Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Uang Kompensasi Sopir Rp 11 Juta dari KDM Dikembalikan, Dishub Bantah Menilap: Itu Keikhlasan Sopir

Pihak Dishub akhirnya buka suara persoalan uang kompensasi dari KDM sebanyak Rp 11,2 juta kepada para sopir angkot yang entah kemana perginya.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews Bogor
ALASAN DISHUB - (kanan) potret Dedi Mulyadi ketika terekam dalam kegiatannya melayani masyarakat di video channel YouTube KDM1, (23/2/2025). (Kiri) Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih (baju putih-ketiga dari kiri) bersama perwakilan para sopir angkot, Organda dan KKSU melakukan klarifikasi masalah uang kompensasi sopir angkot di Simpang Gadog, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/4/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Dituding sebagai penyebab uang kepada sopir angkot berkurang, pihak Dishub angkat bicara.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menegaskan bahwa pemotongan uang kompensasi bagi sopir angkot di kawasan Puncak Bogor, bukan dilakukan oleh petugas Dishub, melainkan bentuk keikhlasan dari para sopir sendiri.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, menyebut bahwa tidak ada paksaan dalam pemberian uang tersebut.

Menurutnya, para sopir awalnya secara sukarela menyerahkan uang kepada Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU).

"Tadinya sopir memberikan seikhlasnya ke KKSU, tetapi kemudian berkembang, ada pemotongan Rp 200.000," kata Dadang saat ditemui di Pos Dishub Gadog, Puncak Bogor, Jumat (4/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa simpang siur informasi di media sosial yang menyebut adanya pemotongan oleh Dishub atau Organda tidak benar.

Hal tersebut, menurutnya, terjadi karena miskomunikasi antar pihak.

"Terkait informasi yang di luar yang simpang siur dalam artian dari mulai Organda, Dishub, dengan KKSU, dan pemilik kendaraan kita sudah sepakat bahwa yang tersampaikan oleh kemarin di sampaikan ke Gubernur itu sama sekali tidak benar. Hal ini karena mis komunikasi," ujarnya.

Dishub mengeklaim telah menuntaskan persoalan tersebut dengan membantu proses pengembalian uang yang sempat dipotong.

Total dana sebesar Rp 11,2 juta yang sebelumnya dikumpulkan dari para sopir telah dikembalikan sepenuhnya.

Baca juga: Septian Eks Pegawai Hibisc Tagih Janji Kompensasi ke Gubernur, KDM Tegas: Anda Gak Punya Empati?

"Sekarang hari ini kita sudah saksikan semua bahwa yang potongan Rp 200.000, Rp 100.000, dan Rp 50.000, yang jumlahnya Rp 11,2 juta sudah diserahkan kembali ke sopir. Ini murni dari KKSU langsung yang kemarin ada pungutan itu ternyata itu keikhlasan dari sopir," ujar Dadang.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah sopir angkot di Bogor menyampaikan keluhannya kepada Gubernur Jabar Dedi Mulyadi karena uang kompensasi agar tidak beroperasi selama arus mudik dan balik Lebaran 1446 Hijriah dipotong sebesar Rp 200.000 per kepala oleh oknum petugas.

Dedi Mulyadi memberikan uang kompensasi kepada sopir angkot, kusir delman, penarik becak hingga pengemudi ojek sebesar Rp 3 juta per orang.

Kompensasi itu diberikan dalam dua tahap dengan rincian, uang tunai Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp 500.000 yang dibagikan dua tahap, sebelum dan sesudah Lebaran.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kaget Temui 15 Orang Tinggali 1 Gubuk Reyot, Tanah Milik Negara, KDM: Hidup Begini Amat

Dedi meminta, para sopir angkot tidak perlu khawatir karena dirinya akan mengganti kerugian akibat ulah oknum petugas Dishub Organda dan KKSU.

"Untuk sopir angkot yang dipotong jangan cemas ya, saya akan siapkan Rp 200.000 lagi sebagai uang pengganti," ujarnya dalam rekaman yang video yang diterima Kompas.com, Jumat (4/4/2025).

Dedi juga akan membawa kasus pemotongan uang yang dilakukan oleh oknum petugas Organda dan KKSU ini ke ranah hukum.

UANG KOMPENSASI DISUNAT - Uang kompensasi sopir Puncak dari Dedi Mulyadi ternyata ada yang disunat Rp200 ribu, kena omel polisi bila tetap ngotot angkut penumpang.
UANG KOMPENSASI DISUNAT - Uang kompensasi sopir Puncak dari Dedi Mulyadi ternyata ada yang disunat Rp200 ribu, kena omel polisi bila tetap ngotot angkut penumpang. (Wartakotalive.com/Hironimus Rama - Instagram/dedimulyadi71)

Kecewa bantuan darinya dipotong sehingga tak langsung dirasakan warga, Dedi Mulyadi siap bawa ke jalur hukum,

Seharusnya kompensasi yang didapat satu orang sopir angkot ialah uang Rp1 juta dan sembako senilai Rp500 ribu.

Namun ternyata sopir angkot hanya menerima uang Rp800 ribu, dipotong Rp200 ribu.

Baca juga: Sia-sia Dwi Ngaku Dibegal saat Mudik, Kebohongan Terkuak, Malu Pulang Kampung Tak Bawa Uang Rp8 Juta

Para pelaku berdalih keikhlasan saat memotong bantuan dari Dedi Mulyadi.

Walau dalih ikhlas, namun nominal yang diminta justru sampai dipatok sebanyak Rp200 ribu.

Kata seorang sopir angkot bernama Emen, mereka hanya mendapat uang Rp800 ribu.

"Kan dari bapak sekian, bilangnya (potongan) keikhlasan, tapi dipatok Rp200 ribu," ujar Emen saat ditelepon KDM.

Emen mengungkap sosok yang berani menyunat bantuan Dedi Mulyadi untuk sopir angkot.

Menurutnya, pihak yang menyunat adalah pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Organisasi Angkutan Darat (Organda), dan Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU).

"Itu Pak dari Dishub Kabupaten Bogor, Organda, sama KKSU," ungkap Emen.

Sayangnya, dia tak mengenal pasti nama-nama pegawai Dishub Kabupaten Bogor yang memotong bantuan dari KDM.

"Siapa (orangnya) saya kurang tahu, pokoknya orang-orang Dishub. KKSU juga bukan ketuanya, ada oknum," papar Emen.

Emen juga menyebut satu nama dari KKSU.

"Nerimanya? Tahu Pak, ketuanya Pak Nandar," ucap Emen.

Tiga oknum pemerintah yang sunat bantuan KDM untuk sopir angkot Puncak
Tiga oknum pemerintah yang sunat bantuan KDM untuk sopir angkot Puncak (YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL)

Dia yang tergabung dalam komunitas Seksi juga menyerahkan uang Rp200 ribu per orangnya.

"Enggak tahu, kita mah cuma diminta. Semuanya, saya aja komunitas ada 20 nyerahin Rp4 juta ke KKSU."

"Kata KKSU buat Dishub baru Organda, KKSU," beber Emen.

"Rp200 ribu kali 500 lumayan, Rp100 juta," timpal Dedi Mulyadi.

Menurut Emen, para pelaku beralasan bahwa pemotongan tersebut diperuntukan bagi yang mengurus penyerahan bantuan.

"Awalnya buat yang ngurus," ujar Emen.

Dia bercerita saat pengambilan, uang Rp1 juta terbagi ke dalam dua amplop.

"Tapi dua amplop, satu buat pemillik, satu buat sopir," ungkap Emen.

Baca juga: Peziarah Berdoa di Pinggir Laut Imbas Makam Tenggelam, Jasad Tak Bisa Dipindahkan dari Kuburan

Mendengar modus licik ini, KDM sampai heran.

"Kenapa dipisah? Saya tidak ngomong pemilik, saya hanya sopir," tanya Dedi.

"Ada dua amplop, isinya gopek, gopek," jawab Emen. 

Dedi Mulyadi menegaskan bahwa ia tidak mengakomodir bantuan untuk pemilik angkot.

"Enggak ada. Kebijakan saya itu enggak ada dibagi dua sama pemilik mobil."

"Rp1 juta untuk sopir plus bahan pokok senilai Rp500 ribu," jelas Dedi.

KDM menganggap bahwa tindakan tersebut termasuk premanisme.

"Berarti itu premanisme. Itu preman yang berbaju seragam," tegas Dedi.

Secara tegas KDM menekankan bakal menyeret tiga lembaga tersebut ke ranah hukum.

"Kalau nanti saya proses minta polisi nangkap orang yang motonginnya, bapak bersedia jadi saksi?"

"Saya backup, Gubernur yang backup," kata Dedi.

"Saya mau minta ini proses hukum aja ini," tegas Dedi lagi.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved