Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Lansia Tewas karena Minum Air Kelapa Busuk Sedikit, Jamur Beracun di Tenggorokan Rusak Otaknya

Seorang lansia tewas karena minum air kelapa busuk dan sudah berlendir. Pria di Denmark berusia 69 tahun mengalami mati otak usai dirawat

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Shutterstock/NUM LPPHOTO
KERACUNAN AIR KELAPA - Foto ilustrasi untuk berita soal pria 69 tahun di Denmark tewas usai minum air kelapa busuk dan sudah berlendir. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang lansia tewas karena minum air kelapa busuk dan sudah berlendir.

Pria di Denmark berusia 69 tahun mengalami mati otak usai dirawat di rumah sakit.

Dilansir dari Times of India via Kompas.com, Senin (7/4/2025), kejadian ini terjadi pada tahun 2021.

Pria yang tidak disebutkan namanya itu menyeruput air kelapa yang ada di meja makan menggunakan sedotan.

Ia hanya menelan sedikit, dan sadar bahwa rasanya sudah tidak enak dan berbau busuk.

Saat dicek, ternyata air kelapa itu sudah mengeluarkan lendir.

Mengetahui hal itu, pria tua yang berdomisili di Aarhus, Denmark ini membuang air kelapa tersebut, dan memberi tahu istrinya bahwa air kelapanya sudah basi.

Menurut informasi, pria tua itu membeli kelapa sebulan sebelumnya, dan menaruhnya di meja makan dengan suhu ruang.

Lantaran tidak dimasukkan ke dalam kulkas, bakteri pun berkembang di dalam kelapa tersebut sehingga mempercepat proses pembusukan.

Kemudian, sekitar tiga jam setelah pria itu minum air kelapa, ia mulai demam disertai keringat dan muntah-muntah, mirip gejala keracunan.

Pihak keluarga pun segera menghubungi tenaga medis.

Petugas ambulans datang ke rumahnya dan mendapati pria itu dalam keadaan bingung dan pucat serta tidak dapat menjaga keseimbangan.

Namun, ia mampu menjawab pertanyaan dengan sedikit keterlambatan.

Baca juga: Bayi Keracunan usai Minum Obat Puskesmas, Ternyata Kedaluwarsa Lewat 2 Tahun, Ibu: Gak Masuk Akal

Dikutip dari CNBC (14/12/2022), pria itu tidak sadarkan diri saat dibawa ke ruang IGD.

Beberapa tes pun dilakukan tetapi hasilnya tidak menunjukkan kelainan. 

Pupil matanya sebagian bereaksi terhadap cahaya yang mengindikasikan ada yang salah dengan sistem sarafnya.

Tes darahnya mengindikasikan bahwa dia mengalami asidosis metabolik (peningkatan jumlah asam dalam darah) yang mengindikasikan bahwa ada beberapa aktivitas metabolik yang tidak normal.

Pemindaian MRI dilakukan pada otak pria itu.

Hasil pemindaian menunjukkan, pria itu mengalami pembengkakan otak yang parah (herniasi otak).

Penyebabnya diduga karena keracunan parah akibat aktivitas metabolisme yang tidak normal.

Ia dirawat di ruang perawatan intensif karena ensefalopati metabolik, ketidakseimbangan kimia di otak.

Namun, tragisnya pria itu dinyatakan mati otak setelah 26 jam dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Ayah, Ibu dan Anak Meninggal Keracunan Mesin Genset, Warga Dobrak Rumah Korban usai Curiga

Saat dilakukan otopsi, petugas medis mendapati bahwa ada jamur Arthrinium saccharicola di tenggorokan pria tua itu.

Genus jamur ini menghasilkan senyawa beracun asam 3-nitropropionat yang menyebabkan kerusakan otak parah.

Dokter menjelaskan, gejala-gejala yang dialami pria itu seperti yang disebabkan oleh asam bongkrek.

Toksin asam 3-nitropropionat telah menyebabkan keracunan pada manusia sebelumnya di China dan Afrika, tetapi sumbernya adalah tebu.

Toksin ini dapat menyebabkan muntah, diare, dan ensefalopati yang berkembang yang menyebabkan koma dan kematian.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan konsumsi makanan mereka, terutama produk segar seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

Sementara dalam kasus lainnya, seorang siswa SD buta permanen karena sering makan sosis dan nugget.

Siswa kelas 2 SD itu tinggal di Malaysia.

Apa yang dialami siswa itu viral di Facebook setelah dibagikan oleh seorang pengguna bernama Erna Nadia, yang juga merupakan dokter.

Dalam unggahannya, Erna menjelaskan bahwa kebutaan yang dialami anak tersebut bukanlah akibat konsumsi makanan olahan sesekali, melainkan dampak dari kebiasaan pola makan yang sepenuhnya bergantung pada makanan olahan sejak kecil.

Pola makan ini menyebabkan defisiensi nutrisi yang parah, hingga akhirnya berdampak serius pada kesehatan anak tersebut, termasuk fungsi penglihatannya.

"Dia hanya diberi makanan olahan seperti nugget, sosis, dan kue, sejak lahir hingga sekarang, ketika dia baru di kelas 2," tulis Erna, melansir dari TribunTrends.

Baca juga: Nasib Pasutri Meninggal Diduga Keracunan AC di dalam Mobil, Istri Kondisi Mengandung Tujuh Bulan

Anak tersebut sempat bertanya kepada gurunya mengapa ia tidak bisa melihat, sebuah pertanyaan yang mengungkapkan betapa besarnya kebingungannya.

Setelah beberapa waktu, anak itu akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kebutaan total yang dialaminya disebabkan oleh kekurangan vitamin A, suatu kondisi yang sebelumnya tidak disadari oleh orang tua maupun pihak sekolah.

Sayangnya, kerusakan yang terjadi pada penglihatannya sudah bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki meski dengan pengobatan.

Vitamin A, menurut Cleveland Clinic, memiliki peran yang sangat penting dalam metabolisme tubuh, terutama dalam menjaga kesehatan penglihatan.

Kekurangan vitamin ini bisa menyebabkan kerusakan serius, seperti kebutaan, yang terjadi secara perlahan jika tidak segera ditangani.

Untuk memenuhi kebutuhan vitamin A yang optimal, disarankan untuk mengonsumsi berbagai sumber makanan yang kaya akan vitamin A, seperti sayuran hijau berdaun, buah-buahan berwarna oranye dan merah seperti wortel dan mangga, serta sumber protein hewani seperti daging, produk susu, dan ikan berlemak seperti salmon.

Baca juga: Update Keracunan di Ponorogo, Kasus Sudah Naik ke Penyidikan, Hasil Laboratorium Sudah Keluar

Pola makan yang kaya akan makanan bergizi ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, serta menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Erna, yang juga seorang dokter, membagikan kisah ini dari seorang temannya dengan harapan dapat memberikan pembelajaran penting bagi semua orang.

Dalam unggahan tersebut, Erna menjelaskan beberapa gejala kekurangan vitamin A, seperti mata kering, penglihatan kabur, dan gangguan penglihatan lainnya yang seringkali tidak disadari sejak dini.

Gejala-gejala ini, meskipun tampak sepele, bisa berujung pada kerusakan permanen jika tidak segera diatasi.

Tujuan utama unggahan tersebut, menurut Erna, bukanlah untuk menyalahkan orang tua atau pihak lainnya, tetapi untuk mengingatkan semua pihak termasuk dirinya sendiri tentang betapa pentingnya menjaga pola makan sehat dan bergizi, terutama untuk anak-anak.

Erna menekankan bahwa meskipun kesibukan sering kali dijadikan alasan, orang tua seharusnya tetap berusaha menyediakan makanan bergizi untuk keluarga mereka.

Bahkan menu sederhana seperti nasi dengan telur dan kecap sudah cukup untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan gizi yang dibutuhkan tubuh.

Lebih lanjut, Erna mengingatkan bahwa makanan olahan, meskipun praktis, umumnya tidak memiliki kandungan nutrisi yang memadai.

Konsumsi berlebihan terhadap makanan seperti ini dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang serius bagi kesehatan, termasuk masalah pada penglihatan, yang mungkin akan kita sesali di kemudian hari.

Dengan pesan ini, Erna berharap dapat memotivasi semua orang untuk lebih bijak dalam memilih jenis makanan yang dikonsumsi dan selalu mengutamakan makanan yang segar dan bergizi.

Kisah ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan gizi seimbang dalam tumbuh kembang anak, terutama bagi para orang tua yang cenderung memilih makanan instan untuk kemudahan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved