemotongan ayam meraup keuntungan hingga Rp10 juta per hari.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI
JUAL AYAM GELONGGONGAN - Pekerja tempat pemotongan bernama Soyib (32) sedang memperagakan penggelonggongan ayam potong, Jumat (28/2/2025). Ia kini menjadi tersangka atas praktik tersebut. 

TRIBUNJATIM.COM - Jual ayam gelonggongan, tempat pemotongan ayam di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, meraup omzet hingga Rp10 juta per hari.

Pekerja di tempat pemotongan ayam tersebut yang bernama Soyib (32), kini ditetapkan sebagai tersangka.

Berdasarkan pengakuannya, dia bisa menjual ayam gelonggongan hingga 200 ekor per hari.

Baca juga: Tangis Yuli Tak Tahu Tempatnya Bekerja Terlibat Pemalsuan Oli, Lemas Digerebek: Belum Digaji

Mereka menyuntikkan air kotor ke daging ayam potong sehingga terlihat besar.

Dalam sehari, tempat tersebut bisa menjual 100 sampai 200 ayam potong.

"Untuk pemotongan yang bisa dilakukan oleh saudara SY, dalam satu hari bisa sampai 100 sampai 200 ayam potong, yang dijual mulai harga Rp 30.000 sampai Rp 50.000 (per ekor)," kata Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Bima Sakti, Jumat (28/2/2025).

"Untuk bisnis ini dijalankan pengakuan dari tersangka saudara SY, yang bersangkutan sudah menjalani mulai dari tahun 2021," kata dia.

Meski begitu, omzet yang didapatkan bervariasi, tergantung hasil penjualan dalam satu hari.

Dalam kasus ini, polisi baru menetapkan satu tersangka, yakni Soyib.

Meski begitu, Bima memastikan bahwa pemilik tempat pemotongan mengetahui praktik penggelonggongan ayam yang dilakukan Soyib.

"Untuk pemilik, tahu. Pemilik mengetahui kegiatan tersebut," kata Bima.

Kendati demikian, polisi baru menangkap dan menetapkan satu tersangka, yakni Soyib, dalam perkara ini.

Dengan begitu, polisi sedang mendalami keterlibatan pihak lain.

"Untuk pelaku lain yang terlibat, masih kami dalami. Sudah ada empat saksi yang kami lakukan pemeriksaan," ujar dia.

Polisi menetapkan pria berinisial SY (32), pekerja di tempat pemotongan ayam Pasar Kebayoran Lama, sebagai tersangka.
Polisi menetapkan pria berinisial SY (32), pekerja di tempat pemotongan ayam Pasar Kebayoran Lama, sebagai tersangka. (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)

Diberitakan sebelumnya melansir Kompas.com, Soyib ditangkap karena menyuntikkan air kotor ke dalam tubuh ayam agar berat bertambah saat nanti dijual.

Ia ditangkap di tempat pemotongan ayam Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2025), pukul 00.41 WIB.

Dari penangkapan ini, polisi menyita sejumlah barang bukti.

Yakni berupa lima ekor ayam yang sudah disuntik air, lima ekor ayam yang belum disuntik air, satu buah jarum suntik, satu selang air, dan dua lembar kuitansi penjualan.

Praktik penggelonggongan ayam dilakukan Soyib untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.

"Mencari keuntungan yang lebih dari berat normal atau HET (harga eceran tertinggi) dan dijadikan tambahan, (keuntungan) 20 sampai 30 persen," kata Bima.

Kini Soyib telah ditetapkan sebagai tersangka.

Polisi menjeratnya dengan Pasal 62 Ayat (1) juncto Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dengan ancaman maksimal lima tahun penjara dan denda maksimal Rp2 miliar.

Baca juga: Ibu-ibu Beli Motor Pakai Kertas Bertuliskan Rp10 Miliar, Pihak Dealer Akhirnya Suruh Pulang: Sopan

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan, Hasudungan A Sidabalok, mengungkapkan bahwa ayam gelonggongan di Kebayoran Lama disuntik menggunakan air kotor.

"Yang perlu kita cermati adalah air yang digunakan itu berasal dari air kotor," ungkap Hasudungan saat ditemui di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat.

Penggunaan air kotor ini menyebabkan ayam yang telah digelonggong terkontaminasi bakteri yang terkandung dalam air tersebut.

"Air yang digunakan itu berasal dari air kotor, karena air kotor disuntikkan ke daging ayam, otomatis ayam tersebut terkontaminasi bakteri yang ada di air kotor tersebut," beber Hasudungan.

"Kemudian konsistensinya (daging) juga akan menjadi lembek karena banyak air, dia akan berbau, berbau amis," kata dia.

Hasudungan menjelaskan air kotor tersebut dapat mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella dan Escherichia coli (E-coli).

Menurutnya, keberadaan air kotor pada ayam potong akan mempercepat proses pembusukan daging serta menyebabkan aroma amis yang menyengat.

"Ketika digoreng, biasanya pasti lebih meletup-letup karena kandungan airnya sangat tinggi sekali di daging ayam dan rasanya pasti tidak seenak daging ayam yang normal," ujarnya.

Saat dikonsumsi, ayam gelonggongan memiliki rasa yang kurang enak dibandingkan dengan ayam yang tidak disuntik air.

Meski demikian, Hasudungan meyakini bahwa warga tidak akan mengalami dampak signifikan jika mengonsumsi ayam gelonggongan.

Kecuali jika air yang disuntikkan memang kotor.

"Jadi, secara langsung memang tidak ada dampak yang signifikan ya, kalau misalkan ayam tersebut disuntik," tutur dia.

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan, Hasudungan A Sidabalok, di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (28/2/2025).
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan, Hasudungan A Sidabalok, di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (28/2/2025). (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)

Lebih lanjut Hasudungan mengungkapkan ciri-ciri ayam gelonggongan yang dijual oleh pedagang nakal.

"Yang pertama itu, terlihat lebih basah dari ayam pada umumnya. Kalau ayam pada umumnya itu kan lembap ya, kalau ini basah," ungkap Hasudungan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/2/2025).

Selain itu, aroma amis ayam potong yang telah disuntik air lebih tajam atau tidak wajar daripada umumnya.

Saat ditanya apakah ayam gelonggongan akan banyak dihinggapi lalat, Hasudungan membenarkannya, meski belum sepenuhnya tepat.

"Kalau berbau lebih amis, pasti lalat juga lebih banyak. Tetapi memang kalau tidak dihinggapi lalat, kadang-kadang itu karena dikasih formalin, beda lagi kasusnya," kata dia.

"Kemudian juga permukaan kulitnya itu lebih licin, karena dia basah gitu kan, jadi lebih licin," kata dia.

Baca juga: Tangis Warti Buruh PT Sritex, Sakit Hati Kena PHK Usai 25 Tahun Bekerja, Kini Cari Usaha Sampingan

Saat pembeli menggantung atau mengangkat ayam gelonggongan, biasanya akan keluar lebih banyak air.

Padahal ayam yang normal umumnya hanya terasa lembap.

"Kalau misalnya dimasak ya, misalnya direbus atau digoreng, dia penyusutannya ini drastis banget."

"Misalnya kalau tiba-tiba kita ungkep itu jadi kecil gitu. Kemudian kalau misalnya digoreng itu air itu benar-benar nyiprat gitu," ungkapnya.

Oleh karena itu, Hasudungan mengimbau warga untuk meraba ayam terlebih dahulu sebelum membeli guna memastikan teksturnya.

"Kalau misalnya terlalu basah, becek, ya sebaiknya jangan dibeli. Karena kadang-kadang kalau ayam kita beli di pasar kan cukup lembab saja ya, jangan sampai yang basah," urai dia.

Selain itu, pembeli juga dapat memastikan bahwa ayam yang hendak dibeli bukan ayam gelonggongan dengan mengangkatnya.

"Kalau misalnya airnya tidak banyak yang menetes, ya berarti dia tidak gelonggongan," pungkas Hasudungan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved