Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Teguran Dedi Mulyadi Lihat Merek Rompi Hitam Danramil di Proyek Eiger Camp: Kirain Saya Jaga

Dedi Mulyadi langsung fokus pada rompi yang dikenakan oleh Danramil di proyek Eiger Camp.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL
MERK ROMPI DANRAMIL - Tangkapan layar unggahan kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Minggu (30/3/2025). Ia melihat merek rompi Danramil di proyek Eiger Camp. 

"Iya pak. Tuh Eiger," kata KDM sambil menunjuk rompi TNI.

"Siap," katanya, melansir TribunnewsBogor.com.

Dedi mengira prajurit TNI tersebut menjaga proyek Eiger Camp.

"Jadi gimana ini pak? Bapak di sini jaga?" tanya Dedi.

Ternyata dia merupakan Danramil yang sedang memantau proyek Eiger Camp karena telah viral di media sosial.

"Siap, bukan, saya Danramil, hanya mengecek karena di TikTok itu kan ada (ramai), makaya saya cek," kata Danramil.

"Oh, kirain saya jaga. Tapi izinnya sudah ada ya kelihatannya," kata Dedi.

"Kurang paham juga," jawab Danramil ke Dedi.

Baca juga: Siswi SMA Taruna Nusantara Diterima di 11 Kampus Luar Negeri, Desak Diterima di 4 Kampus Amerika

Proyek pembangunan wisata Eiger Camp yang berlokasi di kaki Gunung Tangkuban Parahu itu pun resmi disegel oleh Satpol PP Jawa Barat.

Penyegelan ini dilakukan karena adanya dugaan pelanggaran lingkungan.

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Satpol PP Jawa Barat, Supriyono, menjelaskan bahwa langkah penyegelan ini merupakan instruksi langsung dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

"Instruksi dari KDM jelas, hentikan kegiatan karena ini tidak sesuai dengan tata ruang yang ada. Apalagi ini bisa menimbulkan efek negatif, yakni bencana banjir dan longsor," ungkap Supriyono usai melakukan penyegelan pada Jumat (28/3/2025).

Di lokasi proyek, tampak sudah berdiri fondasi serta tiang pancang, sementara sebagian lahan perkebunan teh telah dibuka untuk membangun akses jalan menuju area wisata.

"Dari hasil pantauan, pembangunan Eiger Camp sudah terpasang pancang dan fondasi, tetapi pembangunan atap di atas tiang pancang belum selesai," lanjut Supriyono.

Menurutnya, pembangunan ini berpotensi merusak area resapan air di Kawasan Bandung Utara (KBU), yang dapat memperparah risiko banjir di wilayah Cekungan Bandung.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved