Berita Viral
Bongkar Hibisc Fantasy Puncak, Dedi Mulyadi Siap Bakal Ganti Kerugiannya, Dulu Dibangun Rp 40 Miliar
Wisata Hibisc Fantasy yang ada di Puncak Bogor akhirnya dibongkar, Dedi Mulyadi Gubernur Jabar siap mengganti kerugiannya.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Hibisc Fantasy Puncak diketahui dikelola oleh PT Jaswita, yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat, itu akhirnya resmi dibongkar.
Perusahaan ini awalnya mengajukan izin pembangunan untuk lahan seluas 4.800 meter persegi.
Namun dalam praktiknya, pengembangan meluas hingga 15.000 meter persegi.
Dengan demikian, ada 11.000 meter persegi lahan tidak berizin.
Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan peringatan serta kesempatan bagi pengelola untuk membongkar sendiri bangunan yang melanggar.
Namun, karena tidak diindahkan, pemerintah akhirnya mengambil langkah tegas dengan membongkar secara paksa.
"Sudah diberikan peringatan, sudah dilakukan pemanggilan, tetapi tidak diindahkan. Bahkan, permintaan untuk membongkar sendiri juga diabaikan. Karena itu, perintah saya adalah bongkar," tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa tindakan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan serta menegakkan aturan tanpa pandang bulu, termasuk terhadap perusahaan milik pemerintah sendiri.
"Kita bongkar karena menimbulkan problem bagi lingkungan."
"Saya tidak segan, walaupun ini PT BUMD milik Provinsi Jawa Barat."
"Ini untuk memberi contoh. Siapapun yang melanggar harus ditindak, meskipun itu lembaga bisnis milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat," lanjutnya.
Baca juga: Dampak Larangan Study Tour oleh Dedi Mulyadi, 4300 Pesanan Wisata di Lembang Bandung Dibatalkan
Dedi Mulyadi juga menyoroti bahwa salah satu penyebab utama banjir di kawasan Puncak adalah pengelolaan lahan yang tidak sesuai aturan.
Termasuk alih fungsi lahan yang tidak terkendali.
Melansir Kompas.com, total investasi yang telah dikeluarkan untuk membangun Hibisc Fantasy Puncak ditaksir mencapai Rp 40 miliar.
Namun, angka tersebut tidak mencerminkan nilai kerugian secara keseluruhan.
Sebab masih ada faktor lain yang bisa menambah besarnya kerugian.

Seperti biaya operasional, potensi pendapatan yang hilang, hingga kemungkinan kewajiban finansial terhadap pihak ketiga.
Jika memperhitungkan potensi pendapatan yang hilang serta biaya operasional yang telah dikeluarkan, total kerugian dapat lebih besar.
Biaya pembongkaran dan pemulihan lahan bisa menambah nilai kerugian yang ada.
Maka perkiraan total kerugian ditraksir lebih dari Rp 40 M.
Meskipun mengalami kerugian besar, pengelola Hibisc Fantasy Puncak mendapat angin segar setelah Gubernur Dedi Mulyadi menyatakan bahwa pemerintah siap mengganti investasi yang telah dikeluarkan.
"Pak Gubernur dengan bijak menyampaikan bahwa konsep wisata akan diubah menjadi wisata hutan."
"Biaya investasi yang sudah masuk pun akan diganti sepenuhnya oleh pemerintah," ujar Direktur PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ), Angga Kusnan dikutip dari Kompas.com.

Angga juga menjelaskan bahwa pihaknya memiliki kerja sama operasi (KSO) dengan PTPN atas lahan seluas 21 hektare.
Namun hanya sekitar 4.138,95 meter persegi yang digunakan untuk wahana permainan.
Sisanya diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) serta fasilitas lain seperti lahan parkir dan taman.
Menurutnya, terjadi kesalahpahaman di masyarakat terkait luas pembangunan yang disebut mencapai 15.000 meter persegi.
Padahal luas bangunan utama wahana permainan hanya 4.138,95 meter persegi.
"Informasi yang misleading (menyesatkan) di publik itu kan seolah-olah izin 4.000 meter persegi malah dibangun 15.000 meter persegi."
"Padahal total bangunan hanya 4.138,95 meter persegi, mencakup jalan setapak, taman, dan lahan parkir, bukan hanya bangunan," kata dia.
"Adapun 15.000 meter persegi yang dimaksud bukan semuanya untuk bangunan wahana."
"Lahan tersebut juga mencakup area parkir, ruang terbuka hijau (RTH), lapangan, kebun, dan pohon-pohon."
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Bongkar Tempat Wisata di Puncak Penyebab Banjir, Langgar Izin Pembangunan
Ia juga mengklaim bahwa seluruh wahana permainan di Hibisc Fantasy Puncak sudah mengantongi izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
Akan tetapi ada tiga wahana yang izinnya masih dalam proses, yaitu Bianglala, wahana puter-puter, dan satu wahana lainnya.
Dedi Mulyadi disebut berencana mengubah konsep Hibisc Fantasy Puncak menjadi wisata hutan.
Tujuannya tetap memanfaatkan area tersebut tetapi dalam bentuk yang lebih ramah lingkungan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sebelumnya Dedi Mulyadi menjadi perbincangan lantaran menangis karena sadar kesalahannya.
Momen Dedi Mulyadi tampak sedih dan menitikkan air mata ada ketika dirinya mengunjungi sebuah tempat di kawasan wisata Puncak Bogor.
Tepatnya tempat wisata yang berada di Desa Sukagalih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Saat pertama kali melihat kawasan objek wisata itu, Dedi terlihat lesu melihat ke arah kejauhan.

Dia tak kuasa menahan air matanya ketika dia melihat alih fungsi lahan di kawasan Puncak ini.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Hikal Kurdi yang mendampinginya sempat berupaya menenangkan Dedi.
Terkejutnya Demul ketika menanyakan perizinan tempat wisata.
Ternyata pembangunan tempat wisata tersebut mendapat izin dari Bupati Bogor terdahulu.
"Ini yang ngizinin dulu bupati?" tanya Dedi Mulyadi.
"Zaman (Bupati Bogor) Bu Ade Yasin," timpal Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara dan juga Wawan Hikal Kurdi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Bersih-bersih Kolong Jembatan Sungai, Tak Sangka Nasib Jadi Gubernur Sulit: Nyontohin
Kemudian Demul yang gusar melihat pengerusakan alam itupun memanggil Penegak Hukum Kementerian Lingkungan Hidup.
KDM meminta kepada Ditjen Gakkuk LH, Rasio Ridlo Sani agar izin tempat tersebut dicabut.
"Pak Ini sudah berizin dikeluarkan oleh bupati, dari sisi aspek regulasi bisa direkomendasikan untuk dicabut?" tanya Demul.
Sementara itu, Rasio Ridlo Sani mengatakan pihaknya akan mendalami terlebih dahulu.
"Kita ada pendalaman pak, kita akan proses yang sesuai atau tidak, tata ruangnya boleh atau tidak," kata Rasio.
Baca juga: Alasan Wali Kota Bekasi dan Istri Bermalam di Hotel saat Banjir, Ditegur Dedi Mulyadi, Beri Sanksi?
Tempat wisata yang didatangi Dedi Mulyadi di kawasan Megamendung rupanya nyaris diresmikan oleh Dedi Mulyadi sendiri sebagai Gubernur Jawa Barat.
Dedi Mulyadi sempat mendapat undangan peresmian itu sebelum dia dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat.
Hal ini terungkap dalam unggahan media sosial Dedi Mulyadi sendiri pada 17 Januari 2025 lalu.
Dalam unggahan video itu, Dedi Mulyadi berbincang dengan Rudy Susmanto dan Jaro Ade yang merupakan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bogor terpilih saat itu mengenai pembangunan di Kabupaten Bogor termasuk Puncak Bogor.
Menjawab undangan peresmian itu, Dedi mengaku siap.
"Oh iya, siap, siap, siap," kata Dedi Mulyadi menjawab permintaan peresmian itu di video lama sebelum dia dilantik itu.
Kemudian Dedi juga membahas penataan infrastruktur untuk mengatasi masalah kemacetan.
Di sana juga disebutkan ada wisata BUMD di Puncak Bogor yang mungkin bisa dikolaborasikan untuk menata Puncak.
"Puncak ribut terus, kita malu dengernya," kata Dedi di video lama tersebut.
Namun diduga tempat wisata BUMD yang didiskusikan tersebut merupakan tempat wisata yang Dedi intruksikan sendiri setelah heboh masalah banjir.

Hibisc Fantasy Puncak Bogor
Pemprov Jabar
berita viral
Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat
TribunJatim.com
Puncak Bogor
Kades Santai Pakai Sandal dan Kaos saat Upacara HUT RI, Camat yang Kena Omel |
![]() |
---|
Terjawab Misteri Kematian Pasutri di Atas Batu, Ternyata Diracun Dukun Ibin Dalih Ritual |
![]() |
---|
Baru Beli Motor Rp 26 Juta, Charles Linglung usai Jadi Korban Begal, Lari ke Pos Satpam |
![]() |
---|
Pria Muslim di Terengganu Bakal Dipenjara 2 Tahun Jika Ketahuan Tak Salat Jumat Tanpa Alasan |
![]() |
---|
Anggota DPR Sebut Harga Kontrakan Rumah Sekitar Senayan Rp 50 Juta Perbulan, Wajar Dapat Tunjangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.