Kisah Warga Mojokerto Raup Cuan Jutaan dari Bisnis Tikus Putih, Bisa untuk Objek Penelitian
Agung Saputro warga Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Mojokerto, Jawa Timur, sukses budi daya tikus putih.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO- Agung Saputro warga Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Mojokerto, Jawa Timur, sukses budidaya tikus putih.
Tikus putih jenis Rattus Novergicus Galur Wistar dan Long Evans hasil budidaya itu, untuk pakan reptil dan objek penelitian ilmiah kedokteran dan farmasi.
Usaha peternakan tikus putih yang sudah dirintisnya sejak tahun 2017 itu, kini semakin berkembang bahkan sudah merambah ibu kota untuk objek penelitian di Jakarta, dengan omzet mencapai Rp 4 juta.
Agung mengaku, dirinya memulai beternak tikus putih yang bermula dari kegelisahan komunitas pecinta satwa dan Burung Hantu di Mojokerto yang kesulitan mencari pakan reptil.
Dia pun berinisiatif mencoba budi daya tikus putih yang awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan pecinta satwa tersebut.
"Dulu pecinta satwa di sini harus mencari tikus putih sampai ke keluar kota untuk pakan reptil, karena di Mojokerto kala itu belum ada. Akhirnya saya inisiatif beternak tikus putih awal tahun 2017, agar teman-teman tidak lagi kesulitan mencari pakan reptil," kata Agung di lokasi, Sabtu (8/3/2025).
Baca juga: Cara Petani Desa Gadingsari di Bondowoso Usir Hama Tikus, Gunakan Jerami dan Belerang
Ia mengatakan, awalnya mencoba budi daya tikus jenis mencit (Mus musculus) dengan membeli bibit di Malang, sebanyak 50 ekor senilai Rp 150 ribu.
Setelah berhasil, dirinya kemudian mengembangkan dua jenis lain yaitu tikus putih Rattus Novergicus dan Long Evans.
Budi daya tikus putih menempati lahan pekarangan milik kerabatnya, luasnya sekitar 6 meter x 5 meter.
"Yang ada di kandang ini ada dua jenis tikus putih yang sekarang, jenis Rattus Novergicus Galur Wistar dan Long Evans. Karena kebanyakan untuk kebutuhan objek penelitian kedokteran itu," jelasnya.
Ketelatenan Agung membudidayakan tikus putih berbuah manis, sekarang berkembang menjadi lebih dari 150 ekor indukan.
"Total sekarang ada lebih dari 150 ekor indukan. Kalau anakan tikus putih yang sekarang mencapai 200-300 ekor," ucap pria 30 tahun tersebut.
Harga satu ekor tikus putih untuk pakan ternak dibanderol mulai Rp 7.000 sampai Rp 50 ribu.
Untuk tikus putih termahal mencapai Rp 50 ribu per ekor, biasanya digunakan objek penelitian kedokteran maupun farmasi.
Agung juga menjadi supplier tetap untuk menyuplai tikus putih yang digunakan penelitian di Jakarta Selatan, Kemang, dan Palangkaraya Kalimantan Tengah.
"Hasil ternak tikus putih dikirim ke Surabaya dan Lamongan, termasuk memenuhi permintaan komunitas pecinta reptil, peternak ular dan petshop. Paling jauh kirim ke Jakarta dan Palangkaraya, untuk penelitian di kampus-kampus kedokteran," bebernya.
Budi Daya Tikus Putih Datangkan Cuan
Pecinta hewan asal Mojokerto, Agung Saputro, mengungkapkan, perawatan tikus putih sangat simpel, dengan pemberian pakan pur ayam, sayur-sayuran dan buah-buahan setiap satu kali perhari.
Pemberian minum menggunakan botol kemasan yang sudah dimodifikasi di setiap kandang.
Alas kandang tikus putih menggunakan serpihan kayu, yang diganti sekali setiap pekan.
Kandang tikus putih dibuat tertutup menggunakan jaring atau paranet hitam, tetap memperhatikan sirkulasi udara karena tujuannya mencegah predator (Ular) masuk memasang tikus putih.
"Perawatannya sangat simpel pemberian pakan satu sekali sehari, terpenting kebersihan kandang," ujar Agung Saputro.
Siklus tikus putih sangat cepat, prosesnya cukup selama satu bulan dua minggu, dari awal perkawinan dan melahirkan hingga siap panen.
Sistemnya kawin koloni di mana tiga tikus putih jantan dicampur dengan 13 ekor tikus betina dalam satu kandang.
Setelah proses kawin, kemudian dilakukan sortir dan memisahkan tikus betina yang hamil ditempatkan masing-masing di satu kandang.
"Dari usia lahir sampai panen waktunya satu bulan, untuk proses perkawinan dan lahir tikus putih paling lama dua Minggu. Satu indukan dapat menghasilkan sekitar 10-14 ekor," ungkap Agung.
Kebutuhan umpan ikan usia 1-2 Minggu dan pakan reptil usianya di atas 1 bulan.
"Kalau tikus putih untuk objek penelitian rata-rata usia di atas tiga bulan," pungkasnya.
Rata-rata dalam sebulan dapat menjual tikus putih sekitar 300 ekor, dengan omzet sebulan sekitar Rp 3-4 juta.
"Panen 1-2 Minggu sekali, hanya beberapa kandang. Sudah ada pemesanan kita tinggal pengiriman ke luar kota," tandasnya
Waspada Gangguan Jantung ‘Aritmia’, Fakta Dibalik Maraknya Fenomena Meninggal Mendadak |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : Subuh Mencekam, Pemilik Warung Angkringan di Ngawi Ditikam Orang Tak Dikenal |
![]() |
---|
Paguyuban Tani Puncu Gelar Demo di Kantor BPN Kediri, Tolak Pemerintah Patok Lahan Fasilitas Sosial |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut di Wates Kediri, Pengendara Motor Tewas usai Hantam Truk Muat Tebu Parkir |
![]() |
---|
Inilah Daftar 5 Calon Dekan Fakultas Kedokteran Unair 2025–2030, Berikut Profil para Kandidat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.